√ Kelebihan dan Kekurangan Rumah KPR Subsidi - Duduk Paling Depan

Kelebihan dan Kekurangan Rumah KPR Subsidi

Kelebihan dan Kekurangan Rumah KPR Subsidi


Dari Jual Rumah Hingga Ngontrak

Postingan saya sebelumnya cerita tentang bagaimana saya mengurus pelunasan KPR. Setelah lunas rumahnya dijual karena memang saya ada rencana pindah tugas mengikuti suami ke daerah lain. 

Selagi menunggu SK pindah keluar, saya ngontrak dulu di perumahan yang termasuk KPR Subsidi. Perumahan ini baru ada sekitar 6-7 tahun. Saya pilih karena memang lokasinya strategis, dekat ke kantor, dan lingkungannya aman

Dari hasil ngobrol sama pemilik kontrakan, dia beli rumah ini dengan cicilan. Awalnya mau ditempati sendiri tapi karena suatu lain hal jadi kosong dan dikontrakan.

Kondisi rumah kontrakan ini masih bentukan asli dari pihak developer. Dengan 1 ruang tamu / serba guna, 1 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. Jadi pemilik rumah belum melakukan renovasi. 

Nah, sekitar dua bulan saya tinggal disini, saya jadi punya sudut pandang tentang plus minus rumah KPR Subsidi. Saya mau share disini supaya teman-teman yang mungkin lagi cari rumah, bisa tahu kelebihan dan kekurangan rumah subsidi. 

Kelebihan Rumah KPR Subsidi

1. Uang Muka dan Cicilan yang Terjangkau

Ini memang jadi daya tarik utama rumah KPR Subsidi ya. Sesuai namanya "subsidi" memang ada peran pemerintah sehingga kita bisa beli rumah dengan harga yang lebih terjangkau. 

Bahkan sekarang banyak promo rumah KPR subsidi yang uang mukanya di bawah 10 juta, bahkan ada yang 0 Rupiah. 

Bayangkan dengan uang nggak sampai 10 juta, kita sudah bisa menempati rumah yang sertifikatnya akan jadi hak milik kita setelah cicilan lunas. 

Untuk cicilan perbulan pun bisa dibilang terjangkau. Dari hasil riset saya, cicilan rumah KPR Subisidi ini berkisar antara 800ribuan hingga 1,7 juta saja perbulan tergantung tenor yang diambil. 

2. Telah Tersedia Fasilitas Umum

Namanya perumahan biasanya sudah disiapkan fasilitas umum seperti jalan yang sudah dicor, ada taman bermain atau olahraga, pos satpam, bahkan ada perumahan yang ada fasilitas kantin-kantin umum. 

Perumahan biasanya juga dibangun di lokasi yang strategis meskipun di pinggiran kota. Minimal dekat dengan sekolah, atau perkantoran. Makanya jadi daya tarik masyarakat karena kalau dekat dengan sekolah atau tempat kerja bisa sekalian hemat biaya transportasi. 

3. Tenor Panjang

Masa pinjaman (tenor) KPR subsidi bisa sangat panjang, hingga 20-30 tahun. Ini membuat cicilan per bulan menjadi lebih kecil dan terjangkau.

4. Bebas PPN

Pembelian rumah subsidi dibebaskan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN), yang secara signifikan mengurangi total biaya pembelian.

5. Proses Mudah

Proses pengajuan KPR subsidi cenderung lebih sederhana dan cepat dibandingkan KPR komersial, dengan persyaratan yang lebih longgar. Apalagi kalau ASN, biasanya sat set banget di-acc pengajuannya.

6. Ramai / Langsung Ada Tetangga

Ini cocok untuk yang orangnya emang ekstrovert, atau anak kos perempuan yang tentunya akan merasa lebih aman kalau tinggal di lingkungan yang ramai. 

Kekurangan Rumah KPR Subsidi

1. Ukuran Terbatas

Rumah subsidi umumnya memiliki luas bangunan dan tanah yang terbatas (misalnya tipe 21 atau 36). Seperti yang saya sebutkan di atas, di kontrakan saya tipe 21 dengan 1 ruang tamu / serba guna, 1 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. 

Karena nggak ada dapur, jadi kompor dan peralatan dapur diletakkan di depan kamar tidur yang masih menyatu dengan ruang tamu. 

Begitu juga dengan jemuran handuk, mesin cuci, dan pakaian kotor juga di ruangan yang sama. Mau berusaha serapi dan se-estetik apapun tetap nggak enak dilihat. 

Kondisinya anak saya baru satu, sehingga masih bisa tidur dengan kami. Bayangkan kalau anak lebih dari satu, ada yang sudah dewasa, tentu kondisi ruangannya sudah nggak ideal. 

2. Butuh Renovasi dengan Biaya yang Lumayan Besar

Menyambung dengan alasan di poin satu, maka rumah subsidi butuh renovasi minimal tambahan ruang dapur, ruang tidur, garasi, dan pagar (untuk lebih aman). 

Pengalaman saudara dan teman-teman saya yang renovasi rumah subsidi, nggak kurang dari 100juta bahkan lebih. Tergantung pula dengan material yang dipilih, biaya tukang, dan biaya nggak terduga lainnya. 

Jadi jika uang muka dan cicilan ringan, kita tetap butuh menguras saldo untuk renovasi. Karena benar-benar nggak nyaman jika berkeluarga dan tinggal dengan bentuk asli bangunan. 

3. Pengap dan Panas

Ini memang tergantung lokasi dan desain, tapi pengalaman saya, rumah didesain dengan plafon yang tidak terlalu tinggi, ventilasi kecil, sehingga terasa pengap dan panas. 

Saya hanya pakai AC di kamar tidur, nah kalau keluar kamar, hawanya langsung gerah, belum lagi faktor cuaca.

Apalagi perumahan di tempat saya nggak didesain ada pohon-pohon rindang, benar-benar dari depan sampai akhir blok-blok, nggak ada pohon, jadi kalau panas ya langsung ke dalam rumah. 

Jujur saya sering banget ngeluh soal ini, karena benar-benar mempengaruhi mood di dalam rumah. 

Untung anak saya sudah SD dan sudah bisa dikasih pengertian. Kalau anak saya masih bayi atau toddler, dia pasti rewel terus karena panas. 

Kalau bukan ngontrak, mungkin saya juga akan pasang AC di ruang tamu ini yang mana akan berpengaruh ke cost listrik yang membengkak. 

4. Material Bangunan Belum Tentu Baik

Lagi-lagi tergantung developernya ya. Tapi saya lihat rumah kontrakan ini sudah ada retak rambut, dan jamur. Padahal baru kurang lebih 5 tahun. 

Itu artinya rumah ini perlu biaya perawatan berkala lebih sering dibanding rumah yang dibangun sendiri dengan kualitas bahan yang ada di bawah kontrol pemilik rumah. 

5. Jarak Rumah Berdempetan 

Syukurnya kalau di tempat saya ngontrak meski berdempatan tapi cukup kedap suara, sehingga saya nggak dengar isi rumah tetangga. Paling hanya dengar derit pintunya itu pun sayup-sayup. 

Tapi bagi saya jarak rumah yang berdempetan ini bisa jadi kekurangan karena rawan konflik. Iya kalau dapat tetangga baik, kalau nggak?

Contohnya tetangga saya ada tong sampah di depan rumahnya, dia taruh di antara halaman dia dan saya. 

Suatu hari saya pulang kantor, lihat sampah dia berserakan di halaman rumah saya. Posisi capek jadi emosi karena sampah itu sampah makanan yang berisi nasi bekas dll. Mungkin ada binatang atau anak kecil iseng nendang tong sampah sehingga sampahnya berserakan ke arah halaman saya.

Tentu saya ogah mungutin dan bersihin sampah orang. Tapi saya gedeg juga karena ya nggak etis ada sampah tergeletak dimana orang juga lalu lalang lewat. 

Nah, andai rumah ini tidak terlalu berdempetan, tentu nggak ada space tetangga naruh tong sampah di antara rumah dia dan rumah saya. 

Ini cuma satu contoh kasus ya, saya yakin ada banyak contoh konflik lain antar tetangga jika rumah terlalu berdempatan. Walaupun balik-balik lagi tergantung karakter individu masing-masing. 

6. Tidak Cocok Untuk Orang yang Suka Bikin Acara

Bagi sebagian keluarga, kita pasti punya budaya bikin acara tergantung hajatnya. Ada yang suka bikin pengajian mingguan, bulanan, arisan keluarga, bahkan acara khitan dan pernikahan jika memang sudah tiba waktunya. 

Nah ini saya nggak kebayang kalau ada yang tinggal di perumahan subsidi dengan ruas jalan blok terbatas, dan rumah yang berdempetan, gimana kalau mau bikin acara khitanan atau resepsi pernikahan?

Khusus untuk di daerah saya, belum ada gedung serba guna yang bisa disewa untuk pernikahan, dan juga belum lazim. 

Nggak kebayang riwehnya bangun tenda/pelaminan di halaman rumah yang kecil, dan bisa jadi rawan konflik dengan tetangga karena berdempatan dan bagian rumahnya harus dipakai untuk hajatan. 

Kembali Kepada Kondisi Masing-Masing

Kelebihan dan Kekurangan rumah KPR Subsidi yang saya tulis di atas murni dari sudut pandang dan opini saya pribadi. 

Saya juga bisa memahami nggak semua orang punya kesempatan untuk bangun rumah di atas tanah sendiri atau tanah warisan orangtua. Nggak semua orang bisa beli rumah cash yang cukup besar. Nggak semua orang, bisa lolos administrasi KPR komersil. 

Pada akhirnya keputusan punya rumah dikembalikan kepada kondisi, kebutuhan, dan keinginan kita masing-masing. 

Pengalaman mengontrak ini benar-benar membuat saya lebih paham akan kelebihan dan kekurangan rumah KPR Subsidi dan bisa jadi bahan pertimbangan kelak ketika memutuskan untuk punya rumah sendiri setelah berhasil pindah. 

Semoga sharing pengalaman ini bisa bermanfaat, dan saya do'akan yang sudah baca ini kelak bisa punya rumah impian kalian ya. Amiiin. 😊💜



Get notifications from this blog