Duduk Paling Depan: RelationTips
Apa Rasanya? (2)

Apa Rasanya? (2)

"Mas, apa rasanya nikah?"

"lah, adek gimana rasanya?"

"Jawab dulu lah yang mas, kan adek duluan yang nanya"

"Lebih hidup"

"Haa, jadi kemaren-kemaren rasanya setengah hidup apa gimana?"

"Maksudnya tuh, jadi lebih tahu tujuan hidup. Tahu tujuan bekerja untuk apa, pulang ke rumah untuk siapa. Menata masa depan sama-sama"

"hehehehe" *cengegesan*


Jangan Menunggu

Jangan Menunggu

Menunggu bukan hal yang menyenangkan bagi saya yang nggak sabaran ini. Apalagi soal menunggu "jodoh" *uhuk*. Tapi menunggu orang yang tepat mungkin pantas. hm...masak?

Pernah nggak sih kita memang sudah merasa ingin dan siap menikah, sebagai wanita tentu kita nggak bisa bertindak banyak. Karena dalam agama dan etika yang melamar adalah pria bukan wanita. Pun sosok yang akan menjadi pendamping haruslah dia yang kita senangi secara fisik maupun kepribadian. Ini bukan soal teman biasa yang kita akan bertemu sesekali. Ini tentang teman hidup yang akan menemani kita, selamanya.
Apa Rasanya?

Apa Rasanya?


chat line by my friend



Sudah dua bulan saya menikah dan banyak orang-orang di sekitar saya bertanya “apa rasanya nikah?” . kalau yang bertanya orangnya belum menikah jelas mereka kepo dan saya jawab lah semanis mungkin supaya mereka cepetan nyusul. Kalau yang bertanya orangnya sudah nikah, saya yakin mereka cuma ngecengin saya karena mereka pasti sudah mengalami sendiri rasanya menikah.