Pemuda : Berkarya, Peduli dan Berkontribusi. (Pelatihan Puisi di Lapas Anak dan Wanita Ma.Bulian)
7:51:00 PM
Senin, 26 mei 2014 yang lalu, di lapas tempat aku bekerja
kedatangan teman-teman komunitas “Malam Puisi Jambi (MPJ)”. Komunitas yang isinya
anak-anak muda pencinta puisi. Biasanya setiap sebulan sekali mereka mengadakan
pesta puisi mengundang siapa saja untuk membacakan puisi. Aku juga sering
datang untuk baca puisi atau jadi mc.
Hari itu mereka memberikan pelatihan membaca puisi ke warga
binaan wanita dan anak didik di lapas tempat aku bekerja. Pelatihan satu
setengah jam dirasa kurang cukup untuk mereka semua belajar mengekspresikan
diri melalui pembacaan puisi. Awalnya sih warga binaan pada malu-malu untuk
bacain puisinya, harus dipancing dulu sama temen-temen komunitas MPJ.
Pernah nggak sih kalian beradu argumen dengan orangtua
tentang keinginan mereka yang berlawanan arus dengan keinginan kalian? Misalnya
kamu pengen banget ke sekolah pakek rok panjang, tapi ortu mati-matian melarang
karena............ kamu laki-laki.
............
Oke, lanjut.
Hari ini tepat setahun aku kerja di Lembaga pemasyrakatan anak dan wanita Ma.Bulian, Jambi *applause*. Nggak kerasa udah setahun keluar masuk bangunan yang
dikelilingi tembok tinggi dan kawat. Nggak kerasa udah setahun berhadapan
dengan ibu-ibu warga binaan yang seribu satu macam kelakuannya. Nggak kerasa
udah setahun pakai seragam biru itu. Nggak kerasa udah setahun nyari uang
sendiri. Waktu bagiku emang kerasa cepat berlalu. Dengan kerja sistem masuk dua
hari libur dua hari bikin aku ngerasa kayak melompati waktu. Di dalam lapas
waktu kerasa cepat. Pas libur waktu kerasa lebih cepat.
baca juga : PENGALAMAN TES CPNS KEMENKUMHAM 2012 [TIPS LULUS MURNI]
Setahun ini udah banyak suka dan duka kerja sebagai polsuspas (polisi khusus pemasyrakatan). Awalnya aku ngeri-ngeri sedap plus deg-deg-an harus berhadapan
langsung dengan warga binaan (narapidana). Belum lagi pas tahu kasusnya
macem-macem. Ada tipikor, Narkoba, pembunuhan, penculikan, perampokan,
penganiayaan,dll. Duh dengan badan kurus dan nggak punya modal bela diri aku
benar-benar menggantungkan nasib sama Allah SWT.
Malam begitu panjang rasanya
Saat rindu bertemu dengan penantian
Kelabu hitam melumat kegelisahan
menjadikan malam bertambah pekat
Angin tak pernah sesedih ini,
Ku dengar lirih suaranya mengalun membelai pipi
Malam begitu panjang, sayang
Saat embun menyentuh lembut dedaunan di dahan
Aku merasa kau juga ada disana
Di balik bulan, malu-malu kau menatapku dengan mata yang sayu.
Malam ini begitu panjang, sayang.
Meninggalkan kenangan yang tak lekang.
Saat rindu bertemu dengan penantian
Kelabu hitam melumat kegelisahan
menjadikan malam bertambah pekat
Angin tak pernah sesedih ini,
Ku dengar lirih suaranya mengalun membelai pipi
Malam begitu panjang, sayang
Saat embun menyentuh lembut dedaunan di dahan
Aku merasa kau juga ada disana
Di balik bulan, malu-malu kau menatapku dengan mata yang sayu.
Malam ini begitu panjang, sayang.
Meninggalkan kenangan yang tak lekang.