√ Tipe-Tipe Pengunjung Wanita [Cerita Petugas Lapas] - Duduk Paling Depan

Tipe-Tipe Pengunjung Wanita [Cerita Petugas Lapas]

baru nyadar si ibu pakai lengan pendek makanya ditutup lope lope



Lebaran ketiga kemarin saya piket lebaran di Lapas. Ini sudah biasa saya jalani setiap tahun semenjak jadi petugas lapas  atau polsuspas. Tugas saya adalah menggeledah barang bawaan dan badan pengunjung wanita. Ada puluhan wanita mulai dari anak kecil sampai ibu-ibu yang saya periksa badan dan barang bawaannya. Reaksi mereka macam-macam sampai saya memutuskan untuk menuliskannya disini.

Tipe-tipe pengunjung lapas (khusus wanita)



1. Ramah dan kooperatif

Nah tipe yang ini saya senang banget , karena mereka dengan terbuka mau kerja sama dan mematuhi prosedur.

Saya selalu menyapa dan meminta maaf ke pengunjung sebelum memeriksa mereka.

"Selamat pagi bu (kasih senyum manis semanis gula dua sendok). Saya periksa ya tas dan badannyqa. Ini bagian dari prosedur kunjungan ya bu"

"Iya bu nggak apa, periksa saja silahkan" kata mereka.

"Oke, ibu berdiri membelakangi saya ya. Angkat tangannya. Saya mulai ya, maaf sebelumnya ini sebentar kok".

Lalu saya mulai "meraba" dari kepala sampai ke kaki. Meraba disini dalam artian saya memeriksa apa ada sesuatu yang disimpan dibalik baju mereka bukan berarti mau ngapa-ngapain, lagian sesama wanita ini kan ya.

Pokoknya tipe yang ini welcome banget deh jadi kerjaan saya juga lancar dan cepat.


2. Dikira polwan (polisi wanita)

 "Ibu ini polwan ya, ma?" anak kecil bisik-bisik ke ibunya, bisik-bisik yang sampai kedengaran sama saya. 

"Iya makanya jangan nakal nanti bu polwan marah" ibunya malah meng-iya-kan dan nambah embel-embel saya ini pemarah. 

Bu, saya baek kok. Suka anak kecil juga. Huhu, kenapalah mamak-mamak suka nakutin anaknya kayak gitu ya 🤥

3. Sensitif dan Pemarah

"Bu kenapa mesti diperiksa? saya nggak bawa apa-apa kok"

"Ini prosedur kunjungan bu, cuma sebentar kok. Nggak bawa apa-apa tapi bawa tas dan dua plastik jinjing besar" 

"Tapi ini cuma makanan bu"

"Iya makanya saya periksa ya, ini memang prosedurnya bu" saya masih berusaha ramah dan senyum tapi gara-gara ini jadinya kerjaan lambat. 

"Saya nggak bawa apa-apa bu, ngapain saya bawa macam-macam saya nggak bawa sabu atau narkoba kok. Duh curigaan banget sih, pokoknya saya nggak bawa apa-apa kenapa pula harus diperiksa-periksa, berlebihan banget"

Huaaa rasanya pengen ngeluarin jurus kameha-meha saat itu juga atau di dalam hati sudah teriak "Woi, daritadi kan saya bilang ini memang prosedurnya kalau nggak mau keluar sono. Ini lapas, ada aturannya bukan pasar bisa keluar masuk seenaknya!"

*tarik nafas...hembuskan* 

(berusaha tetap senyum) 

"Ini sudah prosedur, bukan cuma ibu yang kami periksa. Kalau diperiksa begini bukan berarti dicurigai tapi memang prosedurnya (sengaja diulang-ulang biar paham) pokoknya saya tetap akan menjalankan tugas, saya periksa barang bawaan dan badannya ya bu" 

Walau ibu itu cemberut tetap saya periksa dan begitu saya suruh cepat-cepat pergi ke ruang besukan. Beeeuh, mangkel juga hati rasanya padahal suasana lebaran tapi ada aja yang bikin esmosi. *elus dada *Dada suami*


4. Beragam Jenis Panggilan

Saya sudah biasa dipanggil "ibu" jika sedang bertugas sekalipun orang tersebut jauh lebih tua daripada saya itu berarti mereka pun menghargai saya sebagai petugas lapas. Tapi ada juga lho yang manggil sesuka hati mereka.

"Mau diperiksa ya mba?"

"Ini barang bawaan saya dek"

"Makasih ya tante"

Yasudahlah yaa syukur-syukur nggak dipanggil Zaskia Mecca, perlu saya beliin kaca mata orangnya. 

5. Mau Selfie

Poin kelima disini maksudnya bukan berarti pengunjung mau selfie sama saya. Jadi kan setiap pengunjung nggak boleh bawa handphone dan alat elektronik lainnya ke dalam Lapas. Jika bawa handphone harus dititipkan di locker di pos pertama atau di bagian portir namanya. Sedangkan saya bertugas di pos kedua atau tahap penggeledahan. 

Ternyata tetap saja ada yang bandel nggak nitipin handphonenya di pos pertama terbukti ketika saya periksa tasnya ketemu handphone dan tablet. Saya tegur dan saya ambil untuk dititipkan di locker tapi mereka malah protes.

"Yah, jangan dititipin bu saya mau bawa ke dalam itu nggak ada kartunya kok"

"Sekalipun handphonenya rusak tetap nggak boleh dibawa masuk, bu. Ini sudah peraturannya"

"Tapi kami mau selfie-selfie bu di dalam"

Gubraaak!! Dikira Lapas ini wahana rekreasi yang kalau berkunjung kudu foto selfie. 

*sabaaar...sabar.....*

6. Pura-Pura Lupa

*meriksa tas pengunjung* *nemuin handphone*

"Bu, sudah tahu kan kalau ke dalam lapas nggak boleh bawa handphone. Tadi sudah disuruh titip kan di locker?"

"Eh iya maaf bu, lupa"

Padahal dia sudah beberapa kali berkunjung ke lapas sini, lupanya yah bisa ditebak hanya pura-pura.


Namanya juga puluhan sampai ratusan orang yang berkunjung, ada-ada aja kelakuannya yang bikin saya pijit-pijit kepala pakai fresh care. Tapi sisi positifnya saya bisa belajar banyak karakter orang lain dan dijadikan bahan tulisan juga kan di blog hahaha 😅

See ya on another blog post, don't forget to follow this blog 😘


Get notifications from this blog

32 comments

  1. Keep writing.. Seru, already being your big fans. 😁

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih sudah baca, ayo blognya diupdate juga dong

      Delete
  2. Wahh, Bagian dari pengabdian ya ...
    Do'akan Saya lolos seleksi thn ini .... Semoga bisa ikut mengabdi membina pelanggar hukum��

    ReplyDelete
  3. Tulisan Ein makin lama makin renyah... Keep writing mbeb sistaaah (ella ijo)

    ReplyDelete
  4. semangat Ibu Sipir, terkadang lucu juga kalau banyak orang yang menjadikan LUPA sebagai alasan kalau ketahuan ... heeee
    jaga di lapas mana mbak ?

    ReplyDelete
  5. bisa belajar sabar juga ya mbak jadinya ditempat kerja, karena gimanapun ngadepin orang dengan karakter macem-macem kadang suka bikin gemes juga kalo kebetulan mood kita lagi nggak oke :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah iya pernah juga saya kelepasan marah karena waktu itu lagi hamil , mood swing banget, makasih sudah mampir ^^

      Delete
  6. Hihihi mba bagus tulisannya dikemas dengan humor sampe saya senyum2 sendiri bacanya. Wah pekerjaan mba termasuk yang nggak umum ya. Seneng denger profesi seprti mba. Salam kenal ya. Tetep slalu sabar nemu pengunjung yg rese hahah

    ReplyDelete
    Replies
    1. makasih bunda erysha sudah baca, iya mba setiap pekerjaan pasti ada suka dukanya :)

      Delete
  7. Salam kenal kak, segedhe ini saya baru sekali berkunjung ke Lapas dan awalnya plonga-plongoi karena tidak tau g boleh bawa hp dan dompet pas masuk.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi iya mba tapi dititipkan di locker kan hapenya? ^^

      Delete
  8. saya belum pernah berkunjung kesana mba 😁
    waah ada juga ya yang ngajak foto 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulillah mba berarti nggak ada kerabatnya yang terlibat pelanggaran hukum ^^

      Delete
  9. Di lapaspun bisa dijadikan tempat selfie...hihi. Mungkin sebaiknya dibuat satu sudut buat pemotretan. #eh...

    ReplyDelete
  10. Duh mbak (eh aku paling mbak aja ya hahaaa), baca2 ini lapas jadi nggak terkesan angker bin serem. Pas baca dikira polwan itu aku ketawa ngekek, dasar ibu2 ada saja kesempatan buat nakut2in anak2 biar nggak nakal.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mba, ada2 aja kan tipe orang macam-macam hihi

      Delete
  11. Mungkin yang sensitif itu sedang PMS, Mbak. LOL

    ReplyDelete
  12. Helo mbak...salam kenal yach. Waah baru kali ini saya berkunjung ke blog mbak. Bagus, menghibur dan oke tulisannya. Salut buat mbak yang bekerja di Lapas, pengabdian kepada bangsa dan negara.

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal balik mba, saya follow ya blognya. hihi makasih mba :)

      Delete
  13. Kalo di sini boleh kan panggil Mba, gak harus ibu? Mubazir soalnya kalo dibelikan kacamata aku udh punya dual hihi 😁

    Lucu2 ya Mba tipe2 orang. Kalo aku berkunjung ke lapas Mba kerja, aku minta selpih nya sm Mba-nya ajalah. Hehe..

    Suka ih cara berceritanya. Ngalir dan humornya seimbang gak dipaksakan. 😊

    ReplyDelete
  14. hihi boleh mba, jangan lupa tag di instagram *lol

    Makasih sudah baca mba septia ^^

    ReplyDelete
  15. Kunjungan perdana ke blog kece mba DudukPalingDepan.

    Buat pengunjung yang emosian, semoga membaca tulisan ini biar sadar kalo ini tuh bagian dari prosedur, ingat PROSEDUR, tau kan apa itu prosedur... Kalo nggak tau, berarti Ndeso, hahaha... *kok KZL ya

    Bagi pengunjung yang hobi selfie sih wajar, tapi sebaiknya liat tempat dulu ya, nih biasanya kalo lagi ada kecelakaan, milih selfie lebih dulu ketimbang nyelamatin korban.

    Soalnya saya juga bekerja di hoteliur, jadi ya gak beda jauh ngadepin beragam tingkah pola tamu, ada yang ngeyel, ngeselin, sensitif, pemarah, baik dan lain sebagainya, kalo udah gini kadang suka ngelus dada *dada istri..

    Berarti mba DudukPalingDepan juga gak boleh bawa handphone dong ke kawasan lapas, atau petugas boleh??

    Makasih yah sudah sharing, saya tertarik buat ngikutin setiap cerita di blog ini, secara kayaknya belum ada deh petugas lapas yang rajin nulis blog dan kisah di sekitar lapas.

    Keep writing mba....

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks for coming mas, kalau petugas boleh bawa handphone. haha iya ada ada aja sih belum lagi tingkah laku warga binaan yang bikin suara serak-serak becek (ngomelin mereka yang kadang bandel) haha.

      Delete
  16. Eh ada mbak zascia mecca, eh salah ya. kacamataku kemana nih... hehehe

    ReplyDelete
  17. Mau dong diperiksa sesuai prosedur sama mbak zascia mecca.. :v

    ReplyDelete
  18. yang ini baru pengabdian, saya doakan jadi kalapas.....

    ReplyDelete
  19. terima kasih tulisan2 di blognya sangat membuat motivasi 👍

    Saya seneng baca blog disini,dan alhamdullilah saya lulus,baru aja kemaren pemberkasan. apalagi saya juga baru lulus Sekolah terus lulus Tes CPNS dengan nilai yang lumayan 😊, Walaupun saya gagal di SNMPTN,SBMPTN.

    Sekali lagi terimakasih atas tulisan2 mba.
    Salam Kanwil DKI.

    ReplyDelete
  20. Haahhh lucu ya mbaaa ku bru tahu ada yg mu wefie

    ReplyDelete

Jalan-jalan ke rumah caca, mampir sebentar beli kedondong, jangan cuma dibaca, kasih komentar juga dong.