Duduk Paling Depan
Ku Tulis Dengan Haru

Ku Tulis Dengan Haru

Aku nggak pernah malu kalau lelaki paruh baya itu mencium keningku, pipiku dan memelukku di depan teman-temanku. Aku nggak pernah malu kalau wanita paruh baya itu mengelus kepalaku dan mencium pipiku bahkan di keramaian sekalipun. Aku bahkan menyukainya, merindukannya. Ialah lelaki dan wanita paruh baya itu kedua orangtuaku.

Ma, Pa.
"Bobo, Teman Bermain dan Belajar"

"Bobo, Teman Bermain dan Belajar"

"Bobo, Teman Bermain dan Belajar"

Ada diantara kalian yang ingat bahkan akrab dengan kalimat di atas? 
Atau malah ngefans sama tokoh kartun kelinci yang memakai baju dengan inisial "B" dan bertingkah layaknya bocah laki-laki yang menggemaskan? 



Yap, aku dan kamu dan kita mungkin dari kecil udah akrab sama tokoh Bobo dan keluarganya, Paman Kikuk husin dan hasta, Nirmala dan Oki, Bona dan Rong-rong, serta masih banyak toko dan cerita menarik lainnya di dalam Majalah Bobo. Majalah anak-anak yang terbit mingguan ini memang sudah terbit sejak 14 april 1973.
Tak Pernah Menyangka Akan Menjadi Begini

Tak Pernah Menyangka Akan Menjadi Begini


Sedari kecil, semenjak aku mengenal apa yang dinamakan cita-cita, Semenjak guru di sekolah atau orang-orang terdekat menanyakan akan menjadi apa ketika aku besar nanti, Semenjak aku tahu begitu banyak ragam jenis profesi di dunia ini, tak pernah sekalipun terlintas di pikiran aku akan menjadi seorang pegawai pengamanan pemasyarakatan atau biasa disebut sipir.

Sewaktu di Sekolah Dasar, aku bercita-cita jadi Dokter karena aku pikir mereka yang berjas putih dan dapat menyembuhkan penyakit orang lain itu sangatlah keren. Di pikiran seorang anak SD waktu itu, dokter adalah pekerjaan yang paling mulia di dunia. Setelah beranjak ke bangku SMP, aku sadar ternyata jadi Dokter itu emang keren dan mulia tapi prosesnya nggak gampang. Kuliahnya lama, butuh otak yang pintar di atas rata-rata dan biaya menempuh pendidikan dokter pun sangat mahal. Mengingat otak dan kemampuan finansial orangtuaku yang pas-pasan maka aku mencoret profesi dokter dari keinginan dan cita-citaku.

Setelah menghapus mimpi jadi dokter, aku mencoba merubah cita-cita ingin menjadi pengusaha. Aku pengen suatu saat nanti buka toko kue. Aku emang nggak bisa bikin kue, tapi aku suka makan kue. Mungkin cukuplah hobi makan sebagai modal awal :p
Perjalanan Sahabat Ilmu Jambi ke Desa rukam dan Sakean

Perjalanan Sahabat Ilmu Jambi ke Desa rukam dan Sakean



Assalamualaikum...

Udah lama aku gak posting blog, padahal koneksi internet lancar-lancar aja sih tapi mood nulisnya yang nggak lancar huhuhuh.

Aku mau cerita tentang perjalananku bersama komunitas Sahabat Ilmu Jambi (SIJ) ke Desa Rukam dan Sakean. Oh ya sebelumnya aku udah pernah cerita tentang komunitas SIJ di blog ini.

Beberapa waktu lalu antara bulan Januari-Februari beberapa wilayah di kota Jambi terkena musibah banjir yang disebabkan curah hujan yang tinggi dan meluapnya permukaan sungai terpanjang di pulau Sumatera, sungai batanghari.
Aku Rindu Aku yang Dulu

Aku Rindu Aku yang Dulu


Aku Rindu Aku Yang Dulu
Aku rindu
Semu malu-malu merah jambu dari pipiku

Aku rindu
Binar mata ceria dengan bola mata bulat penuh

Aku rindu
Gelak tawa lebar hingga tertarik otot pipiku