Duduk Paling Depan: Belajar Jadi Ibu
Berbagi Tugas Dengan Suami

Berbagi Tugas Dengan Suami


Semenjak punya anak dunia saya berubah banget. Waktu 24 jam sehari rasanya nggak cukup. Ya urus anak, ya urus suami, ya urus rumah, kerja juga, ngeblog juga, nonton youtube, dan seabrek tugas lainnya. Capek? hahahaha ya ng..Menurut lo?

Awal-awalnya saya berusaha mandiri, saya pasti bisa mengurus anak dengan tangan saya sendiri. Selama hamil saya sudah baca buku cara merawat bayi, ikut kelas parenting online, rasanya teori udah oke oce.

"Kok Bayinya Nangis Terus?"

"Kok Bayinya Nangis Terus?"



Hayooo, mommies siapa yang pernah dapat pertanyaan seperti itu dari orang sekitar? entah dari Ibu/Mertua, atau bahkan dari orang-orang yang berkunjung melihat bayi kita. Saya sendiri pernah dapat pertanyaan seperti itu ditambah dengan kalimat yang berujung membuat ibu baru seperti saya galau. 

"Kok bayinya nangis terus? Mungkin laper, tuh. ASI aja nggak kenyang dia. Coba kasih pisang atau nasi yang dilumat".

"Haaa? Emang begitu ya?"
Dijambak, Dipukul, Dicakar.

Dijambak, Dipukul, Dicakar.


Saya tumbuh di keluarga yang nggak pernah memakai kekerasan untuk menyelesaikan suatu masalah. Kalau dicubit sedikit ada sih, itu pun saya sadar memang saya lagi bandel. Tapi yang namanya disabet pakai ikat pinggang, atau dipukul pakai rotan seperti yang diceritakan teman-teman saya nggak pernah. Bagaimanapun cara orang tua mendidik memang beda-beda ya, kalau saya pribadi sangat nggak setuju dengan menerapkan kekerasan meski dengan maksud membuat anak menjadi disiplin.
Hikmah Sakit

Hikmah Sakit



Tiga minggu kebelakang ini kami sekeluarga sakit bergantian mulai dari anak, suami dan saya. Awalnya Mukhlas duluan yang tiba-tiba demam padahal kami nggak ada pergi jauh sebelumnya nggak pergi berenang juga. Ternyata demamnya Mukhlas indikasi batuk dan pilek. Duh kasian banget dia jadi lesu, nggak semangat main, nggak nafsu makan, maunya nemplok aja. 

Tiga Profesi yang Saya Cintai

Tiga Profesi yang Saya Cintai




Saya adalah seorang ibu rumah tangga yang juga bekerja sebagai petugas lapas dan blogger. Semua pekerjaan tersebut sangat saya cintai sekalipun saya sering merasa keteteran dan kecapekan karena mengerjakan ketiganya. Tapi kalau disuruh memilih salah satu, apa yang saya pilih? mari kita bahas satu-satu. 
Belajar jadi ibu : berusaha yang terbaik

Belajar jadi ibu : berusaha yang terbaik



Saya yakin setiap ibu punya caranya masing-masing untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya. Cara mengasuh yang ideal menurut teori kesehatan dan buku belum tentu terbaik untuk diterapkan di setiap keluarga.

Dulu saya sempat masuk sebuah forum ibu - ibu menyusui. Saya jarang banget aktif disitu sampai suatu hari ada seorang ibu yang curhat kalau anaknya menyusui sampai ngegigit dan putingnya berdarah. Jadi sementara dia pakai dot, cuma takut anaknya bingung puting dan minta solusi gimana.

Review Lactacyd Baby

Review Lactacyd Baby

"Menjadi ibu adalah kebahagiaan yang nggak bisa digambarkan, meskipun repot dan lelah tapi ada perasaan senang yang membuncah melihat buah hati sehat dan gembira." 



Sebagai ibu baru banyak hal yang saya alami ketika merawat anak saya. Senang rasanya bisa mengurus Mukhlas dengan tangan saya sendiri mulai dari menyusui, memandikan, memakaikan baju, mengajak bermain, membuatkan MPASI, dan masih banyak lagi. Kalau Mukhlas sehat dan ceria, emaknya ini pasti juga ikutan bahagia. Tapi kalau ada apa-apa sama Mukhlas, mulai deh saya panik dan heboh (maklum newbie mom) 😅.

Tips Menjadi Pribadi yang Lebih Produktif

Tips Menjadi Pribadi yang Lebih Produktif


Saya adalah tipe orang yang paling nggak tahan dengan rutinitas. Tapi saya berkerja dengan sistem rutinitas itu-itu saja. Sebagai staf pelaporan dan tata tertib di Lapas, job desk saya tentu bikin laporan dan hal-hal yang berhubungan dengan administrasi. Semua format laporan tersebut sudah ditentukan dari pusat jadi saya tinggal isi datanya saja. Begitu juga dengan surat menyurat, semua sudah ada formatnya. Hal ini tentu bikin saya nggak bisa mengeluarkan ide kreatif atau mungkin berinovasi. Nggak mungkin kan kirim surat dinas pakai sapaan "hai guys... minggu depan ada meeting nih di aula Lapas, isi form kehadiran ya di google doc linknya nanti ada di grup WA" *khayalan ajaib*.