√ Ucapan yang Tidak Perlu Dikatakan Saat Menjenguk Ibu yang Baru Melahirkan - Duduk Paling Depan

Ucapan yang Tidak Perlu Dikatakan Saat Menjenguk Ibu yang Baru Melahirkan

freepic

Saat ada teman atau saudara yang baru saja melahirkan, rasanya kita turut bergembira. Nggak sabar untuk melihat bayi menggemaskan yang baru saja datang ke dunia. Dimana-mana, bayi baru lahir itu lucu banget. Dengan pipi gembul merah merona, jari-jari mungil, dan mata yang mengerjap-ngerjap. 

Eits, meski begitu ada ucapan yang harus dijaga saat menjenguk teman atau saudara yang baru saja melahirkan. Mungkin maksud kita hanya basa-basi atau mencari topik pembicaraan. Tapi perlu diperhatikan, jangan sampai ucapan kita malah melukai hati sang Ibu yang baru saja susah payah dan lelah melewati proses persalinan. 

Apa saja sih ucapan yang nggak perlu dikatakan saat menjenguk Ibu yang baru melahirkan?

"Lahirannya Normal atau Caesar?"

Bingung deh sama pertanyaan begitu, maksudnya mau bayarin bill Rumah Sakitnya apa gimana? Lebih menyakitkan jika dijawab dengan lahiran dengan proses Operasi Caesar, eh ditambah ucapan seperti "Nggak kuat ngeden, ya?"  atau "Wah sayang banget ya, kata orang belum sepenuhnya jadi ibu kalau nggak ngerasain sakitnya melahirkan lewat bawah" *asah golok*.

kzl akutu

Ibu yang melahirkan dengan cara operasi Caesar biasanya karena ada darurat medis. Entah air ketuban pecah duluan, namun nggak kunjung pembukaan, atau anak terlilit tali pusar sehingga akan membahayakan jika melalui persalinan normal. 


Bayangkan sang ibu sudah melalui proses  menahan sakit rasanya diinduksi, diinfus,disuntik bius, susah tidur, dan harap-harap cemas menanti kelahiran anak, serta rasa takut terjadi pendarahan. Rasanya badan sudah nggak karuan. Pasrah antara hidup dan mati. 

Nah sudah begitu masih dibilang nggak sempurna jadi ibu gara-gara melahirkan dengan cara operasi? Apa nggak sakit hati? Kalau memang butuh basa-basi, nanti akan saya kasih ide cara basa-basi yang nggak menyinggung hati (baca artikelnya sampai selesai).

Ada pengecualian jika sang Ibu yang duluan bercerita proses melahirkannya, kita bisa membesarkan hatinya dan memberikan nasihat jika memang kita punya pengalaman yang sama. 

"Waah bayi udah keluar masih gendut aja nih, buruan diet buuuk"

Emang dikira kalau melahirkan itu bayi keluar sekalian sama lemak-lemak di pipi, paha, dan lengan? kan ya nggak gitu shaaay. Lagi-lagi perlu diketahui ibu yang baru melahirkan itu melalui proses persalinan dengan lelah, susah payah, dan mempertaruhkan nyawa. 

Setelah bayi lahir, masih harus melalui perjuangan agar ASI bisa keluar dengan lancar. Payudara dipompa-pompa sampai lecet dan perih demi ASI bisa keluar deras dan mencukupi kebutuhan anak. Belum lagi kurang tidur karena harus menyusui tiap beberapa jam. 


Percayalah, kalau ditanya setiap wanita apakah mau tubuhnya nggak proposional? jauh berubah dari sebelum hamil? jawabannya tentu nggak mau. Tapi itulah pilihan seorang Ibu. Rela badannya berubah, rela badannya dijahit, rela menanggung sakit, demi anak. 

Jadi nggak perlu komentarin fisik. Body shaming sama orang yang dalam keadaan sehat aja nggak boleh. Apalagi sama orang yang kita tahu masih dalam masa pemulihan. 

"Iiih  si Dedek hidungnya pesek ya" "Kok baru lahir langsung gosong sih kulitnya? hihi".

Orang tua mana sih yang suka anaknya dikatain begitu? saya tahu beberapa orang mungkin maksudnya bercanda. Tapi bagi orang tua, bayinya yang baru lahir itu tanpa cela. Lagian apa kita bisa memesan sama Allah agar anak yang dalam kandungan hidungnya semancung pemain bola Argentina, dan kulitnya seputih anggota boyband Korea?

Bahkan saya pernah nih lagi duduk sama Mukhlas di depan musholla sebuah mall di kota Jambi, menunggu suami yang lagi sholat. Kemudian ada seorang ibu-ibu cleaning service yang menghampiri dan bilang ke Mukhlas "iiiih adeknya jelek banget".

Awalnya saya kaget. Nih orang siapa, datang-datang ngatain bayi saya yang jelas-jelas gembul dan menggemaskan ini. Tapi nggak lama saya baru "ngeh". Di Jambi masih ada kebiasaan dimana kalau mau mengharapkan anak bayi sesuatu yang bagus, tapi harus mengatakan hal yang sebaliknya. 

Misal, supaya anak tumbuh menjadi ganteng/cantik harus dikatain jelek. Kalau mau anak kelakuannya bagus, dibilangin anak nakal. 

Aneh, kan? saya aja kesal kok sama kebiasaan itu. 

Tapi tentu saya nggak mau ribut-ribut di mall. Langsung aja saya tanggapi perkataan ibu itu dengan nada suara bayi, biar dia juga nggak tersinggung banget. "Nggak kok, ini anak mama kan ganteng banget ya sayang".

Sehabis ibu itu menjauh, dan suami saya selesai sholat, baru deh saya ngedumel. Enak aja ngatain anak orang jelek. 

Nah, jadi jaga ucapan ya. Kalaupun ada kebiasaan daerah yang seperti itu sebaiknya ditinggalkan. Karena perkataan adalah do'a maka ucapkanlah yang baik-baik. 

"Yaah dapat anak perempuan lagi. Coba lagi dong biar dapat laki-laki juga "

Ini biasanya diucapkan sama ibu yang melahirkan anak kedua atau ketiga. Lagian saya heran deh sama orang yang komentar begitu. Orang baru aja melahirkan dengan segala proses melelahkan dan menyakitkan, eh udah disuruh "coba lagi" demi dapat anak dengan jenis kelamin yang berbeda. 

Lagipula, apa salahnya kalau dalam satu keluarga anaknya cowok semua? atau cewek semua? apakah punya anak sepasang dapat mengangkat derajat, harkat, martabat di kalangan masyarakat? 

"Waah mama punya adek lagi, nanti kakaknya nggak disayang deh"

Ucapan di atas juga sering terucap kepada ibu yang melahirkan anak kedua. Mungkin maksudnya bercanda dan menggoda, tapi tahu nggak itu bisa melukai hati sang Ibu dan juga anak pertamanya?

Apalagi kalau anak pertama masih balita, dia belum mengerti sepenuhnya konsep persaudaraan. Bisa-bisa gara-gara ucapan itu dia jadi benci sama adik bayi yang memang masih butuh perhatian penuh dari ibunya. 

Pernah dengar kejadian anak balita membekap wajah adik bayinya dengan bantal? bisa jadi karena dia termakan omongan orang dewasa yang mengatakan bahwa kehadiran adiknya membuat ibunya nggak sayang lagi sama dia. 

"Lalu basa-basi dan ucapan apa yang harusnya dikatakan?"

Tentu saja hal utama yang harus diucapkan adalah "selamat" atas kelahiran bayinya. Terus kita bisa bertanya gimana kondisi ibu dan bayi? ucapkan syukur jika keduanya sehat-sehat saja. Berikan semangat jika ternyata memang ada sedikit masalah. 

Kita juga bisa memuji anak bayi dengan berbagai macam sanjungan. Misalnya mengomentari pipinya yang gembul dan menggemaskan. Matanya yang bulat dan berbinar, kulitnya yang halus, atau senyumnya yang meluluhkan hati. 

contohnya seperti ini

Lagipula, menurut saya namanya anak bayi itu mau dari suku dan ras apapun pasti menggemaskan. Jadi selalu ada yang bisa dipuji.

Bisa juga tanya gimana perasaan sang ibu ketika sudah punya anak sekarang? rutinitas baru apa yang sedang dijalani? apakah malam sering begadang? kalau dia jawab nggak, karena anaknya termasuk anak yang anteng, berikan pujian. Kalau dia curhat karena memang kurang tidur, berikan semangat dan kalau bisa hadiahkan oil atau aroma terapi yang membuat rileks. 

Obrolin hal-hal yang menyenangkan, atau bisa juga sharing pengalaman namun usahakan nggak terkesan menggurui. 

Ibu yang baru melahirkan itu memang sensitif, akibat rasa lelah dan sakitnya proses melahirkan. Jadi sebagai teman atau saudara yang bisa kita lakukan adalah menyemangati baik dengan ucapan maupun tindakan. 

Semoga nggak ada lagi ibu-ibu yang menderita baby blues atau depresi karena mendengar ucapan yang tidak mengenakkan dari orang-orang yang mengunjungi bayinya. 




Get notifications from this blog

34 comments

  1. Kwbiasaan bilang kebalikan ini bikin sensi akut sih. Ya ampun. Mending kalo dimana mana emang baiknya jaga lisan aja lah ya.

    ReplyDelete
  2. Gemesin deh foto babynya mbak. Btw iya nih, di sini juga kebiasaannya kayak gitu, katanya pamali (nggak baik) klu bilang bayi cakep , gendut, manis, dll harus bilang sebaliknya.

    Ya, sebelum hamil saja sudah diteror dengan pertanyaan udah isi blum dan bla bla eh sekalinya udah punya anak juga ternyata makin banyak terornya ya mbak.

    ReplyDelete
  3. Aku pas lahiran tahun lalu, lahirnya normal apa sesar?sesar dan langsung netizen maha benar komen >> jarang gerak sih wkwkwkwk padahal di kantor aku ga ada lift jadi mesti turun naik tangga yang entah itu berapa kali naik turunnya karena aktifitas rekrutan yang sering

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ih iya banget, teh. Banyak yang gini. Sampe pernah di judge sama penceramah lokal katanya anak yang dilahirkan cesar ngga akan jadi anak solehah. Bayangin dong.. Rasanya momen aqiqahan kaya momen bullying. Yaa allah sedih banget rasanya

      Delete
  4. "Yaah dapat anak perempuan lagi. Coba lagi dong biar dapat laki-laki juga "

    sungguh yg bilang gini pengen aku gam**r wkwkw
    tapi gak lah liat adek lucu aja udah seneng
    gausah didengerin mbak hehe

    ReplyDelete
  5. Imut banget sih adiknya itu. Pingin aku cubit nih pipinya yang gembul wkwk

    ReplyDelete
  6. Kalau saya biasanya setelah ngasih selamat dan doa2, penutupnya adalah ngucapin "Selamat begadang!"

    hehehehe.... .

    ReplyDelete
  7. Emang paling baik hanya ucapan doa dan selamat saja deh yang aman hehehe. Salam kenal ya Bun buat dedeknya yang lucu nan memggemaamen itu 😁

    ReplyDelete
  8. agak kesel juga nih sama netizen yang komentar yang gak pada tempatnya. buat ibu-ibu mudah-mudahan diberikan kekuatan pasca melahirkan dan membersarkan dede bayi. emak harus lebih banyak bersyukur supaya tidak kalut dengan ejekan atau komentar orang. hmm.
    ayo! emak semangat!

    ReplyDelete
  9. Iya ya kalo bayi baru lahir pasti lucu ya, eit kalo serem pasti kita kabur dong yak, wkwkwk...

    Mungkin maksudnya basa-basi, tapi kurang lihai memilih topik pembicaraan. Tapi orang Indonesia memang terkenal banget dengan basa-basi nya hahahaha...

    Tadinya saya mau nanya, "Kapan nikah?", Hahahaha

    ReplyDelete
  10. Iya bener, paling menyakitkan tuh komen ke bayinya yang aneh aneh

    ReplyDelete
  11. Dan yg paling gak enak itu . Wah.. kok gak mirif sama ibu bapak nya ya..??, memang nya orang kalau mau punya anak itu minta nya harus mirif gitu.., yg penting kan selamat dan tidak ada kurang suatu apapun...,
    Benar gak sih...?

    ReplyDelete
  12. bener nih, bukan bikin senang ya malah ntar kepikiran, hehehe

    ReplyDelete
  13. semoga jasa ibu berbalas syurga dikemudian hari

    ReplyDelete
  14. Aq masih sering nanyain lahirnya sesar apa normal ? Hihihi tp ttp support apapun pilihannya karena melahirkan mah sama aja sakitnya

    ReplyDelete
  15. Pernyataan "hamil lagi dong biar dapet laki-laki" itu tuh masih sering BANGET terdengar dari ucapan keluarga terdekat, bahkan dari orangtua. Di keluarga Tionghoa anak laki-laki itu masih diagung-agungkan banget, khususnya mereka yang angkatan lama sih, kalo yang anak-anak mudanya woles aja. Laki perempuan mah sama aja kan, harus sama-sama disyukuri.

    ReplyDelete
  16. Mbakkk, anaknya gendut lucukkk...

    Btw, salam kenal...

    ReplyDelete
  17. saya sebagai tamu kadang kzl kalau ditanya justru sm ibu atau bapaknya si bayi
    "Gimana? Mirip siapa? Ibunya apa bapaknya?"

    Guys seriusan guys bayi baru lahir tuh bukannya mukanya masih mirip semua ya -____-"

    ReplyDelete
  18. kalau saya mah, paling mengucapkan " wahhhh... anaknya cakep kayak ibu-nya, " ( dengan catatan si Bapaknya ngak ada disana, biar aman ngak di Jitak,hahahah ).

    ReplyDelete
  19. Semoga dihindarkan dari mulut-mulut yg menyayat hati itu, dan semoga dijauhkan dari sifat bertanya2 seperti itu. Heheh

    ReplyDelete
  20. ucapan2 yg disebutkan di atas it's true haha.. nice post nih.

    ReplyDelete
  21. Saya dulu sering nanya lahiran normal atau sesar soalnya bener-bener pengen tau aja pengalaman lahiran itu gimana. Tapi ternyata sekarang pertanyaan kaya gitu jadi pertanyaan yang rawan yaaa karena sering ada buntut komentar lain yang gak kalah nyakitinnya

    ReplyDelete
  22. Nah, paling aman selain mendoakan kebaikan ya sharing keseharian setelah punya bayi...

    ReplyDelete
  23. Dikatanya melahirkan itu gampang kali ya makanya sampe ngomong hal2 ngaco gitu.

    ReplyDelete
  24. dulu waktu anak pertama lahir kan beratnya kecil, lalu ada tante2 temen nyokap dengan santainya bilang "padahal dulu waktu hamil kamu gede ya mel, ini maminya rakus nih, makanan buat anaknya diambil juga" ngoooookkkk.... gimana ga sensi coba dengernya.... abis lahiran sesar, bekas jahitan masih nyut2an, ditambah dengan komen kayak gitu, bawaannya pengen jejelin mulutnya pake cabe rawit hahahaha...

    ReplyDelete
  25. Bener ya mba, kita harus hati-hati banget sama masalah ini, jangan sampai menyakiti ibu baru. Tega sih untuk yang menyakiti ibu baru dengan omongan yang gak perlu. Dimana hati nuraninya heu.

    ReplyDelete
  26. Bagi saya, pertanyaan pertama masih oke sih, soaknya kadang niat orang bertanya mungkin mau bawain apabyang tepat. Kayak waktu aku lairan anak pertama tu, temen nanya, ya aku jawab aja apa adanya. Eh ternyata dia jenguk bawain telur rebus.

    Kalo pertanyaan lainnya, duh gak enak banget sih.

    ReplyDelete
  27. Aku juga kesel kalo disinggung soal berat badan. Sampe sekarang sih meskipun anak udah 3 tahun. Kyk gak punya basa basi lain aja huh

    ReplyDelete
  28. Meskipun belum pernah melahirkan tetap menjaga aturan etika untuk tidak pernah menanyakan pertanyaan yang ngeselin... Paling mujinya standar wah bayinya comel, gemesin gitu aja hihi

    ReplyDelete
  29. Sekarang mending ngirim bingkisan aja deh kalau engga bisa jaga lisan hihihi

    ReplyDelete
  30. Mba Enni, saya 4 kali melahirkan 4x pula menerima semua komentar yg datang menjenguk, kecuali yg no 4 ya, Alhamdulillah kebetulan anak2 kami lahirnya gilir kacang, perempuan-laki2-pr-lk2. Fyuhh senyumin aja mah temen2 yg kadang suka gitu, sirik tanda tak mampu, udah gitu aja haha

    ReplyDelete
  31. Memang kadang mulut buibu susah direm ya Mbak, eh. Tapi memang sebaiknya kita hemat bicara saat mengunjungi ibu yang baru melahirkan, takut salah-salah ngomong dan melukai hatinya. Btw, di kampung saya mengatakan hal kebalikan dari kondisi bayi juga masih ada. Kalau bayi cantik, dibilang jelek. Katanya biar tidak kena penyakit.

    Kalau ditilik betul, memang betul juga, kalau bayi kita puji tanpa membawa nama Allah, dengan tanpa menyebut masyaa Allah sebelumnya, bayi itu rentan sakit. Kata para ustadz, penyakit itu disebut 'Ain. Mungkin itu ada kaitannya dengan tradisi itu.

    ReplyDelete
  32. Hahahaha kalau udah gini aku cuma bilang, di dunia ini emang ada tipe-tipe orang yang diciptakan dengan hobby suka merusak kebahagiaan orang lain. Tapi aku tak akan terpengaruh...

    ReplyDelete