√ Cerita Petugas Lapas - Duduk Paling Depan

Cerita Petugas Lapas


Sudah lama nggak nulis postingan tentang cerita petugas lapas. Kisah-kisah sih selalu ada, tapi tentu harus dipilih-pilih mana yang bisa diceritakan mana yang nggak. Nah kali ini saya mau cerita tentang pengalaman saya melakukan penggeledahan di kamar warga binaan khususnya kamar perempuan. 

Seperti biasa kalau mau razia atau penggeledahan itu sebelum bongkar-bongkar barang di kamar, petugas menggeledah badan. Karena razia kali ini khusus di kamar perempuan maka yang menggeledah badan tentu saya sama rekan saya yang perempuan juga. 


Penggeledahan badan itu gimana sih? jadi orang yang akan diperiksa membelakangi petugas dengan merentangkan kedua tangan. Lalu petugas meraba mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Termasuk memegang bagian vital. Awal-awal saya geli juga walau sesama perempuan, tapi karena sudah biasa ya biasa saja rasanya. 

Kalau ada bagian yang mengganjal, bisa diperiksa lebih lanjut dengan dibawa ke kamar mandi untuk benar-benar dilihat. Cuma waktu itu kita merasa nggak ada yang disembunyikan di badan mereka. Jadi penggeledahan berlanjut ke barang-barang di kamar. 



Saya langsung menuju kamar mandi, karena sempat curiga pas mau dibuka kunci kamar mereka ada beberapa orang yang buru-buru ke kamar mandi kayak menyembunyikan sesuatu. Dibantu petugas lain, ternyata benar aja ada dua power bank dan satu earphone dibalik ember air. 

Terus saya dan tim tetap memeriksa barang-barang lainnya kurang lebih 40 menit. Selain  power bank dan earphone tadi, kita cuma ketemu casing handphone, pecahan kaca, pisau cutter, gelas dan piring kaca. Pertanyannya kok Hpnya nggak ada?

Seluruh bagian sudah diubek-ubek, jendela sudah dipanjatin, tong sampah sudah dibongkar, tumpukan pakaian basah juga sudah dilihat, yang ada cuma tumpukan CD ama beha, nggak ada handphone. 

Saya dan petugas lainnya geregetan, dimana coba mereka menyembunyikan handphone? akhirnya saya bilang lagi sama rekan kerja yang perempuan "nanti kita periksa ulang deh badan mereka". Padahal biasanya setelah selesai geledah barang-barang di kamar ya sudah, nggak perlu mengulangi geledah badan. Tapi karena penasaran, saya maunya mereka diperiksa ulang. 

Ternyata benar aja, satu dari mereka ada yang kelihatan gugup banget pas mau diperiksa ulang. Pas diraba bagian selangkangannya ada sesuatu yang keras. Teman saya yang periksa dia waktu itu langsung curiga dong. Tapi dia ngakunya lagi halangan, jadi itu pembalut. 

Tentu aja kami nggak percaya. Dasar Modus. 

Teman saya ajak dia ke kamar mandi, untuk diperiksa langsung. Dia masih nolak dan mengelak dengan alasan malu. Akhirnya saya ikut nyamperin dan bilang "Udah buka aja kalau memang benar, ibu sudah biasa kok". 

Ini beneran saya sudah biasa meriksa warga binaan perempuan, apa mereka benar halangan atau nggak dengan cara mereka membuka langsung celananya di depan saya. Kelihatan dong darah-darah dipembalut? lah iya. Awalnya jijique syekali, lama-lama karena tugas ya biasa. 

Balik lagi, warga binaan tadi yang terus mengelak dia nggak mau buka celananya malah minta ampun. Saya bilang akan bongkar kamar mandi ini sekali lagi kalau dia nggak mau ngaku. Soalnya rekan kerja saya sempat lihat dia buru-buru mengeluarkan sesuatu dari balik celana dalamnya. 

Mungkin dia nggak tahan akhirnya memungut handphone yang sempat dilemparnya lagi ke lantai. "Tuh, kan ada. Dasar ya kamu nggak jujur!" Terus saya ambil handphone di tangannya. Eh dia malah nangis minta jangan diambil. Ya bodo amat, mau nangis gimana juga sudah tugas saya kan. 

Dia beneran nangis tersedu-sedu bahkan sampai kamarnya dikunci kembali. 

Lega sih akhirnya tim kami malam itu nggak sia-sia melakukan penggeledahan. Tapi pas saya laporan sama atasan dengan menunjukkan hp yang saya pegang, saya baru sadar "Ewwwwh, tadi kan dia simpan ini dibalik celana dalam". Yang lain pada ngakak dan geli juga. Duh, untung nggak ada lendir yang ikut nempel. 

Sering orang-orang nanya ke saya kalau di lapas nggak boleh pakai alat komunikasi, kenapa setiap razia selalu kedapatan hp, charger, power bank, dll? jawabannya karena yang dikurung di dalam lapas itu manusia, yang punya akal dan pikiran.

Terkungkung dan dibatasi justru bikin mereka terus berpikir bagaimana curi-curi kesempatan melanggar aturan. Banyak modus yang dilakukan entah diselipkan dibalik barang-barang dari orang yang mengunjungi dia, meski sudah diperiksa oleh petugas layanan kunjungan bisa jadi diletakkan di tempat yang masih bisa lolos dari pemeriksaan. Bisa juga alat komunikasi tersebut didapatkan dari petugas yang "nakal". 

Kenapa ada petugas yang nakal? balik lagi, manusia itu ada macam-macam sifatnya. Mau aturan segimanapun juga kalau pada dasarnya orang tersebut sifatnya begitu pasti dia akan selalu cari celah untuk melanggar aturan yang ada. 

Namun nggak semua petugas kayak begitu. Kita terus berusaha memberantasan alat komunikasi dan barang terlainnya beredar di dalam Lapas dengan razia rutin. Buktinya dari satu kamar yang berisi  orang, handphone yang ditemukan cuma satu. Dari razia rutin sebelumnya juga biasanya dari ratusan orang penghuni lapas disini, hp yang ditemukan nggak sampai sepuluh. 

Intinya celah negatif selalu ada, makanya kita jangan berhenti untuk melawannya dengan kegiatan positif. 

Begitulah cerita petugas lapas kali ini, setelah selesai menyimpan barang-barang hasil penggeledahan di lemari kantor, saya langsung buru-buru cuci tangan pakai sabun. Sampai rumah saya ulangi lagi cuci tangan. Saya cium-cium tangan saya sendiri, jangan sampai ada bau amis 👋👋. 

Jadi gimana? ada yang pernah megang handphone berlendir?

Update : Makasih untuk yang sudah mengingatkan harusnya pakai sarung tangan, betul sekali begitulah SOPnya. Tapi ini panggilan mendadak (malam hari) dan tidak melibatkan tim keperawatan (stock sarung tangan dan masker ada di tim keperawatan). Tapi menjadi koreksi untuk selanjutnya pakai sarung tangan dan masker. Makasih yaaa :)

Get notifications from this blog

26 comments

  1. Wah, saya pasti nggak tahan kerja seperti Mbaknya ini. Salut, Mbak.

    ReplyDelete
  2. Sebelum makan jangan lupa cuci tangan ya mba wkwk, warga binaan macem2 aja ya sifatnya saya antara kasian sama gimana gitu sama mereka kalo sampe nangis, tapi kan emang udah tugas ya dan aturannya begitu mau gimana lagi

    ReplyDelete
  3. Whoaaa ... Ngeri-ngeri sedap ya, Mbak, bertugas di lapas. Terlepas dari si hp berlendir tadi, wkwkwwk, pernah nggak sih petugas mengalami kekerasan dari napinya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau disini belum ada, mbak. Tapi di Lapas lain pernah kejadian >,<"

      Delete
  4. woww.... tulisannya menarik sekali Mbak.Saya suka sekali membacanya krn menambah pengetahuan.

    ngomong2 hapenya abis disita dikemanakan Mbak ?

    Untung hapenya ngak bunyi ketika di razia , klu bunyi, pasti lucu kejadiannya, apalagi pakai nada getar...wowwww..ngak kebayang...! 😆

    kenapa ngak pakai sarung tangan Mbak ? sengaja yach ,biar si lengket bisa nempel di tangan....hehehehe. 😃

    ReplyDelete
    Replies
    1. Karena ini panggilan dadakan, cuma melibatkan beberapa orang nggak melibatkan tim dari pihak keperawatan (yang nyimpan stock sarung tangan dan masker di keperawatan) tapi lain kali lebih baik saya bawa sarung tangan sendiri kando huhu

      Delete
  5. Wahhh jadi ada noda noda yang tertinggal di tangan tu ya mba wuehehe, kan disimpen di celana dalam wuehehe ;D

    ReplyDelete
  6. Banyakin nulis2 cerita kaya gini mba. Aku penasaran sama kehidupan di lapas. Kalau penjara buat pejabat katanya mewah ya? Pernah denger aja sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di Indonesia ada ratusan lapas mbak, kalau yang diberitakan di Mata Najwa ya begitu adanya. Tapi dua lapas yang pernah dan sedang jadi tempat kerja saya nggak seperti itu. Balik lagi ke oknum tiap instansi mbak :)

      Delete
  7. selalu suka sama cerita Mbak Enny tentang pekerjaannya yang maasyaAllah banget.
    mesti pake sarung tangan kali ya, mbak. biar nggak kena lengket-lengket. ihihihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak, harusnya begitu tapi ini panggilan dadakan (malam hari) dan nggak melibatkan tim keperawatan (mereka yang simpan stock sarung tangan dan masker) terimakasih sudah diingatkan :)

      Delete
  8. Aduh geli hahahaha aku pernah sekali aja masuk lapas udh gregetan sama obrolan warga binaannya. Mba, btw petugasnya beh ngefoto2 yah? Kan kalo pengunjung hp hrs ditinggal di loker gitu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh mbak, karena kebutuhan untuk laporan. Iya kalau pengunjung harus dititipkan di locker ^^_^

      Delete
  9. Kok aku ngerasa pekerjaan Mba keren sekali hahahaha nggak kebayang sih kedapetan hape disembunyiin di balik underwear, beneran udah biasa Mba? Apa setelah selesai penggeledahan masih ngerasa jijik? Hahaha

    Banyakin cerita gini ya Mba, seru lhoo (:

    ReplyDelete
  10. Seru sekali mbak, cerita-cerita di balik lapas yang jarang terekspos..

    Saya pikir, kalau dipenjara dengan handphone, powerbank dan lainnya plus kuota internet, apa bener bisa jera itu dalam penjara? wkwkwkwk

    Semangat mbak dalam melaksanakan tugasnya, semoga semakin banyak sipir yang jujur dan amanah kedepannya. Aamiin..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya diusahakan diberantas terus dengan penggeledahan rutin.
      Saya sendiri pernah pendidikan kesemaptaan di asrama dua minggu dilarang bawa handphone. Disitu kerasa kayak warga binaan juga, haha. Salah satu teman saya pengantin baru, jadi dia diam-diam pakai handphone, saya juga pinjam untuk nelponin ortu. Disitu kami bisa ngerasain psikologis yang dirasakan mereka di dalam lapas. Walau harus melanggar aturan gimana caranya bisa menghubungi orang terkasih. Sayangnya ada juga warga binaan nakal yang memanfaatkan hp untuk tetap transaksi narkoba misalnya.

      Delete
  11. Wah, tugas mulia penuh risiko, ya.Setuju sama temen2 lain, emang perlu tuh siap2 sarung tangan. Utk jaga2 kl pas kwtemu masalah seperti ini kitanya gak jijjaay gitu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, kekhilafan saya dan tim. Karena ini mendadak (di malam hari) dan nggak melibatkan tim keperawatan (mereka yang stock sarung tangan dan masker)

      Delete
  12. Itulah repotnya ya, jika tidak ketat warga binaannya yang songong. nanti petugas sendiri yang kena teguran atasan bahkan bisa dipecat. Dikira tidak mampu kerja. Pengalaman saya saat jadi satpam pabrik juga hampir miriplah. Kalau saya dulu tidak perdulu pria maupun wanita, diraba semuanya jika dilihat tampak mencurigakan. Yang penting niatnya bukan untuk melecehkan, kan terekam lewat kamera.

    ReplyDelete
  13. Wih, saya bacanya gimanaa gitu,Mbak. Pekerjaan yang luar biasa. Ga boleh malas ngecek dengan ketelitian yang sangat. Semoga diberi kekuatan, ketabahan, dan kelancaran dalam bertugas ya, mbak..

    ReplyDelete
  14. Wih, saya bacanya gimanaa gitu rasanya. Ngecekin satu per satu tanpa kenal letih dan malas karna bosan. Belum lagi toilet yg ga semuanya bersih, "bagian dalam" tubuh napi yg ga semua dirawat kebersihannya. Luar biasa, Mbak. Semoga diberi kekuatan, kelancaran, dan ketangguhan dalam menjalankan tugas..

    ReplyDelete
  15. Pasti bnyak cerita serunya ya selama kerja di lapas hehe

    ReplyDelete
  16. ini iyuhhh banget deh mbak aq bayanginnya, hahahha tapi yah karena sudah jadi kerjaan buat mbak enny, itulah profesionalisme yah. petugas lapas gak cuma harus berani dan sabar yang sama para tahanan tapi juga harus gak jijik-an macam dokter dan perawat, ditunggu cerita lainnya yah petugas lapas

    ReplyDelete
  17. Seru baca pengalaman mbaknya lho, cerita dibalik tembok dingin sebuah lapas

    ReplyDelete