Duduk Paling Depan: Inspiratif
Cerita Persalinan (Pengalaman Operasi Caesar)

Cerita Persalinan (Pengalaman Operasi Caesar)


Saya yakin setiap ibu hamil terutama pada kehamilan pertama pasti menginginkan persalinan secara normal. Kalau bisa intervensi seperti induksi bahkan operasi caesar dihindari. Saya juga begitu ketika hamil, saya sangat berharap bisa normal apalagi setiap saya kontrol ke dokter atau bidan hasilnya saya dan janin sehat-sehat saja, bahkan menjelang HPL (Hari Perkiraan Lahir) hasil USG mengatakan bahwa baby dalam keadaan sehat, ketuban cukup, posisi bagus, secara keseluruhan waktu itu saya yakin banget bisa lahir normal. Makanya saya santai nggak riset Rumah Sakit, hanya janjian dengan bidan saja untuk lahiran di rumah.

Namun manusia hanya  bisa berencana dan Allah SWT juga yang menentukan.

Baca juga : 6 PERSIAPAN PERSALINAN YANG SERING TERLUPAKAN

Dari Tahun ke Tahun

Dari Tahun ke Tahun


pic : mesinkreativitas.com


Nggak kerasa sudah 2017 aja nih. Memang saya dan keluarga tidak merayakan pergantian tahun secara khusus. Karena bagi saya pribadi, pergantian tahun hanyalah soal pergantian angka dan waktu saja. Untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik, untuk menggagas dan mewujudkan mimpi tidak perlu menunggu momen pergantian tahun. Kapanpun, disaat kita sadar bahwa hidup  hanya sementara maka sudah semestinya kita merangkai dan mewujudkan mimpi dengan standar dunia dan akhirat. Beraaat banget bahasanya yaaak hihi.
Media Sosial Setajam Silet

Media Sosial Setajam Silet




Judulnya mirip-mirip infotainment yak, tapi tenang tulisan ini tidak bermaksud untuk membahas artis A yang sudah berpisah dengan artis B kemudian membuat  rekayasa cinta dengan artis C yang ditanggapi oleh artis D *puyeng deh tuh*. Tapi ini lebih kepada kegelisahan hati calon mamak muda kayak saya.

Saya sudah melek Medsos (Media Sosial) sejak 2008, mulai dari chatting mIRC, friendster, blog, facebook, twitter, bbm, path, instagram saya pernah dan masih punya. Setiap platform memberikan kesan dan keseruan yang berbeda.
Nggak Perlu Berbakat.

Nggak Perlu Berbakat.



untuk sukses pada suatu bidang kamu nggak perlu berbakat, kamu hanya perlu berminat dan berlatih.” –El, 22th, menunggu diajak ke KUA-


Mantap banget kan quotes di atas? *udah iyain aja* 

Sering nggak kita kagum sama seseorang di bidang tertentu dan kita merasa dia sukses karena memang dia terlahir berbakat di bidang tersebut? Dulu saya pun berpikir begitu, misalnya penyanyi terkenal itu pasti karena dia terlahir dengan talenta suara yang merdu. Pembaca berita, pembawa acara, penyiar radio, mereka pasti terlahir dengan bakat public speaking yang keren.  Pebisnis sukses pasti karena dia terlahir dengan bakat dangang sampai-sampai pas lahiran dari dalam perut dia udah bawa-bawa kalkulator *ngaco*.
Life Goals

Life Goals




Everyone has their own life goals..



image source : here


Saya pernah ikut seminar motivasi dimana disitu kita semua dimotivasi untuk menuliskan apa life goals kita. Semacam mimpi-mimpi dan target-target yang ingin kita wujudkan dalam hidup. Hal ini akan memacu kita untuk lebih semangat melakukan ikhitiar yang membuat kita semakin dekat dengan life goals kita.
Be Plus Be Positive

Be Plus Be Positive



Assalamualaikum... yang cantik yang ganteng.

Iya kamu.. kamu yang ganteng.

Bukan..bukan kamu.. itu coba geser dikit, nah itu.. yang di sebelah kamu. 

Nggak ada siapa-siapa di sebelah kamu? Kan makhluk itu bukan Cuma yang bisa dilihat tapi ada juga yang nggak bisa dilihat dengan kasat mata, xixixixi.
 
Lho kok jadi horor?
Memori Tentang Ibu

Memori Tentang Ibu





Kalau sudah ngomongin sosok ibu rasa-rasanya kita perlu tisu untuk jaga-jaga kalau ada air jatuh dari mata. Hari ini mamaku ulang tahun yang ke-51 sekaligus ulang tahun pernikahan yang ke-29 tahun. Karena umur aku sekarang 22 tahun, maka yang aku tulis adalah memori kilas balik selama 22 tahun menjadi anak beliau.

Waktu kecil aku nggak masuk TK, mungkin orangtuaku punya alasan tersendiri kenapa nggak memasukan aku ke TK. Tapi meskipun nggak mengecap pendidikan TK tapi aku merasa masa kecil aku menyenangkan. Aku ingat mama yang sambil memasak mengajarkan aku lagu “tukang becak” lengkap dengan gerakannya, dan lagu anak-anak lainnya. Aku ingat mama mengajarkanku berhitung dengan jari-jarinya sambil berbaring di kasur sebelum kami tidur. Aku ingat mama juga mengajarkanku huruf-huruf dari iklan-iklan di majalah atau spanduk-spanduk yang kami lihat sepanjang jalan. Aku ingat tentang mama yang memangku aku yang ketiduran di angkot lengkap dengan iler berceceran di pangkuannya. Aku ingat tentang mama yang mengomel namun setelah itu dia pula yang membujukku untuk makan. Aku ingat tentang mama yang marah kalau aku bolos madrasah (karena pendidikan agama itu sangat penting). Aku juga selalu suka masakan mama meskipun di luar sana banyak restoran yang enak, tapi masakan mama tetap yang terbaik karena aku merasakan cinta di setiap suapannya.

22

22

Hello July, nice to meet you again for 22nd time.

Gilaaaak nggak kerasa udah 22 tahun aja nih aku, perasaan baru kemaren deh ngerayain ultah ke-17 #menolaktua :P

Beberapa hari yang lalu seorang teman dekat bertanya “ulang tahun nanti Ein mau bikin acara apa?”  nggak salah  juga dia nanya begitu karena dia tahu hampir setiap tahun aku merayakan ulang tahun dengan bikin acara makan-makan di rumah atau di restoran. Tapi tahun ini berbeda. Aku nggak punya rencana apapun untuk merayakan tanggal ultah.

Waktu mungkin mendewasakan, membuat aku merasa bahwa ulang tahun bukanlah tentang meniup lilin di atas cake coklat sambil memejamkan mata dan mengucapkan wishes di dalam hati. Ulang tahun bukan tentang sibuk membuka kado yang menumpuk. Ulang tahun bukan lagi tentang pesta dan perayaan. Ulang tahun justru menjadi hari untuk muhasabah diri, instropeksi  dan koreksi diri.

Padahal tahun lalu aja aku masih ngambek karena beberapa temen deket justru telat ngasih cake dan kado, menurutku mereka kurang peka padahal itu adalah hari spesial yang cuma ada setahun sekali. But I was totally wrong. Kenapa aku Cuma menilai mereka berdasarkan ingat atau nggaknya mereka akan ulang tahunku? Padahal nggak peduli hari apapun itu ketika aku butuh mereka ada. Mereka mendengarkan curhatku ketika aku senang maupun galau, ketika aku bahagia ataupun kecewa.

Euuum tahun ini nggak banyak yang aku minta. Aku Cuma mau jadi pribadi yang lebih baik dan menyenangkan untuk semua orang. Aku mau setiap orang yang kenal aku di dalam hidupnya nggak merasa menyesal kenal denganku. Karena usia hanyalah soal angka, sedangkan umur Allah membuatnya menjadi sebuah rahasia. Tua atau muda semua manusia pasti kembali pada-Nya, setidaknya di dunia aku ingin diingat sebagai orang yang menyenangkan bukan sebaliknya.

Selain meminta hal diatas, aku justru ingin bersyukur pada Dia yang telah memberikan apa yang aku butuhkan, apa yang aku inginkan, apa yang tidak pernah aku minta namun Dia berikan karena Dia tahu aku membutuhkannya. Keluarga yang baik, Sahabat yang setia, Pekerjaan yang menyenangkan,  Rezeki yang cukup, dan masih banyak lagi bentuk kasih sayang-Nya yang aku rasakan. Thanks Allah, you’re the one and only. Please bless me always wherever am I, please don’t forget me even if I forget about you. Thanks for giving me such amazing life.

Eum.. mungkin yang masih kurang cuma satu aja sih, itu tuh.. maksudnya...

Kurang ada ......

*mati lampu*
 *yaaah jadi nggak bisa nulis deh maksudnya kurang apa*

Well, happy birthday to my self. Be happy and share happiness to everyone you love the most.

source : google image


Belajar Dari Mereka

Belajar Dari Mereka



Setiap anak nggak bisa memilih dari rahim siapa mereka dilahirkan. Kita juga nggak bisa memilih latar belakang keluarga kita. Tuhan sudah menentukan takdirnya tepat saat kita keluar dari rahim ibu, menangis kencang sebagai tanda permulaan hidup kita di dunia. Yah, kita bisa nggak bisa memilih rupa dan status sosial orang tua kita. Bagaimanapun, yang Allah berikan tentulah yang terbaik. 

Aku pribadi bersyukur banget lahir sebagai anak ibu Nur dan pak Syarif, dari kecil aku nggak pernah kekurangan kasih sayang, mungkin mereka bukan orangtua yang kaya raya tapi aku nggak pernah merasakan kelaparan hanya karena di dapur nggak ada makanan dan nggak ada uang untuk sekedar membeli beras. Pendidikanku, mainan, kendaraan, semua dapat mereka penuhi.
Memori Tentang Ayah

Memori Tentang Ayah


Kita memang tidak bisa memilih dari rahim siapa kita dilahirkan, orangtua mana yang membesarkan. Maka bersyukurlah aku dilahirkan menjadi anak mereka. Pun kalau sekiranya ada kesempatan memilih orangtua, maka aku akan tetap memilih mereka sebagai orangtua.

Nggak ada manusia yang sempurna termasuk orangtua kita. Termasuk papa. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, papa adalah orang yang paling aku banggakan. Aku nggak perlu super hero seperti superman, batman, atau iron man. Sosok papa sudah mewakili itu semua. 

Kebanyakan sosok ayah hanyalah menjadi tulang punggung keluarga dimana tugasnya mencari nafkah dan memastikan kebutuhan finansial keluarganya tercukupi. Untungnya papa memberikan aku memori tentang sosok ayah yang bukan hanya tempat untuk meminta uang jajan. 
Kapan Nikah?

Kapan Nikah?





Untuk kalian yang sudah cukup umur apalagi sudah punya pekerjaan pasti nggak asing sama pertanyaan diatas. Bahkan mungkin sudah ada yang nggak perlu lagi makan nasi karena keburu kenyang sama pertanyaan itu.

Kenapa ya kadang orang-orang terlalu kepo dan rempong dengan bertanya “kapan nikah?” padahal itu pertanyaan sensitif terutama untuk mereka yang jones dan masih mencari pasangan hidup.


Sebenarnya postingan ini akan nyerempet ke curhat....
Ditilang?

Ditilang?

Kemarin, untuk pertama kalinya selama memakai kendaraan bermotor aku kena tilang polisi lalu lintas. Jadi ceritanya aku dan temen mau ke salah satu destinasi wisata di kota Jambi, yaitu Tanggo Radjo untuk menikmati sore disana. Niatnya kita mau foto-foto sambil ngeliat panorama senja di tepian sungai Batanghari ditambah dengan kokohnya bangunan baru jembatan pedestrian & menara Gentala Arasy yang jadi icon baru kota Jambi. Secara sebagai anak setengah gaul Jambi, kayaknya belum hits gitu kalau belum upload foto selfie dengan background jembatan dan menara tersebut.

Tapi rencana tinggallah rencana wahai kakanda, belum juga nyampe di tengah jalan kita dicegat polantas. Salahnya sih karena teman yang bawa motor di depan motor aku salah belok, lebih salah lagi karena aku ngikutin aja. Jadilah kita berdua (kita bawa motornya masing-masing) di-stop-in dua orang polisi.

"Surat-suratnya mana dek?"

Deg!!