√ 9 Etika Pinjam Meminjam yang Wajib Diketahui - Duduk Paling Depan

9 Etika Pinjam Meminjam yang Wajib Diketahui

Etika pinjam meminjam

Ketika seseorang minjam uang, manisnya minta ampun. Suaranya lemah lembut dengan intonasi yang bikin iba, seraya berjanji akan membayar secepat mungkin. Giliran ditagih setelah lewat dari tanggal yang dijanjikan, malah galaknya minta ampun, bahkan nggak jarang yang diutangin yang dimaki. Ckckckck. 

Familiar dengan kejadian di atas? Saya yakin banyak yang mengalaminya. Perkara utang piutang ini seperti dua mata pisau yang bisa bermanfaat dan bisa pula menyakiti. 

Itulah kenapa sebisa  mungkin kita jangan sampai terlibat dengan urusan berutang. Kecuali memang kita yakin mampu bisa membayarnya dengan amanah dan sesuai ketentuan prinsip dan nilai agama yang kita yakini.

Apa lagi untuk yang sudah berkeluarga, sebisa mungkin mengatur keuangan rumah tangga sebaik mungkin, seperti yang mbak Steffi Fauziah tuliskan dalam blognya tentang cara mengatur keuangan rumah tangga agar tak mudah habis. 

Saya sendiri nggak anti dengan utang piutang, karena saya pun punya utang  kepada lembaga syariah dan orang terdekat. Masalahnya memang bukan di perkara soal pinjam meminjamnya, tapi etikanya. 

Etika Pinjam Meminjam yang Wajib Diketahui

1. Pinjam hanya untuk kebutuhan mendesak atau untuk aset guna/ aset produktif


Dalam hidup kita pasti pernah mengalami situasi yang sulit, dimana kita membutuhkan uang yang cukup besar dalam waktu yang cepat. Meminjam kepada lembaga/kerabat bisa jadi solusinya. 

Namun sebelum memutuskan meminjam, lihat dulu apa yang kita punya. Apa kah masih ada tabungan? Kalau nggak ada atau nggak cukup, adakah yang bisa dijual? Digadaikan sementara? 

Karena jangan sampai kita meminjam uang kepada orang lain padahal di tangan masih ada perhiasan emas yang melingkar. Masih ada tas branded yang hanya jadi pajangan di lemari, atau smartphone mahal yang hanya dipakai untuk selfie. 

Soalnya saya pernah pengalaman, ada orang yang minjam uang dengan alasan untuk orang tuanya. Tapi saya lihat di jarinya ada dua cincin emas, di pergelangan tangannya ada satu gelang, dan di lehernya juga terjuntai kalung emas. 

Okelah, terlepas bisa jadi perhiasan itu palsu, tapi masih ada smartphone mahal dalam genggamannya. Terus nggak lama setelah pinjam, dia upload foto jalan-jalan ke mall dong. Asli, nyesek banget rasanya. 

Selain untuk hal yang mendesak, pinjam uang juga sebaiknya untuk membeli aset guna atau aset produktif saja. Misal kalau aset guna adalah rumah. Karena kalau nggak mencicil (berarti pinjam melalui bank), ya entah kapan terkumpulnya uang, sedangkan harganya naik terus. 

Kalau aset produktif misalnya untuk modal usaha, modal buka kantor, modal beli alat jika yang dijual adalah jasa, dan lain sebagainya. Buat yang anti riba club, kan ada pilihan cicilan dengan lembaga syariah. 

Jadi, kalau untuk kebutuhan konsumtif lebih baik jangan ya. Apa lagi kamu pinjamnya ke teman, kerabat, saudara. Duitnya untuk foya-foya, terus nggak bisa bayar, resikonya pertemanan dan silahturahmi bisa rusak. 

2. Hitung kemampuan sebelum meminjam 


Saya pernah nonton vlog salah satu akun financial planner yang bilang bahwa uang itu soal angka, jadi bisa diukur, bukan hanya pakai perasaan. Begitu juga sebelum berutang, pastikan kita menghitung jumlah penghasilan bulanan, dikurangin kebutuhan premier, sekunder, tersier, apakah masih bisa membayar utang?

Kadang memang karena keadaan mau nggak mau meminjam lebih dari kemampuan. Kalau begitu caranya adalah pangkas banget kebutuhan yang nggak penting, dan prioritaskan membayar utang. Bisa juga dengan cari pekerjaan sampingan. 

Jangan sampai, nggak mau mengurangi gaya hidup akhirnya tuh utang nggak kebayar-bayar. Orang yang diutangi bisa gondok banget lihat yang ngutang gaya hidupnya wow banget, minumnya aja kopi kekinian 60ribu/cup dan itu setiap hari belinya. Eh giliran utang 250ribu udah tahunan nggak dibayar-bayar.

3. Jangan bohong


Kesal nggak sih kalau ada yang ngutang janji bayar misalnya awal bulan setelah gajian, atau dia bilang pokoknya minggu depan dibayar. Giliran tanggal yang dijanjiin tiba, ternyata nggak dibayar dong. Ngasih kabar aja nggak. 

Jadi, ketika meminjam pastikan untuk jujur. Sampaikan kapan kemampuan kamu bisa membayar, apakah akan dibayar sekaligus, atau dicicil. Lebih baik jujur di awal baru bisa mengembalikan dalam jangka waktu yang lama sekitar 3-6 bulan, dengan cara dicicil.

Daripada sok iya ngomong bakal dibayar sekaligus bulan depan, tapi kemudian ngilang atau kontak kita diblock. 

Selalu ingat, bahwa orang yang meminjami kita uang itu sudah baik banget mau menolong. Apa lagi kalau dengan teman/saudara biasanya kan nggak pakai bunga kayak di lembaga keuangan. Masak iya kita mau khianati kebaikannya dengan berbohong?

Kalau memang dari tanggal yang dijanjikan kita nggak bisa bayar, langsung hubungi dia duluan. Jelaskan apa yang terjadi, dan solusi dari kamu apa, terus minta tenggang waktu lagi dengan cara baik-baik. Bahkan jika perlu, berikan dia jaminan barang berharga yang kita punya, kalau nggak ada minimal identitas kita.

Jangan sampai deh, yang ngutangin malah yang sibuk ngehubungin duluan, jatuhnya malah ngemis-ngemis duit dia sendiri. 


4. Jangan lebih galak daripada yang ngutangin


Seperti yang saya tuliskan di awal, sering banget kejadian yang diutangin malah lebih galak daripada yang memberikan utang. Padahal pas awal minjemnya, uuh manis banget ucapan dan nada suaranya. Giliran ditagih, ngelak, eh terus malah marah dan ngancam. 

Jangan kayak gitu ya gengs. Jangan merusak persahabatan yang sudah dijalin bertahun-tahun, jangan merusak tali silahturahim hanya perkara utang yang harusnya bisa diselesaikan baik-baik. 

Lagi pula kalau kita bilang baik-baik dan menjelaskan kondisi yang sebenarnya siapa tahu malah dikasih keringanan atau malah dikasih lunas gitu aja. 

5. Tetap kembalikan walau sekecil apapun jumlah utang


Pernah minjam duit teman buat bayar parkiran sebesar Rp2000? Atau pinjam Rp10.000 buat bayar beli map di fotokopian? Kesannya receh ya. Apa lagi kalau teman kita itu emang orang kaya. Apa lah artinya sepuluh ribuan bagi dia. 

Eits, etikanya tetap kembalikan berapapun jumlah yang kita pinjam. Mungkin kesannya receh, tapi kalau pinjam 10ribunya lima kali, sudah 50ribu. Awalnya teman oke-oke aja, lama-lama bisa kesal juga. 

Lagi pula, itu akan menunjukkan pribadi kita apa kah bisa dipercaya atau nggak. Kalau kita tetap bayar sekecil apapun yang kita pinjam, siapa tahu suatu hari nanti kita butuh dalam jumlah besar, teman akan tahu bahwa kita orang yang amanah. 

Saya sering banget ngingatin suami. Karena dia orangnya nggak suka bawa dompet. Jadi kalau ada keperluan mendadak suka pinjam uang temannya 20ribu atau 50ribu. Saya selalu ingatin untuk segera ganti. Kalau dia bilangnya "ah nggak apa-apa nanti-nanti aja, dia nggak nagih kok" itu saya bakalan marah. 

Kita mungkin pikir teman kita nggak butuh duit segitu, kecil bagi dia. Tapi kan kita nggak tahu aslinya bisa jadi itu lembaran 50ribu terakhir yang dia punya sebelum gajian, demi nolongin kita dia rela minjemin dulu. Makanya nggak boleh ditunda-tunda. 

6. Tetap kembalikan pinjaman walau yang memberi pinjaman sudah lupa


Ada cerita suatu hari di Facebook senior saya ngirim message kalau dia pernah pinjam uang ke saya bertahun-tahun lalu, tapi dia juga lupa dan ingat karena nggak sengaja baca ulang message lama. Saya juga lupa bahkan nggak ingat jumlahnya. Tapi saya hargai niat dia mengembalikannya dan saya berikan nomor rekening.

Sikap yang sangat saya hargai karena itu salah satu etika yang bagus. Sekalipun yang ngutang dan yang memberi utang sama-sama lupa, tetap segera kembalikan ketika ingat. Jangan malah ngerasa bersyukur kalau pemberi utang lupa. Dia boleh lupa, malaikat tetap nggak lupa untuk mencatat semisal kita sengaja nggak mau bayar utang, jatuhnya malah dosa.

Ingat, utang adalah utang. Bukan sedekah. Kalau yang memberikan piutang ingat, dia wajib menagih, dan kewajiban yang mengutang adalah membayar.

7. Jangan jadi pengutang yang doyan "ngemplang"


Setelah melalui banyak pengalaman, saya memperhatikan sifat-sifat orang yang suka minjam salah satunya adalah yang doyan "ngemplang". Maksudnya adalah dia ngutang dan memang nggak berniat membayar. 

Jadi utangnya banyak banget dimana-mana, dan memang nggak ada niat untuk bayar. Nggak peduli sama silahturahmi dan pertemanan, kalau yang diutangin nagih tinggal block atau marah dan lebih galak. 

Sama lembaga pinjaman pun dia sengaja nggak mau bayar. Apa lagi zaman sekarang banyak pinjaman online yang syaratnya mudah banget kan. Saya pernah baca di suatu grup facebook, ada yang ngaku minjam ke banyak pinjaman online, terus ngehapus aplikasinya, ganti nomor, dengan tujuan menghindari debt collector karena memang nggak niat bayar. 

Orang modelan begitu bahkan berani minjam dengan orang yang baru dikenalnya di dunia nyata maupun di dunia maya. 

Geleng-geleng kepala deh lihat orang model begini, tapi nyata adanya. Dapat uang instan emang enak ya, tanpa harus nabung susah payah dulu. Tapi ingat, orang yang uangnya nggak dibalikin bisa sakit hati. Rasa sakit hati itu bisa jadi dikembalikan Allah dengan caraNya kepada orang yang doyan ngemplang.

8. Jangan jadikan utang sebagai kebiasaan


Sedikit cerita dari saya kecil dulu, orang tua saya nggak suka banget kalau saya minjam barang dari teman. Padahal menurut saya itu hal yang biasa. Misalnya pulang sekolah main ke rumah teman masih pakai seragam. 

Seragamnya ketumpahan sirup, nah sama mama teman saya dipinjami baju kaos. Saya pulang ke rumah pakai kaos itu, dilihat mama langsung ditanyain dong itu kaos siapa. Ketika saya jelasin, langsung disuruh buka, dan langsung dicuci. 

Sambil diomelin juga, diingatin untuk bawa kaos cadangan sendiri kalau memang ada niat mampir ke rumah teman. Besoknnya kaos udah kering dan disetrika harus segera dikembalikan. Kalau masih ada di lemari, saya kena omel lagi. 

Segitunya hal tersebut tertanam dalam diri saya, jadi saya pun belajar untuk nggak meminjam barang orang sembarangan, terlebih kalau sebenarnya saya sudah punya. 

Bukannya nggak boleh sama sekali ya. Kadang saya butuh uang banget, ortu lagi jauh, mereka juga nyaranin pinjam duit teman dulu. Begitu mama papa pulang, nanti langsung digantiin. Intinya boleh minjam, tapi kalau mendesak, dan harus segera dikembalikan. 

Sampai saya dewasa, saya gengsi banget untuk pinjam barang/uang ke orang kecuali terdesak, memang dompet ketinggalan (jadi nanti bisa segera diganti) atau saya udah berusaha untuk beli barang tersebut tapi nggak ada dan terpaksa pinjam dulu. 

Apa yang diajarkan orang tua adalah pelajaran berharga yang akan saya turunkan juga ke anak saya.

9. Jangan meminjam uang melalui media sosial, atau pada teman lama yang baru dihubungi kembali


Kenapa baiknya meminjam jangan melalui media sosial? Sebisa mungkin kita yang perlu datangi langsung agar bisa jelas perkara kenapa kita butuh pinjaman. Hitung-hitung sekalian silahturahmi juga, siapa tahu malah dapat jalan rezeki lainnya.

Jangan juga pinjam dan meminjamkan di media sosial dengan orang yang belum pernah/jarang ditemui sebelumnya. Kita nggak tahu apa dia bisa dipercaya atau nggak. Kalau setelah dipinjamin terus kita diblock atau dia deactive akun gimana? Ribet urusannya. 

Terus please banget hargai pertemanan. Jangan cuma ngehubungi teman lama cuma basa-basi sekedar terus minjam duit. Pas dia susah belum tentu kamu simpati sama dia, pas dia senang ngasih selamat juga nggak, giliran butuh eh auto nge-DM terus nanya-nanya dikit sambil minjam duit. 

Lagi pula kalau dipikir-pikir, kemana sahabat-sahabatnya yang diajak pas senang-senang? yang diupload di feeds dengan hashtag #bff #friendshipgoal? Kenapa giliran butuh duit ngehubunginnya teman lama yang disapa aja jarang?

T_T

***

Nah itu dia 9 etika pinjam meminjam yang wajib kita ketahui. Jadi berutang itu boleh-boleh saja asal amanah, memberikan utang pun juga boleh bahkan dapat pahala karena niat menolong. Makanya pastikan prosesnya dilakukan dengan baik ya. 

Oh ya disclaimer juga bahwa saya nggak menyindir siapapun. Sejauh ini yang memang benar-benar teman dan keluarga pasti meminjam dengan amanah. Saya pun pernah meminjam. Saya selalu berusaha mengembalikannya tepat waktu, dan saya sangat nggak keberatan jika diingatkan ketika lupa. 

Kalau kalian pernah punya pengalaman apa nih terkait perkara pinjam meminjam barang/uang? Ceritakan di kolom komentar ya.


Get notifications from this blog

19 comments

  1. waah kl semua manusia punya pemikiran gini rasanya adem bgt ya.. wkwkwk
    soalnya nggak jarang beberapa temen yg minjem duit tp malah buat foya2, giliran ditagih ngamuk2 :(

    ReplyDelete
  2. sy setuju jika mau berhutang pastikan ini adalah opsi terakhir dari sekian usaha yg sdh kita lakukan dan tentunya berhutang untuk. keg.produktf

    ReplyDelete
  3. No 4 itu realita yang menyakitkan banget sis hihi, terkadang kita niat minjami karena niat baik, eh ditagih menyeramkan... Habis itu gak mau lagi haha

    ReplyDelete
  4. segala sesuatu hrs ada etika nya ya mba..tak terkecuali pinjam.meminjam apalagi.ttg uang..menurut sy perkara uang langsung.bisa membuka karakter asli seseorang, jadi kalau ada org baru kenal sdh berani pinjam uang sy maka kita langsung tau karakter org tsb yg bisa bikin kita waspada..

    ReplyDelete
  5. Nauzubillahminzalik ya Kak. Semoga kita mah ga menjadikan berhutang sebagai kebiasaan dan ngga jadi orang yang ngemplang. Ngeri soalnya ya, takut ga selamat di alam barzah dan di akhirat

    ReplyDelete
  6. Jangan lebih galak dari yg ngutangin itu bener banged huhuu... pernah sih hampir ngalemin yg kaya gitu wah terpaksa deh galak mode on sayanya... kl gak gitu bisa dia yg lebih galak, enak ajahh haha

    ReplyDelete
  7. Tapi teman kalau nggak dihutangi pasti retak hubungan kak, pasti nggak semanis dulu. Eh dihutangi lebih parah dong, sudah uang melayang persahabatanpun hilang *dilema kan kak?

    ReplyDelete
  8. Yes kak Enny..
    Saya dari kecil juga diwanti-wanti sama mama jangan suka berhutang. Dan saya entah kenapa kalo ngasih orang hutang, suka ada firasat. Kalo orangnya males balikin saya udah kerasa duluan..
    Tapi ada yang tetap saya kasih, sengaja biar dia gak balik lagi neror.

    ReplyDelete
  9. Bisa tuh ditambah lagi tipsnya Mbak, catat hutang meski sekecil apapun, sebab ia tetap harus diganti kalau gak di dunia, di akhirat nanti. Dan lagi banyak juga orang yang berhutang dengan alasan yang dibuat-buat Mbak. Padahal berhutang sebaiknya dihindari

    ReplyDelete
  10. nah bener banget nih, selain itu kalau hutang jangan lupa untuk ngabarin ke yang ngasih hutang kalau belum bisa bayar. jadinya yang ngasih hutang enggak nunggu2 terus hehe. intinya komunikasi jg harus lancar yaa. makasih tipsnya mba.

    ReplyDelete
  11. Janjinya dibalikin 2 bulan, tp sampe 3 tahun gk lunas-lunas. Kita yg mau minta hak malah jd kyk ngemis :(

    ReplyDelete
  12. 3 dan 4 tu sering banget kejadian. Yang minjemin butuh, yang dipinjemin masa bodo. Naudzubillahimindzaalik.

    ReplyDelete
  13. Saya sepakat dengan pinjam uang untuk keperluan penting, seperti investasi, penddikan, dan saat sakit. Tapi ya tergantung kondisu orangnya. Kalo bener2 ga punya uang untuk makan, ya gimana lagi.
    Semoga Allah memudahkan kita membantu mereka yang membutuhkan..

    ReplyDelete
  14. sebagai yang minjemin, harus iklhas dulu sebelum minjemin
    pikirkan kemungkinan terburuk dan lapangkan hati

    ReplyDelete
  15. kalo semua orang berbrilaku seperti ini pasti gak was-was ingin meminjamkan uang. tapi kebanyakan teman-teman yang aku beri utang janjinya bayar 5 hari lagi eh sampai 2 bulan lebih gak di bayar, giliran aku minta banyak alesan dan jadi lebih galak.

    ReplyDelete
  16. Paling kesel nih mbak kalau tiba2 ada yg inbox di Fb atau IG, tmn lama yg udah ga pernah kontak, tiba2 tanya kabar, perasaanku ga enak, bener kan ujung2an pinjem duit, hadeh.

    ReplyDelete
  17. kalau berhubungan sama pinjam meminjam ini memang agak gimana gitu. nggak enak hati tapi mau minjamin ya agak males juga, tergantung orangnya
    bahkan nggak jarang, soal pinjam meminjam yang bisa bikin persahabatan rusak

    ReplyDelete
  18. Aku bbrapa kali dihubungin temen lama. Bahkan ada yg udah 10th lbh ga ketemu.. biasanya karena 2 alasan, nawarin MLM atau minjemn duit 😅

    ReplyDelete
  19. Aku pernah ngalamin temen ga bayar utangnya, yg bikin marah dia itu posisi di kantor lebih tinggi dari aku mba. Dan aku tau pasti gajinya lebih gede juga. Tapi masih ngutang. Sebulan dua bulan nunggak, akhirnya aku ancem, aku bakal laporin ke HRD. Disitu dia baru bayar. Ga tau deh dpt uangnya drmana. Mungkin hasil utangan juga. Krn bbrp bulan kemudian, aku dan beberapa temen dapat SMS dari debt Coll, utk menghubungi si teman itu, supaya bayar utangnya ke mereka. Cara2 yg sering dipake Ama pinjol nih. Temenku sampe di teror. Kita laporin LG ke HRD. Sama HRD dia lgs dipindahin tugas utk ga megang uang lagi. Krn ditakutkan kalo sampe khilaf, dia bakal pake uang nasabah utk bayar utang2nya.

    Aku skr ini punya prinsip, ga akan mau ksh pinjaman, kecualiii untuk sahabatku yg udh aku kenal bangeeetttt, dan utk keluarga inti kayak adik2ku.itupun kalo jumlahnya kecil , mnding aku ksh aja drpd pinjemin. Selain mereka2 itu sorry...

    Drpd ntr susah ditagih dan malah berantem. Pernah ada yg minta, aku lgs bilang,uang tunai aku ga punya . Tp emas batangan. Kalo mau pinjem, harus balikin sebesar emas batangan yg dipinjem dan dalam bentuk emas juga. Dia mundur. Krn tau emas bakal naik trus. Artinya yg dia balikin pasti jd lbh tinggi. Aku tau dia bakal nolak sih. LBH bgs begitu. Tp utk org2 yg aku tau suka ngemplang, aku ga bakal ksh pilihan, lgs tolak. Kejam sih, tapi drpd aku yg rugi toh..

    ReplyDelete