Duduk Paling Depan
Liburan tanpa instastory

Liburan tanpa instastory



Saya dan suami ambil cuti dari tanggal 15-20 Januari lalu. Sebenarnya nggak liburan yang gimana-gimana, nggak keluar kota atau ke luar negri (kayak banyak duit aje sih 😝). Kami cuma ke tempat orang tua di Sabak dan kota Jambi. Kalau dari tempat tinggal saya di kabupaten Tebo sekitar 5-7 jam. Kebetulan orang tua saya akan berangkat umroh, jadi kami sengaja datang untuk menghadiri pengajiannya. 
Tipe-Tipe Pengunjung Lapas (Part 2)

Tipe-Tipe Pengunjung Lapas (Part 2)



Sudah dua bulan terakhir ini saya ditugaskan menjadi petugas pendaftaran layanan kunjungan di Lapas tempat saya bekerja. Awalnya saya pikir asik nih, kalau jadi petugas pendaftaran nggak mikir yang namanya laporan. Kalau jam layanan kunjungan habis, selesai kerja saya. Tapi ternyata nggak semudah itu juga. Namanya melayani masyarakat yang berkunjung itu berarti saya bertemu bermacam-macam orang dengan karakter yang beda-beda. Mulai dari yang ramah sampai yang bikin urut dada.

1. Nggak ada kartu identitas, tapi maksa mau masuk

Syarat utama setiap pengunjung yang mau membesuk narapidana itu harus ada kartu identitas. Satu rombongan cukup 1 ktp saja. Sering nih saya temui orang yang mau berkunjung tapi pas diminta ktpnya jawabannya nggak ada karena ketinggalan, sudah ngurus tapi  belum jadi karena dikorupsi ._.” , ktp hilang pas malam tahun baru, ada aja jawabannya.

Terus saya tanya dong ada kartu identitas yang lain nggak? SIM? STNK boleh juga deh yang penting ada data nama dan alamat lengkap.

Malah dijawab “nggak ada bu, BPJS boleh?”

Eh buset, dia kira disini Puskesmas? Ini LAPAS woi.

Lain hari malah ada yang bilang “ATM aja boleh nggak bu?”

Kalau bersedia ngasih sama PINnya baru saya bolehin.

Ada-ada aja nih kelakuan pengunjung, masak kartu identitas nggak dibawa kemana-mana.

2. Nggak percayaan

Ada hari-hari tertentu selain tanggal merah, kunjungan ditiadakan.  Biasanya kalau di lapas lagi ada acara. Pengumuman sudah ditempel di depan pintu. Tetap aja ada beberapa pengunjung yang nggak percaya.

“nggak bisa besuk ya, bu?”

“nggak bisa, itu ada pengumumannya”

“tolonglah  bu, kami pengen ketemu dari jauh”

“emang dari mana?”

“(nyebut nama tempat)”

“ya ampun, itu cuma sejam dari sini besok aja balik lagi”

Tetap lho mereka nunggu di depan, dikiranya kita petugas layanan kunjungan ini bohong. Zzzzz.

3.   Ngaku keluarga tapi nggak tahu nama lengkapnya

Salah satu prosedur berkunjung saya harus tanya nama warga binaan yang ingin dikunjungi. Harus nama lengkap karena banyak nama warga binaan yang sama atau mirip. Saya juga butuh datanya untuk diinput di aplikasi SDP. 

“yang mau dikunjungi namanya siapa bu?”

“mi”

“hah?”

“mi, namanya mi.

“masak mi doang bu? Mi goreng?”

“haduh saya nggak tahu nama lengkapnya, biasa manggil mi..mi gitu.”

“ibu nih siapanya?” mungkin cuma kenalan jadi maklum kalau nggak tahu.

“saya keluarganya. Bibinya”

“lah, kalau keluarga kok nggak tahu nama lengkapnya?!!*

KZL.




4. Manggil seenaknya

“Yuk, mau besukan”

“daftar besukan, nte (tante)”

“ besukan, kak. “

Padahal jelas-jelas saya pakai seragam dan lagi kerja, kenapa nggak “Ibu” aja sih?

5. Ngasih tanpa diminta

Nah, kalau pengunjung kayak gini nih menyenangkan. Kami petugas lapas dilarang keras untuk pungli (pungutan liar) pada pengunjung. Ada banner nomor pengaduan kok kalau memang ada pungli. Tapi sesekali ada pengunjung yang tanpa diminta ngasih gorengan, rambutan, mangga. Saya sudah bilang “nggak usah bu (tapi sambil nyiapin kresek)” tetap mereka ngasih. Kan nggak enak ya nolak rejeki πŸ€—.

Pernah juga ada yang ngasih uang. Sudah ditolak juga, tapi dia bilang “jangan ditolak ini bukan suap”. Ya udah sih kalau si bapaknya maksa, hehe. Saya jajanin deh uangnya ke Alfamart di depan Lapas.

Ingat ya, berkunjung ke LAPAS itu GRATIS. Kalau ada oknum yang minta jangan mau ngasih.


6.  Bohong

Setiap pengunjung juga ditanya saat pendaftaran bawa hp atau nggak? Kalau bawa jumlahnya berapa? Karena HP nggak boleh dibawa sampai ruang kunjungan, harus dititip di locker yang sudah disediakan.

Ada nih pengunjung yang ditanya jawabnya satu, pas diperiksa ternyata hpnya ada dua. Atau bilangnya nggak bawa hp pas diperiksa kedapatan 1 hp. Biasanya yang model begitu langsung “diusir” karena dari awal sudah kelihatan niat nggak baiknya.  Kalau di Lapas memang harus waspada, soalnya bisa saja barang terlarang masuk lewat pengunjung.

7. Saya kira laki tahunya perempuan

Ini baru aja kejadian kemaren, ada yang mau besukan dan ngasih KTPnya. Saya reflek mau nyapa “mau besuk siapa pak?” eh pas lihat KTPnya jenis kelamin perempuan. Habis gaya si ibu itu kayak laki-laki. Rambut pendek, pakai celana jeans dan jaket.

Karena nggak enak hati saya ulang lagi “mau besuk siapa, mba? 😬”

***


Gitu deh suka dukanya kerja di bagian layanan kunjungan, kudu sabar menghadapi aneka ragam jenis sifat orang. Apalagi kalau pengunjungnya lebih galak daripada petugas. Dih, kudu nyetok sabar banyak-banyakπŸ˜“.

Ada juga yang kerja di bagian pelayanan masyarakat dan ngalamin kejadian lucu/aneh/unik? Share di kolom komentar ya.






[RelationTips] Pisah atau Maklumi

[RelationTips] Pisah atau Maklumi

Saya bukan ahlinya, pengalaman saya juga masih seujung kuku. Tapi dari saya single dulu, saya sering dijadikan tempat curhat tentang masalah rumah tangga dari orang-orang yang lebih tua dan berpengalaman. Saya masuk kerja mulai dari umur 19 tahun, otomatis di kantor rekan saya beragam umurnya. Entah apa yang bikin mereka percaya cerita sama saya yang bisa dibilang "masih bocah" di antara mereka.
Suka Duka 2017

Suka Duka 2017



Saya positif hamil dari Juli 2016, waktu itu saya pikir proses melahirkan akan menjadi momen paling berkesan di tahun 2017. Ternyata Allah SWT memberikan banyak kejutan sehingga banyak pula kejadian yang membekas di hati saya sepanjang 2017.  Bukan cuma momen menyenangkan seperti kelahiran anak pertama kami, tapi juga momen menyedihkan dimana keuangan keluarga sempat kritis, ketipu belanja online, baby blues, dan masih banyak lagi. 
Semua Orang Bisa Berbagi

Semua Orang Bisa Berbagi

Sewaktu SMA dulu saya sering sedih sendiri saat mau bantu korban bencana alam atau bakti sosial lainnya tapi nggak punya uang. Maklum anak kos, dikasih uang pas-pasan. Sampai saya kuliah saya masih berpikir bagaimana caranya saya bisa berkegiatan sosial walaupun nggak ada uang. Beruntung, senior saya mengajak untuk masuk ke sebuah komunitas sosial di Jambi. Namanya komunitas Sahabat Ilmu Jambi (SIJ), dimana kami datang ke panti asuhan untuk menemani anak disana bermain dan belajar.

Dijambak, Dipukul, Dicakar.

Dijambak, Dipukul, Dicakar.


Saya tumbuh di keluarga yang nggak pernah memakai kekerasan untuk menyelesaikan suatu masalah. Kalau dicubit sedikit ada sih, itu pun saya sadar memang saya lagi bandel. Tapi yang namanya disabet pakai ikat pinggang, atau dipukul pakai rotan seperti yang diceritakan teman-teman saya nggak pernah. Bagaimanapun cara orang tua mendidik memang beda-beda ya, kalau saya pribadi sangat nggak setuju dengan menerapkan kekerasan meski dengan maksud membuat anak menjadi disiplin.
Portofolio dan Kerja Sama

Portofolio dan Kerja Sama



Siapa sangka hobi menulis saya ternyata bisa mendatangkan rezeki. Baik itu dalam bentuk materi mapun pengalaman yang berharga. Membuat blog dari tahun 2009, saya baru tahu bahwa blog bisa dimonetisasi justru pada tahun 2017.

Meski terlambat, saya tetap banyak belajar agar tidak ketinggalan terlalu jauh. Dengan dilandasi semangat dan passion, Alhamdulillah  blog ini sudah mendapatkan banyak pencapaian.

Dengan tangan terbuka saya menerima berbagai macam bentuk kerja sama baik itu di blog maupun di akun media sosial saya. Besar harapan saya, apapun karya yang saya buat dapat bermanfaat bagi banyak orang. Termasuk memperkenalkan manfaat produk/jasa kepada pembaca dan followers.



Content Placement Berbahasa Inggris





Review Produk




πŸ’œ Ibu Cerdas Pilih Pompa Asi Berkualitas (Review Medela Swing Maxi)



Tulisan yang Dimuat di Media Daring





Lomba Menulis


πŸ’“ Juara 1 Lomba Blog Kratingdaeng
πŸ’“ Juara 1 Lomba Blog Aplikasi Atmago
πŸ’“ Pemenang hiburan Lomba Blog Prelo
πŸ’“ Juara 2 Lomba Blog Saliha.id

Buku Antologi


πŸ“˜Buku antologi cerpen dari Penerbit Hanami

πŸ“˜ Buku Antologi Ngeblog Seru Ala Ibu-Ibu dari komunitas IIDN (Ibu-Ibu Doyan Nulis)



Konten Instagram 



Untuk informasi kerja sama, dapat menghubungi e-mail: dudukpalingdepan[@]gmail[.]com πŸ˜‰
Semua Orang Bisa Kuliah [Review Universitas Terbuka]

Semua Orang Bisa Kuliah [Review Universitas Terbuka]

pengalaman kuliah di Universitas Terbuka (UT)

Dulu saya nggak kebayang sama sekali bakal menjalani perkuliahan dengan status sebagai ibu rumah tangga dan seorang karyawati di Lapas. Mikirnya pasti rempong banget, euy. Dulu saya waktu single aja kuliah masih ada keteteran ketika dalam satu minggu tugas barengan datangnya, belum lagi kuis-kuis dan ujian. Maklum sih, saya nggak pinter-pinter banget jadi kalau belajar nggak bisa lama-lama. Kelamaan dikit otak berasap.

Jadi Bisa Liburan Tenang Dengan Traveloka

Jadi Bisa Liburan Tenang Dengan Traveloka


Beberapa waktu lalu sebelum saya menikah, saya pernah pergi liburan sendirian dari Jambi lalu ketemuan dengan sahabat saya di bandara Jakarta. Kami sama-sama ingin ke Belitung. Saya senang banget karena itu pertama kalinya saya traveling tanpa keluarga. Sebenarnya dapat izin dari orang tua terutama ayah agak susah  karena beliau takut saya kenapa-kenapa. Tapi namanya sudah kebelet liburan segala cara saya pakai meyakinkan mereka. Akhirnya diizinkan juga dengan syarat harus sering-sering kasih kabar, handphone harus selalu aktif. 

Cerita Petugas Lapas : Istri Tua dan Istri Muda

Cerita Petugas Lapas : Istri Tua dan Istri Muda

 
source : brilio.net


Saya seorang petugas lapas, kebetulan untuk beberapa bulan ini saya ditempatkan di bagian layanan kunjungan. Tugas saya mencatat data pengunjung seperti namanya, alamat, dan hubungannya dengan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang dibesuk. 

Dari pekerjaan saya ini ada cerita yang menggelitik. Jadi ada seorang ibu kita sebut saja bawang putih. Si ibu bawang putih ini setiap hari selalu membesuk suaminya di lapas.

Smartphone Kece Harga Murce, Cocok Untuk Blogger.

Smartphone Kece Harga Murce, Cocok Untuk Blogger.


Ingat nggak kapan pertama kali kita punya handphone (hp)? Kalau saya pertama kali punya hp itu waktu kelas 6 SD. Hp nya masih tipe pholyponic gitu yang layarnya hitam putih dan ringtonenya te-no-net-te-no-net. Meskipun begitu saya bangga banget bisa punya hp disaat banyak teman-teman di sekolah belum punya. Padahal saya punya hp bukan karena anak orang kaya, tapi kebetulan kakak saya beli hp baru dan adeknya dapat lungsuran 😝. 
Question & Answer setelah kelulusan CPNS Kemenkumham

Question & Answer setelah kelulusan CPNS Kemenkumham

Harus saya akui sih trafik blog saya cukup tinggi itu karena postingan saya tentang pengalaman jadi petugas lapas (polsuspas/sipir). Puncaknya saat tahap seleksi cpns Kemenkumham beberapa bulan lalu sampai setiap hari ada puluhan email dan DM yang masuk. Disela-sela waktu saya sebagai emak-emak rempong saya usahain jawab semuanya. Karena saya ingat jaman saya dulu nggak nemu blog yang bahas tentang pekerjaan sebagai petugas lapas, mau nanya langsung nggak ada keluarga/sodara/teman yang kerja di lapas.