Duduk Paling Depan
Jadi Sipir Itu Rasanya....

Jadi Sipir Itu Rasanya....



Sebelum masuk kerja, aku sempat was-was dan mikir "ya Allah... yang bakalan aku hadapin itu para narapida. Penjahat. Kalau ada yang gahar gitu gimana ya?". 

Beneran deh, aku jadi kebayang kayak adegan-adegan di sinetron yang menggambarkan kehidupan di penjara yang keras. Ada narapidana yang lemah dan tertindas kemudian ada narapida yang berkuasa karena dia kuat dan banyak tattonya. 

Aku mikir gimana ya cara menangani kalau ada narapidana yang ngamuk terus melayangkan bogem mentahnya ke aku. Aku harus apa coba? nggak ada satu bela diripun yang aku kuasai. Kalaupun ada jurus yang aku pelajari palingan cuma jurus "pukul-pukul-bahu-manja"
Datang dan Pergi

Datang dan Pergi

Setiap orang bisa datang dan pergi di kehidupan kita. Ada yang kepergiannya kita tangisi, ada yang kepergiannya kita syukuri.

Kita tidak pernah tahu untuk apa seseorang masuk di kehidupan kita sampai kita mengenalnya lebih dekat. Dari kedekatan itu barulah kita akan merasakan beratnya kepergian atau bisa juga merayakan kepergian.

Ada orang yang datang di kehidupan kita dengan cara yang biasa saja dan pergi dengan cara yang biasa-biasa pula. orang seperti ini biasanya tidak akan meninggalkan bekas apapun di dalam hati.

Ada orang yang datang di kehidupan kita dengan cara yang nggak biasa. Kedatangannya begitu berkesan, tapi kepergiannya tidak pula meninggalkan kenangan.

Ada orang yang datang dengan cara yang biasa-biasa saja di kehidupan kita, hingga kita tidak menyadari entah bagaimana awal mulanya dia bisa ada dalam bagian cerita kehidupan kita. Meski biasa, tapi dia pergi dengan cara yang tak biasa, meninggalkan banyak kenangan dan pertanyaan.

Dan ada pula yang masuk di kehidupan kita dengan cara yang nggak biasa, pergi pun dengan cara yang luar biasa. Tipe seperti ini biasanya akan menimbulkan luka hati yang mendalam, yang hanya bisa disembuhkan oleh waktu.

...................................................................................................................
Ku Tulis Dengan Haru

Ku Tulis Dengan Haru

Aku nggak pernah malu kalau lelaki paruh baya itu mencium keningku, pipiku dan memelukku di depan teman-temanku. Aku nggak pernah malu kalau wanita paruh baya itu mengelus kepalaku dan mencium pipiku bahkan di keramaian sekalipun. Aku bahkan menyukainya, merindukannya. Ialah lelaki dan wanita paruh baya itu kedua orangtuaku.

Ma, Pa.
"Bobo, Teman Bermain dan Belajar"

"Bobo, Teman Bermain dan Belajar"

"Bobo, Teman Bermain dan Belajar"

Ada diantara kalian yang ingat bahkan akrab dengan kalimat di atas? 
Atau malah ngefans sama tokoh kartun kelinci yang memakai baju dengan inisial "B" dan bertingkah layaknya bocah laki-laki yang menggemaskan? 



Yap, aku dan kamu dan kita mungkin dari kecil udah akrab sama tokoh Bobo dan keluarganya, Paman Kikuk husin dan hasta, Nirmala dan Oki, Bona dan Rong-rong, serta masih banyak toko dan cerita menarik lainnya di dalam Majalah Bobo. Majalah anak-anak yang terbit mingguan ini memang sudah terbit sejak 14 april 1973.
Tak Pernah Menyangka Akan Menjadi Begini

Tak Pernah Menyangka Akan Menjadi Begini


Sedari kecil, semenjak aku mengenal apa yang dinamakan cita-cita, Semenjak guru di sekolah atau orang-orang terdekat menanyakan akan menjadi apa ketika aku besar nanti, Semenjak aku tahu begitu banyak ragam jenis profesi di dunia ini, tak pernah sekalipun terlintas di pikiran aku akan menjadi seorang pegawai pengamanan pemasyarakatan atau biasa disebut sipir.

Sewaktu di Sekolah Dasar, aku bercita-cita jadi Dokter karena aku pikir mereka yang berjas putih dan dapat menyembuhkan penyakit orang lain itu sangatlah keren. Di pikiran seorang anak SD waktu itu, dokter adalah pekerjaan yang paling mulia di dunia. Setelah beranjak ke bangku SMP, aku sadar ternyata jadi Dokter itu emang keren dan mulia tapi prosesnya nggak gampang. Kuliahnya lama, butuh otak yang pintar di atas rata-rata dan biaya menempuh pendidikan dokter pun sangat mahal. Mengingat otak dan kemampuan finansial orangtuaku yang pas-pasan maka aku mencoret profesi dokter dari keinginan dan cita-citaku.

Setelah menghapus mimpi jadi dokter, aku mencoba merubah cita-cita ingin menjadi pengusaha. Aku pengen suatu saat nanti buka toko kue. Aku emang nggak bisa bikin kue, tapi aku suka makan kue. Mungkin cukuplah hobi makan sebagai modal awal :p