√ Nggak Perlu Berbakat. - Duduk Paling Depan

Nggak Perlu Berbakat.



untuk sukses pada suatu bidang kamu nggak perlu berbakat, kamu hanya perlu berminat dan berlatih.” –El, 22th, menunggu diajak ke KUA-


Mantap banget kan quotes di atas? *udah iyain aja* 

Sering nggak kita kagum sama seseorang di bidang tertentu dan kita merasa dia sukses karena memang dia terlahir berbakat di bidang tersebut? Dulu saya pun berpikir begitu, misalnya penyanyi terkenal itu pasti karena dia terlahir dengan talenta suara yang merdu. Pembaca berita, pembawa acara, penyiar radio, mereka pasti terlahir dengan bakat public speaking yang keren.  Pebisnis sukses pasti karena dia terlahir dengan bakat dangang sampai-sampai pas lahiran dari dalam perut dia udah bawa-bawa kalkulator *ngaco*.

Tapi itu dulu sampai saya mengenali diri sendiri dan menemukan jawaban bahwa untuk menekuni suatu bidang, seseorang nggak perlu berbakat dia hanya perlu berminat dan berlatih. Saya tuh type yang kepo banget sama sesuatu kalau memang saya berminat pada hal itu. Misalnya waktu main instagram saat itu lagi hits banget yang jual jasa bikin ilustrasi dan bisa dijadikan kado untuk orang-orang tersayang. Saya pengen order waktu itu tapi ternyata cukup mahal meskipun saya sudah kerja tapi justru karena tahu rasanya cari duit sendiri itulah makanya ogah ngeluarin uang yang cukup untuk makan seharian cuma demi foto kita dibikin ilustrasi gitu. 

Alhasil dengan skill photoshop yang pas-pasan (untung dulu saya sempat ikut seminar pelatihan aplikasi editing photoshop) saya cari tutorialnya di google. Walau sudah browsing sana-sini nggak ada satupun tutorial yang hasilnya mirip kayak yang orang-orang jual jasa di Instagram itu. Daripada nggak mulai-mulai sayapun mencoba tutorial mengubah foto menjadi ilustrasi/vector/foto kartun. Hasilnya? Kacau abis. Saya mencoba menggunakan foto selfie diri sendiri dan jadinya mulutnya mencong, alisnya naik sebelah, warna kulitnya kecampur, jadi mirip hijaber kebanyakan main tinta. 

hasil pertama

Kapok? Nggak lah, saya malah ketawa-ketawa ngelihat hasilnya. Nggak mau foto diri sendiri yang Cuma jadi korban saya cobain foto sahabat-sahabat saya dan saya kirim ke mereka. Apa tanggapan mereka? “Haaaa, kok muka aku jadi kayak gituuu?” “Kok jadi lebih jelek dari aslinya? Hiks”.
Tapi ibarat kata mutiara “pantang pulang sebelum menang, pantang menyerah sebelum berhasil, pantang datang kenikahan mantan karena itu menyakitkan” maka saya hampir setiap hari sepulang kerja atau bahkan sambilan kerja kalau lagi nyantai (semoga nggak dibaca bos) ngutak ngatik photoshop.Itulah kenapa kita perlu menekuni bidang yang kita MINATI dan SUKAI, karena kalau kita suka mau ada hambatan gimanapun kita tetap enjoy dan nggak berhenti mencoba.

Alhamdulillaaah, lama-lama saya berhasil mencapai hasil yang mirip kayak yang dijual olshop-olshop di instagram *yeaaaayy*. Terus saya nggak sengaja juga lihat di instagram ada teman yang ternyata suka digital art juga yaitu siluet dan mozaik foto. Her name is Rara, saya ajukan ide ke Rara untuk membuat olshop yang menjual jasa kado unik. Dia setuju, modal bismillah dan kuota aja kami mulai bikin akun. Dulu namanya @rainart dan kita mulai dari followersnya Cuma saya dan rara. Kita mulai promosi lewat bbm, kita bikinin beberapa teman secara gratis dan mereka bantu iklankan lewat akun mereka. lama-lama ada juga yang order baik dari teman kita atau orang yang nggak kita kenal sama sekali. Waaa seneng banget rasanya bisa bantu orang lain bahagia dengan menjadi bagian dari pembuatan kado mereka, dibayar pula. Sekarang @rainart sudah berubah jadi @dokadoka2 dan sudah ada logonya. Followersnya pun sudah ribuan, dengan tidak sama sekali membeli followers.
sebagian hasil digital art saya

instagram @dokadoka2, difollow eaaa qaqaa


Saya pun sudah bisa membuat foto ilustrasi atau yang saya sebut photocartoon dengan waktu kurang lebih dua jam saja (tergantung fotonya juga) dibandingkan dulu saya butuh waktu tiga hari untuk menyelesaikan satu foto. Dulu saya juga ngadmin berdua dengan Rara, tapi sekarang sudah ada admin yang lain jadi benar-benar kebantu untuk ngeladenin customer disaat kita juga lagi sibuk.

Penghasilannya emang nggak sebesar gaji saya sebagai PNS, tapi seneng aja rasanya bisa menyalurkan hal yang saya suka dan dibayar. Uangnya pun lumayan untuk nutupin kalau saya lagi tanggal tua dan belum gajian *makanya jangan borooos, hiks*. 

Nah dari pengalaman pribadi inilah saya sekarang percaya bahwa kita nggak perlu punya bakat untuk menekuni suatu bidang. Kita hanya perlu BERMINAT. Karena berawal dari tertarik kita dan suatu bidang, kita akan punya minat untuk mendalami bidang tersebut dan kita akan menikmati proses berlatih sampai kita menjadi mahir. Coba deh baca-baca biografi orang sukses, mereka pasti bilang awalnya tertarik pada bidang tersebut, menekuninya dan berhasil. Kalau ada orang yang punya bakat di bidang yang dia minati? Wah itu mungkin jadi jalan yang lebih cepat bagi dia untuk menuju kesuksesan. Tapi hal yang mau saya tekankan disini, kita mungkin nggak terlahir berbakat seperti yang kita kira namun saya yakin Tuhan sudah kasih kita fisik dan akal untuk digunakan sebaik mungkin. Ikuti insting kita, apa yang kita suka dan kita dalami terus hal yang kita suka sampai kita bisa. 

gimana sih menyadari bahwa kita berminat sama sesuatu?”

Untuk menjawab pertanyaan tersebut saya coba kasih contoh kasus. Misalnya kita lagi jalan-jalan ke mall, kita lihat ada pertunjukan sulap disana. Terus kita ngomong di dalam hati “Gilaaak keren, gimana caranya tuh? Sampe rumah nanti gue  mesti cari tahu caranya.” Nah akhirnya sampai rumah kalian buka youtube untuk cari video trik sulap dan browsing apa aja tentang sulap, mengumpulkan artikel sulap, daftar di klub Sulap. Intinya ketika hati kamu tertarik dengan suatu bidang itu dan adanya kecenderungan pengen mencoba maka kamu bisa dibilang berminat sama hal tersebut. Beda ya kalau orang yang nggak berminat, misalnya nih saya sudah sering nonton pertunjukan sulap dan terkagum kagum memang dengan trik-trik pesulap tersebut tapi saya nggak ada keinginan sama sekali untuk belajar sulap. Adanya sih keinginan belajar mencintai kamu *eaaaa* 

Nggak Cuma dibidang photoshop dan mengedit foto saja, saya juga menemukan teori tentang minat ini melalui pengalaman saya yang tertarik dengan bidang public speaker dan bikin-bikin kue. Dari awalnya cuma tertarik tapi nggak bisa, belajar terus eh jadi bisa *tepuk tangan* saya nggak akan berhenti sampai disini dan masih curious sama bidang apa lagi yang yang bikin saya tertarik untuk mempelajarinya.

So, jangan pernah berfikir bahwa kita nggak akan sukses hanya kita nggak berbakat, sekali lagi saya bilang kamu hanya perlu BERMINAT dan BERLATIH ditambah BERDO'A juga jangan lupa. 

Terus... kapan kamu berminat nikahin aku? *ehem*  


*end*




Get notifications from this blog

5 comments

  1. Aiiihh sis kamyu keren bangetttttt!!!
    Bener banget, ga perlu bakat Dari lahir, yang penting kemauan Dan latihan. sama kaya quotesnya Einstein yg bilang bakat itu cuma 1% sisanya usaha Dan kemauan!!!

    Makasih ya udah mampir ke blog wp ku ttg pregnancy. Seneng banget ada reader baru.
    Semoga lancar ya nikahannya. Menghitung hari ya? Awas loh biasanya cepet esmosian kalo ud mau hari H. Semoga lancar yaaa.

    Aku suka loh ama postingan dikau yang ini.
    Eh mau diendorse ga? Huahahaha kesempatan.

    Nice to meet you via blog.

    Akuratu.com
    Caman36.WordPress.com

    ReplyDelete
  2. tulisannya sangat menarik, cukup sederhana namun sarat makna :D

    ReplyDelete
  3. Hmm jadi lebih muantappp nih untuk kedepannya, ahi hi hi.

    ReplyDelete
  4. Kereeennn dan bagus art nya. Klo mau jane ya tinggal gali terus potensi minatnya apa ya, baca ini sambil 'ngaca' nyari minatku sbnrnya apa yg potensial utk dikembanglan lebih lanjut. *sigh*

    ReplyDelete
  5. Banyak yang bilang aku enggak bakat jadi ibu rumah tangga. Masak, nyuci, ngemong, dll. Nyatanya, selama ini aku juga di rumah. Sehari-hari masak, nyuci beres2 enggak ada art, bahkan momong anak. Mungkin bakat itu bisa kita kalahkan dengan niatan, kebutuhan dan juga... keadaan. Hihihi.

    ReplyDelete