√ Apa Salahnya Pakai Barang Murah - Duduk Paling Depan

Apa Salahnya Pakai Barang Murah



Pernah nggak teman-teman dapat komentar yang kesannya menghakimi harga barang yang kalian pakai atau gunakan?

Jadi dulu sekitar 2013/2014, saya pernah pakai smartphone merk Mito. Mungkin ada yang pernah dengar ada juga yang nggak kali ya. Saya beli ini karena lihat iklannya di TV. Saya lupa series apa, yang pasti ukurannya cukup besar dibanding rata-rata smartphone pada saat itu. 

Nah ukurannya itu menjadi pilihan saya karena saya mau lebih nyaman nonton dan menggunakan medsos, tapi juga nggak sebesar ukuran tablet. 

Pada masa itu juga saya belum ngonten, jadi nggak butuh yang memorinya terlalu banyak, atau kameranya yang jernih. Bisa buat selfie aja udah cukup. Bisa scroll medsos udah cukup. Bisa nonton, dengar lagu, bisa telpon dan balas chat tentunya sudah memenuhi kebutuhan saya. 

Paling penting lagi saya belinya nggak nyicil dan nggak ngutang. Benar-benar pakai uang gaji pada bulan itu saja. 

Tapi ada komentar yang saya dapatkan dari seseorang, yaitu:  “masa’ pegawai pakai hp Mito, malu dong. Kalau nggak bisa iPhone kan ada Samsung”.

Saya jawab aja “nggak apa-apalah, saya suka hp ini”.

Singkatnya begitulah situasinya kira-kira. Tapi sesudah itu saya jadi mempertanyakan, apakah jangan-jangan semua orang yang melihat saya pakai hp ini juga berpikir yang sama? Apa memang pakai hp yang merknya nggak terkenal itu kesannya memalukan?.

Saya yang sebelumnya nggak perhatian sama hp orang lain, diam-diam jadi merhatiin merk hp apa yang dipakai orang-orang di sekitar saya. Memang benar, rata-rata pakai android yang brandnya terkenal seperti Samsung, Asus, Oppo. Saya sendiri yang pakai merk Mito. 

Tapi……

Memangnya salah ya pakai barang murah?

Hanya karena status pekerjaan kita, jadi memalukan kalau pakai barang yang merknya nggak terkenal?

Saya memang dibesarkan dari keluarga yang biasa saja. Nggak kekurangan tapi nggak berlebihan juga. Beli barang di pasar bukan di Mall, beli barang yang ditawar, beli barang bekas, beli barang nggak ada merk, itu sudah biasa. 

Saya baru tahu ketika sudah bekerja. kalau gaji kita bisa menentukan harusnya kita pakai barang apa dengan kisaran harga berapa. 

Apalagi era gempuran hijab bermerk, sampai ada yang bilang harusnya gaji sekian jilbabnya merk BS, RM, SS, dan sederetan hijab branded lainnya. Sementara saya hampir tiap hari pakai jilbab paris 20ribuan, wkwkwk. 

Nggak ada yang salah juga sih dengan mereka yang pakai barang bermerk dan mahal, jika memang mampu. Apalagi penampilannya juga mempengaruhi koneksi dan cara mereka mencari uang. 

Tapi kalau pakai barang murah dianggap memalukan, itu saya nggak setuju. 

Setiap orang punya prioritas hidupnya  masing-masing. Dulu saya beli Mito karena saya suka modelnya, cukup dengan budget saya. Sekarang saya pakai iPhone SE karena kebutuhan ngonten, dan hanya model itu yang cocok dengan budget saya.

Intinya saya mau apa yang saya pakai karena saya butuh, karena saya suka, bukan karena “orang harus lihat aku pakai ini yang harganya segini”.

Apalagi yang sifatnya kebutuhan sekunder dan tersier, saya nggak mau ngutang, nggak mau nyicil, karena takut pusing (karena cicilan rumah aja udah bikin pusing).

Setiap orang juga punya prioritas. Beli baju 300ribuan mungkin saya bakal mikir panjang, tapi kalau buat makan dan jajan sih nggak pakai mikir, wkwkw. 

Beli sepatu 500ribuan, cuma sepatu kerja aja. Tapi kalau sepatu buat main, 100ribuan cukup. Sekarang mau lebih mikirin value daripada cuma terlihat bisa pakai barang mahal. 

Jadi, nggak ada salahnya ya kita pakai barang murah. Yang salah itu kalau memaksakan membeli sesuatu diluar kemampuan hanya untuk mengesankan orang lain.  

Dulu mungkin saya baper dapat komentar seperti itu. Sekarang sih nggak. Mau saya pakai barang murah juga selama itu nggak menyusahkan siapa-siapa saya enjoy aja.

Apalagi kalau sudah jadi istri dan ibu, memikirkan kualitas hidup keluarga jauh lebih penting dibanding mengesankan orang lain hanya agar dibilang nggak malu-maluin. 

Jadi jangan minder bagi kita pemburu dan pemakai barang murah. Ingat prinsipnya, yang penting tidak menyusahkan orang lain. 

😊😉






Get notifications from this blog

2 comments

  1. selama nggak menyusahkan, mengganggu orang lain, life must goes on
    tiap orang punya preferensi masing-masing juga, zaman aku kuliah dulu pake hape yang ada antenanya, yang mana temen temen aku rata-rata pakai nokia yang saat itu memang lagi hits, tapi dibuat santai aja

    ReplyDelete
  2. Beneeeeer Mbaaa, setuju kok. Untungnya ga ada yg mulutnya begitu di circleku. Menghina hanya Krn pakai brg murah. Kalo ada, minta aku cuci mulutnya kali 🤣🤣.

    Aku ga gila brand. Sesekali beli barang branded, tapi ya sesuai kebutuhan. Malah kebanyakan brg branded ku juga warisan ortu 🤣🤣. Krn mama dulu suka beli. Yg rnaknya, barang brand tertentu, semakin lama seri nya, semakin dihargai. Krn dianggab vintage.

    Tapi aku pribadi, kalo beli brg, ya sesuai kebutuhan aja. Ga mau pake ngutang juga. Apalagiiii aku LBH mentingin budget traveling drpd hal2 lain. Jadi ga tertarik meski ada prmo gedeee, tapi akunya ga butuh, ya sudah, ga usah beli 🤭😄

    ReplyDelete