Duduk Paling Depan
Petualangan Kuliner Interaktif Dengan Game Seru dan Gratis Untuk Semua Usia

Petualangan Kuliner Interaktif Dengan Game Seru dan Gratis Untuk Semua Usia

Culinary game



Dunia kuliner dekat dengan keseharian kita, khususnya bagi seorang ibu, sekalipun kita bukan chef profesional. Karena hampir setiap hari seorang ibu memasak dan menyajikan makanan untuk keluarganya tercinta.

Nah, kuliner bukan cuma tentang aneka menu makanan dan bagaimana cara kita menikmatinya, tapi bisa jadi bagian dari edukasi juga lho bagi anak. Contohnya, anak harus tahu bahwa makanan dan minuman bukan cuma sekedar membuat kenyang dan menghilangkan rasa haus. Tetapi juga ada kandungan gizi di dalamnya yang bermanfaat untuk tumbuh kembangnya. 

Selain itu, anak juga bisa mempelajari bahwa jenis makanan itu sangat beragam. Di satu daerah saja ada banyak jenis kuliner, belum dari Provinsi dan Negara lain. 

Ada banyak hal yang bisa dieksplor dan dijelajahi dari dunia kuliner, dan kini, petualangan itu bisa dinikmati dengan cara yang lebih seru dan interaktif melalui game. Game kuliner bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana edukasi yang menyenangkan bagi semua usia.

Mengapa Bermain Game Kuliner?


Pembelajaran yang Menyenangkan: Game kuliner memperkenalkan berbagai jenis makanan, bahan-bahan, dan teknik memasak dengan cara yang interaktif.

Keterampilan Manajemen: Banyak game kuliner melibatkan manajemen waktu dan sumber daya, melatih keterampilan perencanaan dan organisasi. Misalnya dengan game yang berperan sebagai pemilik sekaligus pramusaji sebuah restoran.

Hiburan untuk Semua Usia: Dari anak-anak hingga orang dewasa, game kuliner menawarkan keseruan yang dapat dinikmati bersama keluarga atau teman.

Mainkan Ratusan Game Kuliner Menyenangkan di Culinary Schools

Main game khususnya online games, nggak selamanya buruk asalkan memang kita tahu bagaimana mengatur waktu. Terutama bagi anak-anak, asalkan games yang dipilih sesuai umur anak, tidak menampilkan kekerasan, dan tidak ada unsur pornografi, maka boleh-boleh saja. 

Apalagi kalau kita bisa main bareng anak, jadi orangtua bisa langsung menjelaskan hal-hal yang bersifat edukasi terutama jika anak punya rasa ingin tahu yang tinggi. 

Saya mau merekomendasikan satu situs yang isinya banyak banget games yang menarik dengan tema kuliner, yaitu di culinaryschools.org/kids-games/. 


Semua games yang ada disana gratis, tanpa perlu download aplikasi, tanpa perlu register atau bikin akun. Mudah banget, kan?

Rekomendasi Games Seru di Situs Culinary Schools

Ratusan games yang ada di situs Culinary Schools bisa untuk semua usia, tapi ini saya rekomendasikan 3 games yang cocok untuk anak-anak di bawah 7 tahun, dan 3 games lagi untuk anak di atas 7 tahun sampai orang dewasa.

Rekomendasi Games Culinary Schools Untuk Usia 7 tahun ke bawah:

1. Veggie friends

Games ini cocok untuk mengenal jenis-jenis sayuran dalam bahasa inggris. Selain mengenal nama-nama sayuran, juga dijelaskan manfaat dan kandungan vitamin yang tedapat dalam sayuran tersebut. 

Game Veggie Friends

Culinary Schools Games

Kemudian ada permainan untuk memasangkan bagian-bagian "tubuh" dari bentuk sayuran. Sehingga anak dapat mengenal jenis-jenis sayuran dengan cara yang lebih menyenangkan.


2. Find Pair

Sesuai namanya yang artinya "menemukan pasangan", game ini memasang-masangkan makanan sesuai dengan gambarnya. Misalnya apel dengan apel, coklat-dengan coklat. Cukup mudah tapi tetap butuh ketelitian karena semakin naik level maka gambarnya semakin banyak dan acak. 

Find pair game
Find Pair Level 3

Main game ini sama anak, bisa sekalian mengajarkan anak untuk fokus, teliti, dan mengenal nama-nama makanan atau buah yang ada pada permainan ini.


3. Egg Go

Anak-anak biasanya suka makan telur, termasuk anak saya sendiri. Tapi apakah anak sudah tahu kalau telur ayam itu ada yang bisa menetas, ada juga yang busuk sehingga nggak bisa dimasak. 

Egg Go Game
Egg Go Game by Culinary Schools

Nah, game Egg Go ini kita diminta untuk memisahkan telur sesuai bentuknya. Telur hijau artinya busuk, telur retak artinya bisa menetas menjadi anak ayam, dan telur utuh bisa jadi telur ceplok.

Jadi sambil main bisa mengajarkan anak kalau telur dari seekor ayam, bisa jadi anak ayam atau dimasak. Tapi kalau yang busuk, ya harus dibuang karena kalau dimakan malah jadi sakit. 


Rekomendasi Games Culinary Schools Untuk Usia 7 tahun ke Atas dan Dewasa


1. Banana Jungle

Kita harus menggerakkan seekor monyet untuk mengumpulkan pisang sebanyak-banyaknya, tetapi tentu ada tantangannya yaitu harus melewati berbagai rintangan seperti jamur atau batang kayu yang kalau tidak bisa dilompati dengan baik, maka karakter monyetnya akan mati. 

Banana Jungle Game


Ini seru banget, karena benar-benar harus fokus dan tangan juga harus cepat mengetuk tombol lompat atau merunduk agar tokoh monyet kita nggak tersandung dan mati, serta mendapatkan pisang yang banyak.


2. Fast Food Combat

Ini salah satu games yang seru banget, bisa buat anak-anak dan dewasa. Jadi ada dua karakter yang harus rebutan buah-buahan, siapa cepat dia dapat. 


Fast Food Combat


Tapi jangan cuma cepat, harus teliti karena diantara buah-buah segar, ada buah-buahan busuk yang kalau kita makan, bikin kekuatan jadi melemah. Ada juga buah frozen, yang kalau dimakan, membuat player jadi beku. 


3. Pizza Shop

Saya sendiri suka game model restoran seperti ini sejak saya kenal computer game waktu saya SMP. Jadi main game Pizza Shop ini bikin saya nostalgia rasanya. 

pizza shop game
Pizza Shop Game

Senang aja gitu berperan jadi pramusaji, melayani customer mau pesan apa, lalu membuat pesanan, mengantarkan pesanan, dan menerima bayaran. 

Butuh kecepatan dan ketelitian di game ini supaya pesanan customer nggak salah satu sama lainnya. 


Kelebihan Main Games di Culinary Schools



  1. Kelebihan games di Culinary Schools ini nggak perlu download ataupun bayar, semuanya gratis dalam satu situs saja. Jadi nggak makan memori penyimpanan. 
  2. Menggunakan HTML5, jadi bisa diakses di berbagai gadget baik di PC, Tablet, maupun di smartphone. 
  3. Meski ada iklan, tapi iklannya hanya di bagian bawah dan samping, nggak berbentuk pop-up dalam games, jadi nggak mengganggu. 
  4. Pilihan gamesnya ada ratusan dan setiap bulan ada games baru, jadi nggak bakal ngebosenin karena kita bisa cobain banyak game. 
  5. Bukan cuma game bertema kuliner, tapi juga ada game kartu yang bisa mengasah otak, game tema olahrga, dan masih banyak lagi. 

Jelajahi Petualangan Kuliner Interaktif Dengan Game Seru dan Gratis Untuk Semua Usia 

Jadi gimana, tertarik main game kuliner di situs Culinary Schools bareng anak? Bisa jadi bonding time yang menyenangkan terutama diwaktu luang. Apalagi ada jenis games yang bukan cuma menghibur, tapi bisa jadi pelajaran interaktif untuk anak.


Nggak perlu ribet download atau bikin akun juga, tinggal masuk ke situs culinaryschools.org, dan kita bisa langsung memainkan banyak game kuliner yang seru. 

Yuk, ajak orang-orang tercinta untuk main game kuliner bareng. 

Ada yang suka juga main online games dengan tema kuliner? Cerita di kolom komentar, ya.

Manfaat Gemini AI Untuk Blogger

Manfaat Gemini AI Untuk Blogger

Manfaat Gemini AI Untuk Blogger


Harus diakui teknologi sekarang semakin canggih, terutama dalam menunjang hobi dan profesi kita sebagai blogger

Dulu kalau mau cari inspirasi nulis blog, ya kalau nggak dari pengalaman sendiri, bisa juga dari hasil membaca puluhan artikel para blogger lainnya. 

5 Cara Mengembalikan Minat Baca

5 Cara Mengembalikan Minat Baca

5 Cara Mengembalikan Minat Baca


Hobi Baca Tapi Jarang Baca

Siapa yang dulu kalau isi biodata bagian hobi, nulisnya hobi baca buku? Terus makin kesini malah makin jarang baca buku. 

Itu emang saya, kok. Hehe 😁. 

Harus diakui gempuran konten-konten menarik di internet membuat minat baca saya berkurang. 

Beda banget waktu zaman sekolah, baca buku seolah hiburan utama bagi saya. Kalau baca buku pelajaran itu sebatas kewajiban, tapi baca buku-buku fiksi jadi semacam kebutuhan. 

Saya suka novel romansa, petualangan, dan juga komik. Buku-buku self development juga suka apalagi tentang kepribadian dan pengaturan keuangan. 

Tapi makin lama minat baca makin berkurang, karena segala informasi dan hiburan bisa didapat dari ponsel genggam saja. 

Apalagi dengan kesibukan sebagai ibu pekerja. Bacain buku anak, sudah saya anggap membaca. Padahal beda, karena topik buku anak tentu nggak sesuai dengan usia saya. 

Berusaha Mengembalikan Minat Baca

Minat baca

Makanya sejak tahun lalu saya berusaha mengembalikan minat baca itu. Mulai dari yang ringan kayak komik, kumpulan cerpen, atau novel tapi yang halamannya nggak terlalu banyak. 

Novelnya juga masih sejenis metro pop atau young-adult literatur. Misalnya novel Home Sweet Loan, Progressnya Berapa Persen, Timun Jelita, dll. 

Saya mulai baca-baca lagi di aplikasi iPusnas. Karena gampang diakses dan gratis 👍. 

Tapi sebagian juga saya beli buku fisiknya karena ternyata lebih enak pegang yang dalam bentuk buku, ada aroma khas kertas dan bunyi gesekan saat kita membalikkan kertas ke halaman berikutnya. 

Nah, saya mau bagi pengalaman bagaimana cara saya berusaha mengembalikan minat baca di tengah gempuran konten pendek yang dengan mudah kita temui di media sosial. 

 5 Cara Mengembalikan Minat Baca

1. Mulai Dari Bacaan Ringan dan Menghibur 

Kalau sudah lama nggak baca buku, jangan langsung baca sastra yang berat atau buku pengetahuan yang tebal. Karena nanti malah jenuh dan berhenti di tengah jalan. 

Coba dengan komik, atau buku self development dengan porsi lebih banyak ilustrasi daripada tulisannya. 

Temukan kembali sisi “fun” dari membaca terlebih dahulu. Nggak usah pakai target harus sekian buku dalam sebulan, atau sekian bab dalam satu hari. 

2. Pilih Buku dengan Topik yang Sedang Diminati

Sekarang lagi suka ngulik informasi apa? Tentang game? Parenting? Kuliner? 

Alih-alih cari info di media sosial, coba cari buku dengan topik yang sedang diminati. 

Jadi kita bakal lebih “betah” membaca karena memang sedang butuh informasi tersebut. 

3. Luangkan Waktu Untuk Membaca, Jangan Sekedar Membaca Diwaktu Luang. 

Masukkan kegiatan membaca sekitar 10-15 menit saja perhari ke dalam daftar kegiatan harian kita. 

Jika perlu, pasang alarm reminder untuk mengingatkan jadwal membaca. 

Kalau nggak gitu, selalu nggak ada waktu. Nunggu waktu luang, seringkali terpakai untuk hal lain. Jadi harus benar-benar meluangkan waktu. 

4. Pergi ke Toko Buku atau Perpustakaan

Memang era digital kayak sekarang, lebih gampang baca atau beli buku online.

Ke Toko Buku


Tapi pergi ke toko buku langsung, melihat deretan buku berjejer rapi di setiap rak, melihat orang-orang datang dengan tujuan yang sama untuk membeli buku, bisa menularkan semangat minat membaca kita. 

Selain toko buku tentunya juga bisa ke perpustakaan ya. Tapi di tempat saya cuma ada perpustakaan daerah dan waktunya bentrok dengan jam kerja. 

Kalau ada kesempatan ke kota (iya, di Kabupaten saya tinggal nggak ada toko buku 😭), saya usahain ke toko buku. 

Bahagia rasanya melihat buku-buku berjejer rapi dan banyaaak banget. Baru di pintu masuk saja, saya rasanya sudah bisa mencium aroma khas buku baru. 

5. Gabung ke Komunitas Buku 

Karena komunitas buku isinya adalah orang-orang yang hobi membaca buku, membahas rekomendasi buku-buku menarik, dan topik lain yang terkait dengan membaca. 

Nggak perlu terlibat aktif kalau nggak ada waktu. Saya sendiri lebih sering menyimak saja. Itupun komunitas buku online seperti base di X atau topik di Threads. 

Tapi kalau teman-teman punya waktu, mungkin bisa gabung ke komunitas buku yang ada di sekitar tempat tinggal kalian. 

Kalau bisa bergabung langsung, biasanya akan ada acara kumpul-kumpul sesama pencinta buku untuk ngobrolin topik literasi. Bahkan ada yang bikin event seru juga 😍. 


***

Nah, itu dia 5 cara mengembalikan minat baca ala saya. Sepanjang 2024 lalu, Alhamdulillah bisa baca buku sekitar 14 buku. Jadi kalau dirata-rata sekitar 1-2 buku saja perbulan. 

It’s okay, small progress is still a progress. 

Tahun ini pun saya juga nggak mau target jumlah buku yang harus dibaca. Tapi target konsisten membaca lebih sering.

Karena harus diakui sekalipun segala informasi mudah diakses di internet, tapi distraksinya juga tinggi. 

Seringkali informasi di internet hanya sepotong, nggak menyeluruh, sehingga malah missed persepsi. 

Sedangkan buku, kita bisa baca satu topik menyeluruh, yang biasanya disertai riset oleh penulisnya. 

Bahkan kalaupun baca Novel, saya tetap dapat pengetahuan, misalnya tentang profesi dari back story karakter tokoh.

Semoga tips di atas bermanfaat ya. Yuk kita kembalikan minat baca yang sempat hilang. 📚