√ Mengeluh Itu Manusiawi - Duduk Paling Depan

Mengeluh Itu Manusiawi




Kemarin mas Agus, suami saya tiba-tiba muji katanya saya manis..................... tapi kalau lagi nggak ngomel-ngomel πŸ˜…Dia bilang kalau saya lagi marah kayak orang lain, apa aja yang dilakuin dia selalu salah  dimata saya. Gara-gara itu saya jadi instropeksi diri. Apa yang bikin saya seemosi itu? Meskipun nggak sampai ngomong kasar, tapi pasti nyebelin ya kalau diomelin berulang-ulang? *mana suara para suami yang sering kena omel istri? hihi*


Setelah saya ingat-ingat, hari itu saya capek di kantor. Sampai rumah, lihat anak rewel, rumah berantakan, mungkin ditambah kurang istirahat. Alih-alih nggak mau ngeluh capek saya malah ngomel-ngomel ke suami, padahal dia sudah bantu jaga anak hari itu. πŸ˜³

Saya harusnya beruntung dapat suami kayak mas Agus yang sangat kooperatif dalam urusan rumah tangga dan mengurus anak. Mau bantu nyuci piring, nyuci baju, beres-beres, jagain anak, mandiin, cebokin, satu hal aja sih dia nggak bisa yaitu menyusui . Cuma namanya perempuan yang apa-apa bawa perasaan jadinya mudah sensitif apalagi kalau sudah capek. Di rumah cuma ada suami dan anak yang masih bayi. Siapa lagi yang jadi pelampiasan kalau bukan suami. Serba salah sih sebenarnya mau ngomel ke tembok dia nggak bisa jawab, ngomel ke suami pas dia jawab saya malah tambah bete' πŸ˜›.

Jujur setelahnya saya menyesal, yang saya lakukan tentu salah karena mas Agus itu sudah sebisa mungkin membantu saya dan perannya luar biasa sebagai suami dan ayah. Tapi gimanapun juga saya manusia biasa yang bisa mengeluh, kesal, dan marah. Tentu setiap emosi perlu pelampiasan, kan? *nyari pembelaan πŸ˜›*

Akhirnya saya ajak mas Agus keluar malam-malam naik mobil muter-muter cuma untuk ngobrolin ini. Saya ngerasa nggak "sehat" kalau karena "capek" bikin saya jadi pemarah, apalagi sudah ada anak, saya nggak mau nanti Mukhlas lihat kalau emaknya lagi capek malah pelampiasannya ngomel-ngomel. Terus dia jadi takut sama saya, huhu nggak mau saya kan pengen jadi sahabatnya dia *Life goal*
Saya dan suami akhirnya saling ngeluarin unek-unek dan ketemulah solusi bahwa kami bikin pembagian tugas yang jelas, dicatat kalau perlu. Terus berusaha saling mengingatkan dengan santun dan lembut. Ternyata meskipun nggak pernah marah, mas Agus bilang kalau dia juga sebenarnya kesal tapi sebisa mungkin nggak membalas dengan ngomel-ngomel juga. Huhuhu salut, daku kira selama ini emang dia orangnya lempeng aja gitu ternyata dia bisa kesal juga kayak saya bedanya dia pandai mengontrol emosi.

Setelah sharing lega rasanya.  Jujur jadi istri dan ibu itu PR banget  untuk selalu sabar dengan segudang tugas yang nggak ada habisnya. Tapi ya itu tadi, saya nggak mau jadi kebiasaan yang nanti malah nular ke anak saya, Mukhlas. 

Setelah kejadian itu mas Agus jadi lebih peka dalam membantu pekerjaan rumah, kami berusaha disiplin untuk mengerjakan pekerjaan rumah sesuai tugas masing-masing. Misal mas Agus nyuci baju, saya yang lipat. Saya juga berusaha untuk mengontrol emosi, sebisa mungkin kalau ada yang bikin capek atau kesal di kantor saya redam dulu sebelum saya pulang ke rumah. saya maunya sampai rumah nggak ada lagi keluhan tentang pekerjaan.

Contohnya kemarin ada hal yang nggak mengenakkan di kantor, sebelum pulang ke rumah jam istirahat siang saya berusaha untuk menyendiri dan tarik nafas, kemudian saya menulis sesuatu di timeline akun line saya. Alhamdulillah rasanya lebih lega, saya pulang ke rumah dengan emosi stabil dan mood bagus ketika ketemu anak.

Dari kejadian di atas saya bisa menyimpulkan beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengatur dan menyalurkan emosi agar tidak berimbas ke orang-orang sekitar.



❤ Salurkan emosi pada hal yang kita suka, misal menuliskan di catatan pribadi segala unek-unek kita. Bisa juga ambil wudhu dan sholat sunnah, atau bagi yang suka masak boleh lampiaskan dengan langsung ke dapur asal jangan ketuker antara garam dan gula.

komunikasikan dengan pasangan. Karena menunggu pria untuk peka dengan sendirinya kayak nunggu matangnya batu yang direbus πŸ˜…. Dengan komunikasi jadi sama-sama tahu apa yang diinginkan masing-masing dan cari jalan keluar yang pas untuk bersama. Tapi komunikasinya setelah emosi reda ya, karena kalau langsung ngomong pas emosi meledak-ledak biasanya malah jadi berantem.

 Kalau sulit untuk komunikasi langsung, via tulisan aja. Tapi jangan pakai pos dan jne, lama. Pakai WA atau email, kalau diketik sebelum klik tombol send dibaca ulang sekiranya ada kata-kata yang terlalu emosional rasanya bisa dihapus dan diganti dengan kata-kata yang lebih enak dibaca. Tapi jangan tambah emosi ya kalau ternyata pasangan malah balas cuma dengan "y" atau "k" *asah pisau dapur

❤ Lakukan hobi, atau pergi piknik. Biasanya kita marah ke suami kalau kondisi lagi capek. Coba minta waktu "me time" ke suami meski hanya 30 menit sampai 1 jam, biasanya akan bikin kita lebih rilex setelahnya. Bisa juga ajak keluarga untuk piknik saat weekend sekedar makan di restauran atau ke taman bermain rasanya sudah cukup bikin mood membaik. 



 Kalau ada tips tambahan silahkan kasih komentar di bawah ya πŸ˜Š



***

Itu dia tips yang saya rangkum berdasarkan pengalaman pribadi dengan tidak ada maksud menggurui. Saya cuma mau sharing bahwa meski seorang ibu dituntut  untuk selalu kuat di depan keluarga tapi mengeluh dan melampiaskannya itu sifat manusiawi. Hanya saja cara pelampiasan keluhan tersebut jangan sampai membuat kita menyakiti orang-orang di sekitar. Yaah, semoga setelah ini suami saya benar-benar muji saya manis nggak pakai embel-embel tapi *lol. 

Baca Juga :

Cara Mengatasi Overthinking

It's Okay Not To Be Okay














Get notifications from this blog

5 comments

  1. Betul semua.
    Perempuan mah gitu ya mba, karena kita emang banyak ngocehnya (yang didalamnya juga ngeluh) saya pikir bukan diam to' tapi mengalihkan.
    Mbaknya petugas lapas ya? waw. Kayaknya saya baru pertama deh kesini. Salam ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. samaan yaaa *toss*. Iya mba saya petugas lapas. Makasih sudah bw kesini :)

      Delete
  2. saya kalau moodnya jelek jadi jelek juga kelakuannya.. kalau udah gitu, milih mojok aja bareng hp buat main game atau baca komik online.. setelah baikan ya ndeket lagi ke suami..

    ReplyDelete
    Replies
    1. komik onlinennya webtoon bukan mba? hihi. Iyaa nggak bisa marah lama-lama sama orang yang disayang #eaaa

      Delete
  3. Satu pelajaran lagi sebelum berumah tangga😁, apa nanti saya bakal ngambekan? Ah semoga aja dia pengertian. He... He...
    Beruntung lho mbak enny, suaminya mau bantuin kerjaan rumah tangga, bisa diajak diskusi juga dengan baik. Semoga bahagia terus ya mbak....

    ReplyDelete

Jalan-jalan ke rumah caca, mampir sebentar beli kedondong, jangan cuma dibaca, kasih komentar juga dong.