Duduk Paling Depan: review
 Perawatan Praktis Rambut Berhijab dengan Wardah Shampoo

Perawatan Praktis Rambut Berhijab dengan Wardah Shampoo


"Berhijab bukan halangan muslimah untuk berkarya dan bekerja"

Saya setuju banget dengan pernyataan itu. Apalagi seiring berkembangnya zaman, sudah banyak jenis profesi yang bisa dilakoni perempuan berhijab. Semakin kesini juga sudah banyak yang pemikirannya terbuka dengan nggak menilai seseorang dari atribut agamanya saja, tapi juga dari kemampuannya.

Review Aplikasi Cinema21, Cara Praktis Beli Tiket Nonton Tanpa Antri

Review Aplikasi Cinema21, Cara Praktis Beli Tiket Nonton Tanpa Antri

Review aplikasi cinema21 beli tiket nonton bioskop tanpa antri



Saya suka banget nonton film di bioskop. Walau orang bilang sekarang enakan berlangganan layanan streaming film yang mana satu kali bayar dalam sebulan bisa nonton ribuan film dan series, tapi tetap aja sensasinya beda. 

Kenangan Tentang Bioskop


Saya ingat banget pertama kali ke bioskop itu waktu SMA kelas sepuluh. Karena sebelumnya saya tinggal di Kecamatan yang nggak ada bioskopnya. Pas SMA pindah ke Kota, pas pula salah satu mall di kota saya baru buka bioskop. 

Waktu itu kalau mau nonton, ngantri panjang banget, sampai rasanya pegal betis karena kelamaan berdiri. Belum lagi kalau filmnya memang ditunggu-tunggu banyak orang seperti film Harry Potter atau Ayat-Ayat cinta, Tusuk Jelangkung, Tali Pocong Perawan, Kuntilanak yang Nggak Perawan, ah macam-macam deh. Belum buka aja bioskopnya, antrian sudah mengular panjang. 

Saya biasanya nonton film itu sama teman-teman atau sama "ehem" gebetan. Karena saya suka baca novel teenlit dan nonton film romantis gitu, yang saya tahu ngedate itu ya nonton dan makan. Tapi pernah nih gara-gara kelamaan ngantri, pas depan saya sudah maju saya salah tarik orang. Kirain gebetan, tahunya pak security yang lagi ngawasin antrian. Haduh, maaf ya, Pak. 

Tapi saking sukanya nonton bioskop, saya nggak masalah kalau nggak ada teman. Sendirian pun jadi. Lagian kan nggak ada tulisan depan pintu bioskopnya "jomlo dilarang nonton". Lagian waktu itu saya sudah nyiapin jawaban kalau ketemu orang yang dikenal dan tanya kenapa saya nonton sendirian.

"Eh kamu nonton sama siapa?"

"Sendiri. Soalnya lagi LDR sama pacar di Korea, hehe".

Mau percaya syukur, nggak yaudah soalnya jawaban saya juga ngarang.




Lagian apa salahnya kan nonton sendiri? Yang penting beli tiketnya nggak ngutang, apalagi nyicil sampai 12 kali. 

Sampai setelah nikah saya juga pernah nonton sendiri. Gara-gara pengen banget nonton Spiderman : Homecoming. Tapi nggak ada yang bisa dititipin anak. Jadinya saya dan suami sepakat nontonnya gantian. Daripada maksain anak saya masuk bioskop terus dia nangis karena gelap dan berisik, kan nggak enak kalau jadi ganggu penonton lainnya.

Sensasi Menyenangkan Nonton di Bioskop





Masih ngomongin nonton di bioskop, sensasinya tuh beda dibanding dengan nonton di rumah lewat TV atau laptop. Karena kalau di bioskop suaranya yang menggelegar itu membantu memasuki emosi penonton. Misalnya adegan sedih bisa berasa banget sedihnya sampai mewek. Begitu juga dengan adegan lucu atau adegan yang bikin emosi. 

Lagian seru aja kalau pas adegan sedih, banyak yang nangis, itu suara "srooot..sroooot" dari sedotan ingusnya bersahut-sahutan, jadi banyak temen kan wkwkw. Kalau ada adegan lucu, itu pasti ada aja penonton yang ketawanya unik, jadi malah kita ngetawain dia yang ketawa. #ehgimana

Sensasi yang berbeda dan menyenangkan itu membuat saya tetap suka nonton bioskop sampai sekarang. 

Koleksi Tiket Nonton


Oh ya ada juga nggak yang punya kebiasaan seperti saya dulu yaitu suka ngoleksi potongan tiket nonton. Apa lagi kalau nontonnya sama orang spesial. Duh rasanya pengen disimpan, dibingkai, dipajang.

Tapi setelah makin dewasa saya tahu yang saya lakukan itu NGGAK GUNA! ngumpulin sampah doang. Mana yang spesialnya udah jadi hambar, wkwkwkw. Ujung-ujungnya dibuang. Kalau sekarang sih paling saya foto aja tiketnya kalau emang niat buat kenangan.

Nggak Bisa Sering-Sering Nonton



Meski hobi nonton sekarang saya cuma bisa nonton beberapa kali dalam setahun. Karena semenjak menikah saya ikut suami ke Kabupaten lain yang boro-boro ada bioskop, ada Alpa aja udah syukur. 

Sampai-sampai kalau berantem ini saya ungkit-ungkit "adek rela ya ikut mas ke daerah yang nggak ada mall, nggak ada bioskop, kalau ada film baru yang adek mau nonton terpaksa cuma bisa ngikutin review dan spoiler orang di medsos" begitulah kira-kira ngomelnya, wkwkwk. Tapi gimana lagi ya, istri kan memang sebaiknya ikut suami. 

Lagian masak iya kalau saya maksain LDM pas ditanya orang alasannya, karena saya lebih memilih tinggal di kota yang ada bioskopnya. Memangnya kalau saya kedinginan yang ngelonin mesin pop corn di XXI? Kan nggak.

Jadi pas ada kegiatan di Kota, biasanya saya dan suami usahakan menyisihkan waktu untuk nonton. Keluarga saya mengerti sih dan mau bantu jagain anak selama kami nonton. 

"Woiiii ini kok jadi cerita nostalgia nonton bioskop, review aplikasinya manaaa?"

Oke-oke. Sabaaaaar. Nunggu pandemi yang nggak kelar-kelar aja kalian bisa sabar, kan? Masak nungguin intisari tulisan ini aja nggak sabar.

Beli Tiket Nonton Nggak Perlu Antri Lagi dengan Aplikasi Cinema21



Sebenarnya sudah lama ya ada aplikasi untuk beli tiket online. Cuma aplikasi lama itu pas saya mau nonton Spiderman : No Way Home, kok pilihan bioskopnya cuma satu untuk di kota saya? Sedangkan saya mau nonton di mall yang berbeda. Setelah saya cari tahu karena ternyata ada aplikasi langsung dari Cinema21nya.

Bagi yang sudah tahu lama ya, bagoooos. Ini buat yang belum tahu aja, begitu. *mengantisipasi komen netizen "aah gue udah tahu lama kaliiik"*.

Nah setelah download aplikasi Cinema21, kita perlu daftar untuk membuat akun, ini sama aja kayak bikin akun email atau medsos lainnya tinggal isi data dan verifikasi email.

Setelah berhasil login, pertama kali ubah dulu lokasi kotanya. Kan nggak lucu, misal saya tinggal di Jambi tapi malah kebeli tiket di bioskop Jakarta. Mau disusul kesana malah mahalan tiket pesawatnya. 

Oke lanjut, sebelum kita pilih bioskop dan filmnya, ada baiknya isi dulu saldo M-Tixnya. Cara isi saldonya bisa via virtual account bank yang tersedia, bisa via mini market, bisa juga via Tokopedia.

Saya pilih isi saldo lewat Tokopedia karena di Tokopedia bisa bayar pakai Gopay. Ribet ya emang, seandainya dari aplikasi Cinema21 bisa langsung pakai Gopay kan enak. Tapi yaudahlah ya, ikutin aja. 

Cara isi saldonya lihat di bagian produk digital yang kayak kita mau beli pulsa atau token listrik itu lho. Lalu pilih saldo yang kita mau, dan pilih bayar pakai Gopay. 

Cara Pesan Tiket Nonton di Aplikasi Cinema21



Setelah saldo terisi, balik lagi ke aplikasi Cinema21, lalu lakukan langkah-langkah ini:

  • pilih theater
  • pilih film
  • pilih kursi yang kita mau. Kalau favorit saya sih di barisan A/B di tengah-tengah. Kalau paling depan, setelah keluar studio bukannya senang malah mesti ke tukang urut karena sakit urat leher
  • selesaikan pembayaran dengan saldo m-tix yang tadi sudah diisi
  • pesanan selesai kita akan dapat barcode untuk discan dan dicetak saat di bioskopnya
Cara cetak tiketnya juga gampang, biasanya di dekat meja pembelian tiket ada meja komputer dan mesin scan plus printernya. Tinggal scan barcode yang sudah kita dapat tadi lalu tiket akan tercetak otomatis. 

Gampang, praktis, nggak perlu antri. Cuma, di aplikasi ada biaya adminnya. Waktu itu saya beli dua tiket yang harusnya 80ribu jadi 83ribu. Anggap saja biaya adminnya untuk membayar waktu kita yang nggak perlu antri. 

Selain beli tiket, di aplikasi ini bisa juga untuk pesan makanan. Caranya kurang lebih sama dengan cara beli tiket nontonnya ya. Nanti makanannya diambil di counternya. Bagi yang di rumah mau delivery makanan minuman di XXI jug abisa via aplikasi ini. Oh ya saya baru nyobain pop corn yang rasa cookies n cream, itu enak bangeeet. Lebih enak dari yang caramelnya. 

Nah segitu deh reviewnya. Untuk tampilan aplikasinya sendiri memudahkan banget meski untuk yang pertama kali pakai. Berharap kedepannya metode pembayarannya lebih beragam lagi. Terus coba deh tiru inovasi cucian motor/mobil, misalnya kalau sudah beli tiket 5 kali nanti gratis 1.

 *Cinema21 be like: Heh ini gue bisa bertahan setelah badai pandemi aja udah syukur, pakek minta tiket gratisan lagi*.

Sekian dulu reviewnya. Kalau teman-teman ada cerita seru apa nih tentang nonton bioskop atau beli tiketnya? Cerita di kolom komentar ya.



Asah Kreativitas Anak di Era Digital Dengan Faber-Castell Art Series

Asah Kreativitas Anak di Era Digital Dengan Faber-Castell Art Series

faber castell art series

Dulu ketika masih gadis saya bertekad kalau punya anak kelak nggak mau memberikan gadget minimal sampai masuk SD. Tapi ternyata ketika sudah punya anak, realita nggak seindah wacana.

Mengasuh anak bergantian dengan suami saja karena jauh dari kedua belah pihak keluarga, dan dengan status sama-sama bekerja, tentu saya menjadi kewalahan.

Saat kondisi badan terasa sehat mungkin akan bersabar menghadapi tingkah laku anak. Membujuknya dengan mainan, atau menggendong-gendong dan mengajak berjalan-jalan keluar.

Namun ketika badan sedang lelah, pikiran juga terasa penat, rasanya kesabaran cepat habis saat menghadapi anak yang rewel. Maka solusi cepatnya adalah dengan memberikannya tontonan di gadget. Anak jadi senang dan anteng. 

Pentingnya Mengatur Durasi Menggunakan Gadget Bagi Anak


Meski bukan tipe yang melarang penuh anak bermain atau menonton dari gawai, tapi tentu saya paham akan resiko positif dan negatifnya. 

Positifnya anak juga dapat belajar banyak dari konten edukasi anak yang sudah saya pilihkan, tanpa iklan. Negatifnya tentu anak bisa jadi kecanduan jika diberikan terlalu sering.

Untuk itu saya dan suami sepakat membuat aturan mengenai durasi anak bermain gadget. Kemudian kami juga berusaha mencarikan kegiatan yang menyenangkan dan kreatif untuk mendistraksi anak ketika mulai kecanduan ponsel pintar. 

Adaptasi Era digital Untuk Anak, Perlu Dibatasi Namun Jangan Dihindari


Seperti dua mata pisau, era digital yang sudah semakin serba canggih ini tentu bukan hanya memberikan dampak buruk. Namun juga banyak dampak baik yang bisa didapatkan.

Hanya saja tentu perlu pendampingan khusus dari orang tua kepada anak agar anak dapat tumbuh cerdas dan kreatif dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan banyak konten digital yang bermanfaat.

Hal tersebut selaras dengan acara dari Faber-Castell yang saya ikuti pada 28 September 2021 lalu. Dengan tema "Soft Skill Apa yang Dibutuhkan di Era Digital".

Cegah Gangguan Kesehatan Mental Pada Anak dengan Permainan yang Mengasah Kreativitas


Dalam webminar parenting yang diadakan Faber-Castell, saya mendapatkan insight dari ibu Yohana Theresia, M.Psi., Psikolog dari Yayasan Heart of People.id, yang menyatakan bahwa anak juga bisa terkena dampak psikis dari pandemi. 

Biasanya anak bebas riang bermain di luar rumah, atau di tempat-tempat wisata anak yang ramai, namun karena pandemi anak harus beraktifitas dari rumah saja.

Seperti orang dewasa yang bisa stres ketika ruang geraknya dibatasi, anak pun bisa merasakan hal yang sama. Gejala yang tampak bisa seperti anak yang terlihat murung, malas diajak bermain, kurang nafsu makan, atau sebaliknya bisa jadi terlalu aktif dan cenderung mencari-cari perhatian. 



Memang menonton konten digital menjadi hiburan paling praktis ketika kita nggak bisa kemana-mana. Namun jika terlalu sering dan lama, tentu akan menimbulkan masalah baru. 

Asah Kreativitas Anak Dengan Faber-Castell Creative Art Series 2



Mengajak anak bermain secara langsung, bukan dari layar saja, tentu akan membantu anak mengasah kreativitasnya serta meningkatkan bonding antara orang tua dan anak.

Senang sekali saya diberikan kesempatan untuk bermain bersama anak dengan Faber-Castell Creative Art Series 2, yaitu membuat "Glow in the Dark Clock".

Product Spv Faber-Castell International Indonesia, Harsyal Rosidi mengatakan bahwa Produk Creative Art Series ke-2 ini dikembangkan sesuai dengan melihat kondisi yang terjadi pada saat ini, dimana pandemik menyebabkan anak mengalami kebosanan, serta dengan produk ini diharapkan akan memberikan kesempatan bagi orang tua dan anak untuk bisa meluangkan waktu bersama.

Adapun Creative Art Series 2 terdiri atas 4 (empat) produk, yakni Basketball Arcade, Glow in the Dark Clock, Colour Your Own Drawstring Bag, Finger Printing Art Set yang melengkapi edisi sebelumnya Stone Deco Art, Origami Fashion Design, Colour Your Own Tote Bag, Air Jet Sport Car, Make Your Own Kite dan 3D Frame Art.

Langsung saja pada kesempatan yang sama, melalui webminar dari Faber-Castell, saya dan anak mengikuti tutorial pembuatan jam dinding yang bisa menyala dalam gelap. 

Jadi untuk alat dan bahannya sudah tersedia dalam satu paket Faber-Castell Art Series 2. Hal ini tentu memudahkan saya sebagai ibu bekerja yang nggak sempat jika harus membuat dan menyiapkana alat dan bahannya satu persatu.



Berikut langkah-langkah pembuatan "Glow in the Dark Clock":

  • Campurkan bubuk green glow bersama cat akrilik lalu aduk rata
  • Warnai jam dengan cat yang sudah dicampur tadi
  • Tunggu 20-30 menit hingga cat kering 
  • Kemudian lepaskan pola satu persatu, lalu tempelkan pada jam. Ikuti saja kertas petunjuk yang juga telah disediakan di dalam kotak paket Faber-Castell Art Series 2.
  • Terakhir pasang jarum jam, dan baterai. Jam sudah bisa dipajang di dinding.


Manfaat yang Dirasakan Bermain Bersama Faber-Castell Art Series 2 


Saya pribadi merasa senang karena bisa menjalin kehangatan bersama buah hati tercinta. Walau pun tentu ada repotnya ya karena anaknya kurang sabaran jadi lemnya belepotan, atau cat dan tempelannya kurang rapi.

Meski begitu saya menghargai setiap langkah dan menganggap itu adalah proses yang baik untuk mengasah kreativitas anak saya. 

Apa lagi ketika jamnya sudah jadi, anak saya senang sekali. Dia yang biasanya takut di ruang gelap sendirian, tapi jadi berani hanya karena ingin melihat jamnya menyala dalam gelap. 



Menurut saya memiliki paket Faber-Castell Art Series 2 ini merupakan pilihan cerdas bagi orang tua. Karena selain mengasah kreativitas anak, kita juga melatih anak kesabaran dan ketelitian hingga bisa mendapatkan rasa senang ketika prakaryanya selesai.

Setelah ini mungkin saya akan melirik dan membeli varian lainnya dari paket Faber-Castell Art Series 2 ini. Jika teman-teman juga tertarik untuk bermain bersama anak dengan paket ini, bisa klik berikut di bawah ini ya:



Oh ya, lebih asiknya lagi setiap kemasan Creative Art Series Faber-Castell juga disertai voucher untuk bisa mengikuti workshop yang diadakan secara daring oleh Faber-Castell. 

Ada cerita tentang permainan seru yang mengasah kreativitas bersama anak juga? Ceritakan di kolom komentar, ya.