√ Bersama Bergerak Berdaya Bebaskan Indonesia dari Karhutla - Duduk Paling Depan

Bersama Bergerak Berdaya Bebaskan Indonesia dari Karhutla

 



Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan

Dulu saya pikir kebakaran hutan dan lahan (karhutla) adalah bagian dari fenomena alam yang disebabkan cuaca yang panas terik sehingga menimbulkan titik api dan terjadilah karhutla. 

Memang bisa seperti itu terlebih pada saat Indonesia mengalami musim kemarau yang berkepanjangan.

Tetapi fenomena tersebut jumlahnya tidak banyak, justru 99% penyebab kebakaran hutan dan lahan adalah ulah manusia (sumber: artikel situs bnpb.go.id). Ulah manusia yang dimaksud bisa berasal dari individu, kelompok, dan perusahaan. 

Kenapa mereka melakukan hal tersebut? Tentu ada keuntungan pribadi yang dirasakan, yaitu penekanan biaya pembukaan lahan. 

Ya, mereka ingin cost yang serendah-rendahnya agar mendapat untung yang sebesar-besarnya, tanpa peduli dampak terhadap masyarakat dan lingkungan. 

Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan

Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan: Ancaman Terhadap Lingkungan, Kesehatan, dan Ekonomi.

Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) merupakan masalah serius yang tidak hanya mempengaruhi ekosistem, tetapi juga kesehatan manusia dan perekonomian suatu negara. 

Banyaknya dampak buruk bagi akibat karhutla dibahas oleh kak Lola dari @PantauGambut yaitu merupakan organisasi non pemerintah yang berjejaring di 9 provinsi, yang berfokus pada riset serta advokasi dan kampanye untuk perlindungan dan keberlanjutan lahan gambut di Indonesia.

Banyak informasi tentang karhutla yang saya dapatkan dari kak Lola saat mengikuti Online Gathering #EcoBloggerSquad pada pekan lalu yang ingi saya bagikan poin-poin pentingnya di blog ini. 

Online Gathering eco blogger squad


Berikut  uraian dari dampak buruk kebakaran hutan dan lahan yang dieksploitasi besar-besaran :

1. Rusaknya Ekosistem

Kebakaran hutan dan lahan menyebabkan dampak serius terhadap ekosistem alami. Rantai makanan menjadi terganggu karena beberapa spesies binatang dan tumbuhan yang merupakan bagian penting dari rantai makanan menjadi terancam punah. Satwa liar yang terpaksa keluar dari habitat aslinya dapat memicu konflik dengan penduduk setempat dan merusak ekosistem di perbukitan dan perdesaan.

Fungsi ekologis hutan gambut juga mengalami kerusakan. Hutan gambut berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memperlambat laju aliran air. Kebakaran hutan gambut dapat merusak kemampuan hutan untuk menyerap karbon dioksida, yang berkontribusi pada pemanasan global. Hilangnya keanekaragaman hayati dapat mengurangi potensi pengembangan obat-obatan dan bahan pangan alami yang dapat dihasilkan dari spesies-spesies tersebut.



2. Kabut Asap

Dampak kabut asap dari Karhutla sangat terasa dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satunya adalah kabut asap. Di daerah asal saya, Provinsi Jambi, pada tahun 2019 terjadi kabut asap parah karena karhutla. 

Bahkan "Langit Merah" menjadi headline pemberitaan media lokal dan nasional pada waktu itu karena besarnya api kebakaran hutan dan pekatnya kabut asap. 



Saya ingat betul untuk keluar rumah, harus memakai masker double bahkan triple karena kabut asap yang tebal. Sekolah jadi diliburkan, dan kantor-kantor banyak yang menggunakan sistem shift. 

Kejadian itu cukup traumatis bagi kami masyarakat Jambi. Kami tidak ikut andil dalam pembakaran hutan dan lahan, tidak pula menikmati keuntungannya, tetapi kami ikut menjadi korban sesaknya kabut asap. 

Kabut asap mengandung partikel-partikel berbahaya yang dapat masuk ke dalam sistem pernapasan manusia, menyebabkan masalah pernapasan, iritasi mata, dan gangguan kesehatan lainnya. Kualitas udara yang buruk dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat, terutama yang rentan seperti anak-anak dan lansia.

Tidak hanya itu, kabut asap juga mengganggu aktivitas ekonomi. Banyak sektor ekonomi, seperti pertanian, pariwisata, dan transportasi, terhambat akibat kondisi kabut asap yang ekstrem. 

Pendidikan juga terganggu karena sekolah-sekolah terpaksa ditutup untuk melindungi siswa dari dampak buruk kabut asap. Akses transportasi udara juga terhambat karena kabut asap dapat mengganggu jarak pandang dan keselamatan penerbangan.

3. Hilangnya Ruang Hidup Warga Sekitar

Kebakaran hutan dan lahan dapat berdampak langsung pada warga sekitar area yang terkena dampak. Petani yang mengandalkan lahan pertanian terancam kehilangan mata pencaharian karena lahan yang seharusnya digarap menjadi terbakar dan tidak produktif. 

Akibatnya, mereka terpaksa beralih menjadi buruh harian atau mengalami penurunan taraf hidup.

4. Mempercepat Laju Perubahan Iklim

Kebakaran hutan dan lahan merupakan sumber emisi gas rumah kaca yang signifikan, terutama karbon dioksida dan metana. Emisi gas-gas ini dapat mempercepat perubahan iklim global dengan menyebabkan anomali cuaca yang lebih ekstrem, seperti banjir dan kekeringan yang lebih parah. 

Selain itu, ekspansi penyakit dan virus baru juga dapat terjadi karena perubahan suhu dan lingkungan yang tidak stabil. Hilangnya dataran pesisir akibat naiknya permukaan air laut juga dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat pesisir.

5. Kerugian Ekonomi Negara

Kebakaran hutan dan lahan berdampak besar pada perekonomian negara. Kerugian sektor pertanian, kehutanan, dan pariwisata dapat mencapai angka yang signifikan. Pemulihan dan rehabilitasi area yang terkena dampak juga memerlukan biaya yang besar. Selain itu, reputasi negara sebagai tujuan pariwisata dan perdagangan juga dapat terpengaruh oleh dampak negatif dari Karhutla.

Dalam rangka mengatasi dampak Karhutla, diperlukan upaya kolektif antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Pencegahan Karhutla, penegakan hukum yang ketat, pengelolaan hutan yang berkelanjutan, serta upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca akan menjadi langkah-langkah penting dalam melindungi lingkungan, kesehatan, dan perekonomian negara dari dampak negatif Karhutla.


Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan: Langkah-langkah Penting dalam Melawan Karhutla


Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) adalah ancaman serius bagi ekosistem, kesehatan manusia, dan ekonomi suatu negara. Untuk mengatasi dampak negatif dari Karhutla, diperlukan upaya pengendalian yang komprehensif dan terkoordinasi. Ada tiga tahapan penting dalam pengendalian Karhutla, yaitu pencegahan, pemadaman, dan penanganan pasca kebakaran.

1. Pencegahan

Pencegahan adalah langkah awal yang paling efektif dalam mengurangi risiko terjadinya Karhutla. Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Sosialisasi Bahaya Kebakaran Hutan

Mengedukasi masyarakat tentang bahaya Karhutla, penyebabnya, dan cara-cara mencegahnya sangat penting. Kampanye penyuluhan di berbagai tingkatan masyarakat dapat membantu meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam menjaga hutan dan lahan.

  • Kritik Terhadap Peraturan Perubahan Dalam Pemberian Perizinan di Lahan Gambut

Mendukung perubahan peraturan yang lebih ketat dalam pemberian izin di lahan gambut dapat membantu mencegah praktek-praktek yang dapat meningkatkan risiko Karhutla, seperti penebangan liar dan pengeringan gambut.

  • Pengamatan Titik Rawan Kebakaran
Melalui teknologi satelit dan pemantauan lapangan, identifikasi titik-titik rawan kebakaran dapat dilakukan dengan lebih akurat. Langkah ini memungkinkan respons cepat untuk mengatasi kebakaran sebelum meluas.

2. Pemadaman

Jika terjadi kebakaran, langkah pemadaman harus segera diambil untuk mengendalikan dan memadamkan api. Beberapa metode pemadaman yang umum dilakukan meliputi:

  • Pembuatan Sekat Bakar
Membuat sekat-sekat fisik atau lahan kosong di sekitar area yang terbakar untuk mencegah api merambat lebih jauh.

  • Pemadaman Manual 
Tim pemadam kebakaran bekerja langsung dengan alat-alat tangan dan peralatan sederhana untuk memadamkan api di lokasi yang sulit dijangkau oleh alat berat.

  • Water Bombing
Menggunakan pesawat terbang atau helikopter untuk menjatuhkan air atau bahan kimia penghambat api di area yang terbakar.

  • Teknologi Modifikasi Cuaca
Beberapa teknologi modifikasi cuaca dapat digunakan untuk menciptakan hujan buatan atau mengubah kondisi cuaca sehingga membantu memadamkan api.

3. Penanganan Pasca Kebakaran

Setelah kebakaran terjadi, penanganan pasca kebakaran menjadi kunci dalam memulihkan area yang terdampak. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penanganan pasca kebakaran adalah:

  • Inventarisasi, Monitoring, dan Evaluasi

Mengidentifikasi kerusakan yang terjadi akibat kebakaran, serta melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemulihan lingkungan.

  • Restorasi Gambut

Merestorasi hutan gambut yang terdegradasi melalui berbagai tindakan seperti rewetting (penyiraman kembali gambut), revegetation (penanaman kembali vegetasi), dan revitalitation (pemulihan ekosistem).

  • Pembuatan Kebijakan Restorasi

Membuat kebijakan yang mendukung upaya restorasi gambut dan pencegahan Karhutla di masa depan.

Upaya pengendalian Karhutla memerlukan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan organisasi lingkungan. Dengan melibatkan semua pihak dan mengimplementasikan langkah-langkah tersebut, harapan untuk mengurangi dampak negatif Karhutla dan menjaga keberlanjutan ekosistem serta kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.



Get notifications from this blog

1 comment

  1. bener banget aku langsung keinget yang pemakaian masker sampe double di wilayah Sumatra saat maraknya kebakaran hutan.
    Jarak pandang juga terganggu dan aktivitas sekolah diliburkan.
    Sedih kalau terus-terusan masih muncul berita karhutla ini, ekosistem ikutan punah juga

    ReplyDelete