√ 2025 yang Aaaarrrrgghhh - Duduk Paling Depan

2025 yang Aaaarrrrgghhh


Judulnya gitu banget ya, tapi memang ada banyak banget momen ditahun ini yang bisa diwakili pakai kata "aaaarrrrgghhh". Bahkan itu bukan kata baku Bahasa Indonesia, tapi biasanya sering dipakai untuk mewakili keadaan yang bikin kita greget, marah, dan sedih, campur jadi satu. 

Ada banyak sekali hal yang nggak sesuai ekspetasi dan rencana. Aku pribadi orang yang sangat suka menuliskan rencana, karena bagiku hidup nggak boleh ngalir apa adanya. Kita bukan ranting yang ada di atas sungai, diam saja membawa kemana arus mengalir.

Kita manusia yang punya pola pikir, punya jatah kehidupan yang harus dijalani dengan rencana dan usaha sebaik-baiknya.

Tapi sifat begitu bisa jadi bumerang buatku sendiri. Rasanya kecewa bahkan sampai stres saat banyak hal yang terjadi diluar rencana.

Aku jadi bertanya-tanya, kenapa begini? Biasanya kalau aku sudah berencana, lalu berusaha dan berdo'a, pasti ada hasil. Ini value yang kupegang sepanjang aku hidup.

Kali ini kenapa beda ya? Usaha rasanya sudah maksimal, do'a rasanya sudah kencang. 

Aku kemudian berhenti berdo'a hal yang kuminta. Mungkin ada makhluk lain yang do'anya dikabulkan terlebih dahulu. 

Momen-momen "aaaarrrrgghhh" dalam hidupku di tahun ini, rasanya cukup berat. Tapi aku kemudian melihat diriku, oh aku masih hidup. Masih bernafas, masih menjalankan rutinitas, aku masih punya uang untuk membiayai kebutuhan dan keinginan.

Intinya, aku masih disini, masih ada.

Artinya semua "aaaarrrrgghhh" momen ini tidak membuatku sakit apalagi sampai mati. Jadi aku sebenarnya masih kuat, masih sanggup, masih tangguh. 

Kalau hal tersebut di atas menguras energiku, menyita perhatianku, harusnya aku bisa melakukan hal yang sama terhadap hal-hal baik yang juga terjadi di tahun 2025 ini. 

Harus aku akui, hal-hal yang baik dan menyenangkan pun juga banyak. Tinggal aku harus mati-matian melawan sistem saraf otak yang cenderung memilih untuk fokus pada hal-hal negatif seperti kegagalan. 

Aku perlu belajar untuk lebih bisa "menerima" bahwa ada yang bisa aku kontrol, ada yang nggak. Apa yang diluar kontrolku mungkin bisa menyakitiku, tapi tidak membuatku kehilangan diri sendiri secara utuh. 

Misal kebaikan dibalas keburukan, aku memang sakit hati dan sedih. Tapi tidak mengubah bahwa aku sudah melakukan hal yang baik. 

Okelah, mari kita sudahi tahun 2025 yang arghhhhhhh ini, dan apapun yang terjadi besok pada tahun 2026, ya sudah hadapi besok saja. 


Get notifications from this blog