√ Masak Sehat dan Enak dengan Himalayan Salt dan Kaldu Organik - Duduk Paling Depan

Masak Sehat dan Enak dengan Himalayan Salt dan Kaldu Organik


Dulu saya sering banget ngerasain sakit kepala. Hampir tiap hari malah. Saya pikir kenapa ya? kalau gara-gara uang alhamdulillah ada kok walau dikit, hehe. Kalau masalah asmara sih nggak pernah ada yang berarti karena waktu itu jomblo juga. Intinya saya nggak ngerasa punya masalah berat tapi kok sering sakit kepala?


Akhirnya saya mulai ngeh saya sakit kepala itu lebih sering di tempat kerja. Bukan karena kerjaannya banyak tekanan, tapi karena di tempat kerja saya makannya mie instan dan nasi bungkus melulu. Namanya juga tinggal jauh dari orang tua, kebetulan juga tempat kerja itu terletak di jalan lintas jadi nggak banyak orang yang berjualan makanan.

Saya coba browsing-browsing, ternyata pengaruh MSG yang berlebihan pada makanan bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan. Ada yang baru terasa setelah bertahun-tahun kemudian, ada juga yang juga langsung berasa kayak yang saya alami, yaitu sakit kepala.

Saya langsung ber "ooooooooh" panjang. Saya kira saya kebanyakan mikirin dimana letak jodoh, sampai sakit kepala ternyata karena makanan ber-MSG.

Kalau dipikir-pikir memang waktu itu saya makan mie instan sudah kayak makan nasi. Sehari bisa 1-2 bungkus. Soalnya memang mie instan yang mudah didapat, mudah dibuat. Kalau laper tapi harus masak rendang dulu kan keburu saya sakit maagh.

Belum lagi kuah gulai pada nasi bungkus yang sering saya konsumsi. Dipikir aja setiap rumah makan pasti masak dalam jumlah besar sekaligus. Kalau kita masak gulai satu panci kecil mungkin boleh lah pakai micin 1 sendok teh, tapi kalau kualinya kuali raksasa? pasti lebih banyak, kan.

Tapi sayangnya micin memang enak sih.
We love micin, but....

Cuma karena nggak tahan kalau harus nenggak Paracetamol terus menerus, saya mulai mengurangi mie instan, snack-snack gurih, dan kalau beli nasi bungkus minta nggak pakai kuah gulai.

Lumayan banget berkurang sakit kepalanya (sekarang sakit kepala cuma pas lagi bokek aja atau pas anak berantakin ruangan yang baru selesai dibersihkan #curcol).

Setelah saya menikah terutama ketika hamil dan punya anak, saya jadi rajin baca info-info di grup ibu-ibu tuh. Disitulah saya tahu tentang Himalayan Salt dan Kaldu Organik.


Kenapa saya ganti garam beryodium atau sering juga disebut garam meja ke garam Himalayan? 

Karena ternyata garam meja itu bukan garam yang diambil dari laut melainkan yang biasanya di tambak. Sesuai namanya harusnya garam itu bukan untuk dicampur pada bahan masakan melainkan ditambahkan pada makanan yang sudah matang, sesuai selera. 

Saya sendiri juga baru tahu belakangan ini. Soalnya dari kecil tahunya ya garam meja atau garam yodium itu untuk ditambahkan pada masakan. Padahal kalau dimasak malah bisa merusak kandungan yodiumnya. Ini saya tahunya dari sharing dr.Kanya Sp.A di Instagramnya. 


Sedangkan Himalayan Salt berasal dari tambang garam terbesar kedua di dunia yang bernama Khewra Salt Mine yang berada di kaki pegunungan Himalaya. Garam Himalaya merupakan salah satu garam paling murni yang ada di dunia. Warnanya dan bentuknya juga unik, seperti kristal pink yang menunjukkan kandungan zat besi di dalamnya. 

Intinya kan memang garam bukan cuma berfungsi sebagai penyedap rasa pada makanan, tapi juga berfungsi untuk asupan dalam tubuh kita. Nah manfat garam Himalaya ini banyak banget diantaranya mengandung banyak mineral, mempertahankan hidrasi tubuh, dan bisa meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi pada makanan. Coba googling deh untuk lebih lengkapnya. 


Selain warnanya yang berbeda dari garam biasa, saya cicipin langsung garam ini rasa asinnya nggak terlalu nyelekit. Kebayangkan kalau kita kemakan garam sedikit biasanya wajah langsung meringis. Ini memang asin tapi nggak bikin sampai muka saya ketekuk 10 lipatan gitu. 

Sekarang saya selalu pakai ini buat masak. Nggak cuma itu, saya juga mengandalkan garam himalaya ini kalau lagi sakit tenggorokan. Caranya campurkan 1 sendok garam dan 1 sendok cuka apel ke dalam air hangat, lalu kumur-kumur menggunakan air campuran itu. Lakukan pagi pas bangun tidur atau kapan aja ketika tenggorokan sakit. Biasanya sih besok juga sakit tenggorokan saya hilang. 

Harganya memang lebih mahal dibanding garam biasa. Sekitar Rp30000 untuk 1/4 kg. Tapi karena mikirnya kita pasti mengkonsumsi garam setiap hari, lebih baik mahal sedikit demi kesehatan tubuh sekeluarga untuk jangka panjang. 

Nah kalau masak cuma pakai bumbu garam kurang mantul dong, ya? kudu pakai penyedap rasa lagi nih kayak Ojonomoto atau Royciyosi (sengaja diplesetin). Tapi berhubung MSGnya kuat banget dan efeknya kayak yang saya ceritain di atas. Makanya saya juga beralih ke kaldu organik. 


Kalau dari segi tekstur, hampir mirip kok dengan kaldu pasaran lainnya. Cuma lagi-lagi wangi dan rasanya nggak terlalu menyengat karena memang dibuat tanpa penguat rasa tambahan. Kalau masak pakai kaldu biasa, mungkin cuma butuh anggaplah 1sdt, tapi kalau pakai kaldu organik ini takarannya saya buat dua kali lipat biar lebih berasa. 

Alhamdulillah masakan tetap enak (muji masakan sendiri) tapi nggak bikin sakit kepala lagi. Apalagi kan sekarang anak saya Mukhlas sudah makan masakan keluarga, jadi tentu saya masak sekaligus untuk dia. Paling kalau pengen pedas saya bikin sambal terpisah. 

Baca Juga : Menjaga Imunitas Anak Dengan Botanina Immune Guard

Kalau ngomongin harga memang lebih mahal ya, tapi lagi-lagi ingat untuk jangka panjang. Oh ya, saya biasa pakai kaldu organik nggak cuma merk Maseko seperti di foto, tapi juga ada merk Sun-V. Saya beli yang mana lagi ada stock aja di toko organik online langganan saya. 


Ngomongin produk organik, bukan berarti saya orang yang saklek banget ya. Kami sekeluarga masih suka makan dan jajan di luar, dan tentu nggak bisa menolak saat harus makan di rumah saudara yang kita nggak tahu proses masaknya bagaimana. Namun itu nggak setiap hari, tentu porsi makan lebih banyak ya masak sendiri di rumah. 

Cuma ada dua makanan yang saya tegas banget melarang diberikan ke Mukhlas, yaitu mie instan dan snack kayak chiki-chiki gitu. Rasa asin dan gurihnya kuat banget, ya memang kandungan MSGnya yang membuat begitu. Cukup emak bapaknya yang sulit lepas dari jeratan micin yang bikin nagih itu. 

Hanya saja kadang pertahanan saya runtuh ketika neneknya datang berkunjung dan dengan suara yang riang ngomong begini "Mukhlas, nenek bawa chiki. Yok makan sama nenek". Mau ngelarang tapi nggak enak hati, kan. Cara ngakalinnya sih saya ikutan makan biar cepat habis, terus malah anaknya nangis.

Baca Juga : Idealis Tapi Realistis

Bagaimanapun juga apa yang kita makan berpengaruh besar terhadap kesehatan kita. Makanya setiap ketemu mbah-mbah yang umurnya di atas 80 tahun tapi masih bugar pasti saya tanyain makannya apa. Rata-rata menjawab makan biasa kayak ikan dan sayur-sayuran tapi bumbunya garam doang dan tentu saja mereka nggak doyan junkfood atau snack berpengawet. 

Sedangkan saya dari kecil sarapan pagi hampir tiap hari Indomie, belum jajannya, pas punya duit sendiri beli junkfood dan nasi bungkus juga sering banget. Ah sudahlah, nggak ada kata terlambat untuk berubah lebih baik.

Berharap banget suatu saat nanti produk-produk organik ini dipasarkan secara luas dan merata ke seluruh daerah di Indonesia, jadi saya nggak perlu beli online setiap bulannya. Sekalian mengedukasi masyarakat untuk masak makanan yang lebih sehat.

See ya on another review. 

Update:
Karena banyak yang nanya beli dimana saya update ya, saya biasa beli di e-commerce seperti shopee, tokped atau Jdid yang mana lagi promo aja :P tokonya "Nourish Indonesia" atau "House of Organic". Bisa juga langsung search di kolom pencarian dengan kata kunci "Himalayan Salt" dan "Kaldu non MSG". 








Get notifications from this blog

46 comments

  1. wah baru tau ada kaldu organik ga mengandung msg. beli dimana ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. di Olshop mba, biasanya saya beli di "Nourish Indonesia" atau di "House of Organic"

      Delete
  2. Saya baru tau kalau garam meja disebut "meja" karena dipakai setelah masakan matang :h

    ReplyDelete
  3. Bagus banget tuh Himalayan Salt

    ReplyDelete
  4. Apa nama toko online organiknya mba?? Jadi tertarik mau beli juga hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. biasanya saya beli di "Nourish Indonesia" atau di "House of Organic" mereka ada di tokped dan shopee

      Delete
  5. Wah saya baru tau banget lho harusnya garam itu ditambahkan ketika masakan udah jadi. Tapi harusnya gapapa juga kali ya ditambahkan ke masakan, asal nggak kebanyaka. Kalo kaldu aku masih setia sama kaldu jamur toto**, Mba. Abisnya gurih, padahal nggak MSG ya. Hahaha

    Resolusi 2019 juga saya mau lebih bijak makan nih. Umur masih di bawah 30 tapi udah banyak keluhan kesehatan T___T

    Makasih banyak infonya, Mba!

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak jen saya juga pakai kaldu jamur, enak banget untuk bikin telor dadar :D

      Delete
  6. aku juga kalau makanan kebanyakan MSG langsung tegang leher. heu. kalau di rumah makainya kaldu jamur sih. kalau himalayan salt ini penasaran tapi ini harganya berapa kali lipat garam biasa ya? heu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba emang rada mehong tapi demi invest kesehatan tubuh jangka panjang hehe

      Delete
  7. Mbak, aku langsung ketawa ngakaq pas lihat fotonya si kaldu organik, MASEKO!
    Mari masak, MasEko! :6

    ReplyDelete
  8. aq makan indonmie itu paling sebulan sekali apa 2 kali, dan harusnya zaidan ikutan aq, karena biasanya aq kasih 2-3 sendok indomie itu kedia, buat makan pakai nasi, tapiiii karena kita tinggalnya masih sama orangtua jadi kadang tanpa aq tahu yah dia dikasih makan indomie, akhirnya aq kalau makan indomie ngumpet2 deh, hehehe

    aq juga lagi mulai pakai yang organik untuk bumbu2 biar lebih sehat, karena makin berumur makin sadar deh kesehatan yang paling penting, gak apa deh beli lebih mahal untuk bumbu yang penting nantinya bisa lebih sehat dan gak numpukin penyakit di usia tua.

    ReplyDelete
  9. Saya kalau lg makan diluar, trus abis makan tetiba enek, mual dan pusing, sudah dipastikan makanan itu banyak mengandung MSG. efek nya berasa banget yaa kebanyakan MSG?

    ilmu baru banget ni mba buat saya, baru tau kalo garam di masak bisa merusak yodiumnya.. kenapa gak kepikiran yaa? jadi pengen beralih ke himalayan salt juga. trus kaldu organik, bisa dipake untuk MPASI juga kali ya mba?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, saya pakai ini untuk mpasi anak saya juga

      Delete
  10. Wa klo kyak saya lebih sering makan yg instan2 instan mbk kyk mie...

    ReplyDelete
  11. mau beli juga yang organik, aku masih pake garem biasa dan royco wkwk. Pengen beli kaldu jamur sebenarnya tapi enggak banyak yang jual di sini, kubingung ~ Baca tulisan ini jadi kepengin juga beli yang serba organik hihi. Makasih sharingnya mba.

    ReplyDelete
  12. Aku baru tahu nih mbak. Tapi kalau masak sendiri aku memang nggak pakai micin. Cuma garamnya masih garam meja. jadi pengen beli garam organik. Mungkin kalau dipakai takarannya lebih banyak dari garam meja, gitu ya mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba bner biasanya saya double-in takarannya. :D tapi sesuai selera juga sih.

      Delete
  13. saya pernah beli tu himalayan pink salt, tapi kalau kaldunya belum pernah nemu.
    Jujur aja, kaldu organik ama yang biasa di pasaran, terasa beda di lidah saya

    ReplyDelete
  14. Mbak... Kaldu organiknya belu dimana? #serius nanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. biasanya saya beli di "Nourish Indonesia" atau di "House of Organic" mereka ada di tokped dan shopee

      Delete
  15. Wah aku baru tau banget mbak garam himalaya ini bisa diufungsikan sbg pengganti garam meja, aku rutin pakai himalayan pink salt, tp buat campuran facial foam, buat cuci muka hihi, tp memang klaimnya himalayan pink salt itu bisa dimakan jd memang aman dikonsumsi ya, untuk harganya emang tergolong cukup mahal

    ReplyDelete
  16. Dduuh selama ini aku salah klo masukin garam pas masak. Ehya ini bisa beli di mana sih ini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. biasanya saya beli di "Nourish Indonesia" atau di "House of Organic" mereka ada di tokped dan shopee

      Delete
  17. Jadi pengen beralih ke organik juga, nih. Sayangnya, agak sulit untuk mendapatkan yang serba organik. Mudah-mudahan penjualan produk-produk organik semakin banyak sehingga kita semakin mudah memperolehnya.

    ReplyDelete
  18. Kalau disini yang jelas banyak micinnya itu bakso. Aduhai banget kalau kasih micin nggak pakai ukuran, dituang gitu aja dari plastik. Jadi kalau beli bakso disini wajib dipelototi biar nggak dikasih micin.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama, mbak. Saya kalau beli bakso langsung bilang "jangan pakai micin ya mang".

      Delete
  19. Ah jadi pengen beli. Saya kalo masak andelin gula garam. Iyaaa garamnya dicemplungin waktu masak.tau kalo kandungannya bakal ilang, tapi yaa namanya kebiasaan *nakal*
    Kalau pakai penyedap sih jarang banget, karena itu masakan saya kurang sedap *alibi*
    Jadi tertarik beli kaldu organiknya. Masuk anggaran bulan depan deh

    ReplyDelete
  20. Wah aku kepo nih sama garam himalaya. Selama ini aku sudah enggak pakai garam biasa lho mbak. Pakai garam kesehatan nutrisalin yang beli di apotek buat masak di rumah. Suami pernah ada masalah jantung karena hipertensi. Jadi serumah ngikut aja diet garamnya.
    Ini ada kaldu juga ternyata ya..
    Coba aku cuss ceki-ceki produknya
    thansk sharingnya Mbak

    ReplyDelete
  21. Aku udah siap ketik komen mau nanya belinya di mana, eee lha ok udah ada update-an nya di bagian bawah, heheheh. Pengin nyobain juga, Mbak. Kebetulan keluargaku ada keturunan hipertensi. Kayaknya memang sudah waktunya beralih ke bahan makanan sehat.

    ReplyDelete
  22. Uwaah, Himalayan Salt ini biasa aku denger dipake sama teman-teman yang sdang diet keto. Pernah lihat-lihat tapi mundur sesaat karena harganya lumayan yah.

    Aku dulu juga suka pusning kalo kebanyakan micin.
    setelah punya anak tiga biji yang lahirnya rentet-rentet kayak nada doremi, sekarang malah pusing kalau enggak ada micin.

    Indomie pahlawankuuuu

    ReplyDelete
  23. Namanya hampir sama dengan Masako ya, namanya Maseko... sudah sampai cilacap apa belum nih produck nya?

    ReplyDelete
  24. Kalau saya pake garam laut (sea salt), kalau pink salt setau saya buat spa (bath salt) ternyata bisa pengganti garam makan juga yaa?

    ReplyDelete
  25. wah wah wahhh boleh juga nih, biar emak senang, keluarga makin sehat. tapi emang ya, micin ituuu bikin enak, wkwkkw. hus huss abaikan kalimat sebelum ini yaa mbaa :D

    ReplyDelete
  26. Nah, saya baru tahu, garam beryodium bukan untuk dimasak. Padahal saya kan udh banyak makan asam garam. Hehe...Coba ah cek di olsop terdekat, mau juga beralih ke garam Himalaya. Meuni jauh pisan yah dapetin garamnya. Sip...
    Semoga sehat selalu...

    ReplyDelete
  27. Segala sesuatu ayng seba organik memang mahal, Mbak. Namun itu setara banget bagi kesehatan jangka panjang. Saya juga salah, masukin garam dan penyedap rasa kala makanan belum matang. Mestinya tunggu nanti.
    Sayang saya belum bisa coba Himalayan Salt. Ah, siapa tahu semoga suatu saat bisa.

    ReplyDelete
  28. Menurutku pakai him-salt walau rada mahal, selain sehat emang enak sih rasanya. Aku biasa buat cocolan kalo makan nanas. Wkwkwk.

    ReplyDelete
  29. wah apa aku juga mengalaminya ya, sering sakit kepala sih (tapi dulu itu karena tekanan kerjaan wkwk). Thanks for recomendation nya mba, sangat bermanfaat, jadi pengen ganti garam di rumah hehe

    ReplyDelete
  30. Ooo.. memang belum dijual di toko-toko sekitar rumah ya? Pengin nyobain..

    ReplyDelete
  31. Jadi dapat referensi nih...makasih banyak ya Mbak, semoga beralih ke bahan-bahan alami bisa lebih sehat

    ReplyDelete
  32. Sebagai generasi micin jadi ngerasa tertohok bgt dapet info begini walaupun di sisi lain membenarkan
    Huhuhu

    ReplyDelete
  33. Iya garam himsalt (himaalaya salt) lebihe bagus daripada garam biasa, ada lgi nih mba namanya garam krosok, garamnya masih berbentuk batu2 dan warnanya burem, ini garam asli dr hasil laut, biasanya yg sudah ketolifestyle klo gak make himsalt ya garam krosok ini

    ReplyDelete
  34. Penasaran sama himalayan salt tp masih mundur beli karena harganya sekian kali lipat garam biasa, wkwk. Tapi abis ini jd pengen nyoba. Hmm..

    ReplyDelete
  35. Wah baru tau ada kaldu organic macam ni. Ternyata ini kenapa disebut garam meja, baru tau saya setelah membaca postingan ini. Nice sharing lah, jadi tau banyak tentang kaldu dan salt. BTW, saya juga kurang suka micin, bukan karena takut oon, tapi memang masakan yang terlalu gurih itu kurang nyaman di lidah, malah eneg

    ReplyDelete
  36. Tfs mba. Saya pernah dapet Hinalayan pink saltbtapi buat luluran hahha btw sejak kenal mpasi, beberapa bulan sekali beli kaldu jamur merek totole yang non msg

    ReplyDelete
  37. That is really nice to hear. thank you for the update and good luck. best salt lamps

    ReplyDelete