Duduk Paling Depan: cerita petugas lapas
Serasa Dunia Milik Berdua

Serasa Dunia Milik Berdua

Saya
Saya memutuskan menghapus isi postingan ini, karena ternyata banyak yang mengarah kepostingan ini dengan keyword c3r1t4 d3w4s@. Padahal tulisan saya tidak bermuatan kesana. Daripada malah saya kena dosa dan citra buruk untuk blog ini, jadi saya putuskan hapus isinya. Namun postingan tetap ada agar menghindari brokenlink.
Belajar Dari Anak Nakal

Belajar Dari Anak Nakal



Jaman sekolah dulu saya suka nggak habis pikir dengan anak nakal. Kenapa ya kok ada anak yang hobi melanggar aturan sekolah? Suka bolos, baju dipendek-pendekin, ngerokok di belakang kelas, nonton bokep di dalam  kelas (hayooo siapa yang begini), malakin anak-anak lain. Kok mereka nggak mikirin orang tua yang sudah capek-capek bayar sekolah, beliin buku, kasih uang saku, supaya mereka bisa mendapatkan pendidikan tapi malah dibalas dengan kenakalan mereka. 
Tips Lolos Seleksi Poltekip (Politeknik Ilmu Pemasyarakatan)

Tips Lolos Seleksi Poltekip (Politeknik Ilmu Pemasyarakatan)


Cerita Petugas Lapas balik lagi nih dengan kabar gembira. Saya akan bahas tentang Politeknik Ilmu Pemasyarakatan (Poltekip). Poltekip ini perguruan tinggi ikatan dinas di bawah naungan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).  Karena ini Perguruan Tinggi Ikatan Dinas, maka biaya selama perkuliahan ditanggung negara. Setelah lulus harus siap langsung menjadi abdi negara atau Calon Pegawai Negeri Sipil. 


Cerita Petugas Lapas : Sahabat Paling Setia

Cerita Petugas Lapas : Sahabat Paling Setia



Siapa sih yang nggak senang kalau punya sahabat setia. Setia dalam artian selalu ada untuk kita di saat kita senang ataupun susah. Nggak mesti setiap hari ada sih tapi senggaknya, sahabatlah yang siap menjadi garda terdepan untuk membantu kita di saat sulit. Sahabat juga yang merayakan keberhasilan kita bahkan melebihi diri kita sendiri. 

Tapi gimana kalau orang-orang yang kita anggap sahabat itu ternyata palsu? selalu ada disaat kita happy aja. Giliran kita kesusahan, semuanya berubah menjadi ninja dengan jurus menghilang secepat bayangan. 
Tipe-Tipe Pengunjung Lapas (Part 2)

Tipe-Tipe Pengunjung Lapas (Part 2)



Sudah dua bulan terakhir ini saya ditugaskan menjadi petugas pendaftaran layanan kunjungan di Lapas tempat saya bekerja. Awalnya saya pikir asik nih, kalau jadi petugas pendaftaran nggak mikir yang namanya laporan. Kalau jam layanan kunjungan habis, selesai kerja saya. Tapi ternyata nggak semudah itu juga. Namanya melayani masyarakat yang berkunjung itu berarti saya bertemu bermacam-macam orang dengan karakter yang beda-beda. Mulai dari yang ramah sampai yang bikin urut dada.

1. Nggak ada kartu identitas, tapi maksa mau masuk

Syarat utama setiap pengunjung yang mau membesuk narapidana itu harus ada kartu identitas. Satu rombongan cukup 1 ktp saja. Sering nih saya temui orang yang mau berkunjung tapi pas diminta ktpnya jawabannya nggak ada karena ketinggalan, sudah ngurus tapi  belum jadi karena dikorupsi ._.” , ktp hilang pas malam tahun baru, ada aja jawabannya.

Terus saya tanya dong ada kartu identitas yang lain nggak? SIM? STNK boleh juga deh yang penting ada data nama dan alamat lengkap.

Malah dijawab “nggak ada bu, BPJS boleh?”

Eh buset, dia kira disini Puskesmas? Ini LAPAS woi.

Lain hari malah ada yang bilang “ATM aja boleh nggak bu?”

Kalau bersedia ngasih sama PINnya baru saya bolehin.

Ada-ada aja nih kelakuan pengunjung, masak kartu identitas nggak dibawa kemana-mana.

2. Nggak percayaan

Ada hari-hari tertentu selain tanggal merah, kunjungan ditiadakan.  Biasanya kalau di lapas lagi ada acara. Pengumuman sudah ditempel di depan pintu. Tetap aja ada beberapa pengunjung yang nggak percaya.

“nggak bisa besuk ya, bu?”

“nggak bisa, itu ada pengumumannya”

“tolonglah  bu, kami pengen ketemu dari jauh”

“emang dari mana?”

“(nyebut nama tempat)”

“ya ampun, itu cuma sejam dari sini besok aja balik lagi”

Tetap lho mereka nunggu di depan, dikiranya kita petugas layanan kunjungan ini bohong. Zzzzz.

3.   Ngaku keluarga tapi nggak tahu nama lengkapnya

Salah satu prosedur berkunjung saya harus tanya nama warga binaan yang ingin dikunjungi. Harus nama lengkap karena banyak nama warga binaan yang sama atau mirip. Saya juga butuh datanya untuk diinput di aplikasi SDP. 

“yang mau dikunjungi namanya siapa bu?”

“mi”

“hah?”

“mi, namanya mi.

“masak mi doang bu? Mi goreng?”

“haduh saya nggak tahu nama lengkapnya, biasa manggil mi..mi gitu.”

“ibu nih siapanya?” mungkin cuma kenalan jadi maklum kalau nggak tahu.

“saya keluarganya. Bibinya”

“lah, kalau keluarga kok nggak tahu nama lengkapnya?!!*

KZL.




4. Manggil seenaknya

“Yuk, mau besukan”

“daftar besukan, nte (tante)”

“ besukan, kak. “

Padahal jelas-jelas saya pakai seragam dan lagi kerja, kenapa nggak “Ibu” aja sih?

5. Ngasih tanpa diminta

Nah, kalau pengunjung kayak gini nih menyenangkan. Kami petugas lapas dilarang keras untuk pungli (pungutan liar) pada pengunjung. Ada banner nomor pengaduan kok kalau memang ada pungli. Tapi sesekali ada pengunjung yang tanpa diminta ngasih gorengan, rambutan, mangga. Saya sudah bilang “nggak usah bu (tapi sambil nyiapin kresek)” tetap mereka ngasih. Kan nggak enak ya nolak rejeki 🤗.

Pernah juga ada yang ngasih uang. Sudah ditolak juga, tapi dia bilang “jangan ditolak ini bukan suap”. Ya udah sih kalau si bapaknya maksa, hehe. Saya jajanin deh uangnya ke Alfamart di depan Lapas.

Ingat ya, berkunjung ke LAPAS itu GRATIS. Kalau ada oknum yang minta jangan mau ngasih.


6.  Bohong

Setiap pengunjung juga ditanya saat pendaftaran bawa hp atau nggak? Kalau bawa jumlahnya berapa? Karena HP nggak boleh dibawa sampai ruang kunjungan, harus dititip di locker yang sudah disediakan.

Ada nih pengunjung yang ditanya jawabnya satu, pas diperiksa ternyata hpnya ada dua. Atau bilangnya nggak bawa hp pas diperiksa kedapatan 1 hp. Biasanya yang model begitu langsung “diusir” karena dari awal sudah kelihatan niat nggak baiknya.  Kalau di Lapas memang harus waspada, soalnya bisa saja barang terlarang masuk lewat pengunjung.

7. Saya kira laki tahunya perempuan

Ini baru aja kejadian kemaren, ada yang mau besukan dan ngasih KTPnya. Saya reflek mau nyapa “mau besuk siapa pak?” eh pas lihat KTPnya jenis kelamin perempuan. Habis gaya si ibu itu kayak laki-laki. Rambut pendek, pakai celana jeans dan jaket.

Karena nggak enak hati saya ulang lagi “mau besuk siapa, mba? 😬”

***


Gitu deh suka dukanya kerja di bagian layanan kunjungan, kudu sabar menghadapi aneka ragam jenis sifat orang. Apalagi kalau pengunjungnya lebih galak daripada petugas. Dih, kudu nyetok sabar banyak-banyak😓.

Ada juga yang kerja di bagian pelayanan masyarakat dan ngalamin kejadian lucu/aneh/unik? Share di kolom komentar ya.






Semua Orang Bisa Kuliah [Review Universitas Terbuka]

Semua Orang Bisa Kuliah [Review Universitas Terbuka]

pengalaman kuliah di Universitas Terbuka (UT)

Dulu saya nggak kebayang sama sekali bakal menjalani perkuliahan dengan status sebagai ibu rumah tangga dan seorang karyawati di Lapas. Mikirnya pasti rempong banget, euy. Dulu saya waktu single aja kuliah masih ada keteteran ketika dalam satu minggu tugas barengan datangnya, belum lagi kuis-kuis dan ujian. Maklum sih, saya nggak pinter-pinter banget jadi kalau belajar nggak bisa lama-lama. Kelamaan dikit otak berasap.

Cerita Petugas Lapas : Istri Tua dan Istri Muda

Cerita Petugas Lapas : Istri Tua dan Istri Muda

 
source : brilio.net


Saya seorang petugas lapas, kebetulan untuk beberapa bulan ini saya ditempatkan di bagian layanan kunjungan. Tugas saya mencatat data pengunjung seperti namanya, alamat, dan hubungannya dengan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang dibesuk. 

Dari pekerjaan saya ini ada cerita yang menggelitik. Jadi ada seorang ibu kita sebut saja bawang putih. Si ibu bawang putih ini setiap hari selalu membesuk suaminya di lapas.

Question & Answer setelah kelulusan CPNS Kemenkumham

Question & Answer setelah kelulusan CPNS Kemenkumham

Harus saya akui sih trafik blog saya cukup tinggi itu karena postingan saya tentang pengalaman jadi petugas lapas (polsuspas/sipir). Puncaknya saat tahap seleksi cpns Kemenkumham beberapa bulan lalu sampai setiap hari ada puluhan email dan DM yang masuk. Disela-sela waktu saya sebagai emak-emak rempong saya usahain jawab semuanya. Karena saya ingat jaman saya dulu nggak nemu blog yang bahas tentang pekerjaan sebagai petugas lapas, mau nanya langsung nggak ada keluarga/sodara/teman yang kerja di lapas.