Duduk Paling Depan: March 2014
Malam Begitu Panjang

Malam Begitu Panjang

Malam begitu panjang rasanya
Saat rindu bertemu dengan penantian

Kelabu hitam melumat kegelisahan
menjadikan malam bertambah pekat

Angin tak pernah sesedih ini,
Ku dengar lirih suaranya mengalun membelai pipi

Malam begitu panjang, sayang
Saat embun menyentuh lembut dedaunan di dahan
Aku merasa kau juga ada disana
Di balik bulan, malu-malu kau menatapku dengan mata yang sayu.

Malam ini begitu panjang, sayang.
Meninggalkan kenangan yang tak lekang. 
Cerpen : Pertemuan Empat Belas Tahun

Cerpen : Pertemuan Empat Belas Tahun



PERTEMUAN EMPAT BELAS TAHUN
Oleh : DudukPalingDepan

Pagi itu Agung melaksanakan pekerjaan rumah seperti biasa. Agung sudah terbiasa bangun jam empat subuh dan bergegas mengangkut air dari sumur belakang untuk memenuhi bak mandi. Tugas Agung bukan hanya mengangkut air tapi juga mencuci baju, mencuci piring, menyapu lantai, merebus air dan memasak. Pekerjaan rumah yang pada umumnya dilakukan ibu rumah tangga harus dilakoni oleh anak yang baru berumur empat belas tahun.
Agung ikhlas melakukan semua pekerjaan rumah tersebut. Karena hanya itu yang bisa dia lakukan untuk meringankan beban bapak. Agung ingin sekali membantu bapak mencari uang, tapi bapak bilang Agung harus fokus terhadap sekolahnya, dia tidak boleh menjadi seperti bapak.
"Mengapa Pendidikan Itu Penting?" Sosialisasi pendidikan di SMA 3 Tanjung Jabung Timur.

"Mengapa Pendidikan Itu Penting?" Sosialisasi pendidikan di SMA 3 Tanjung Jabung Timur.

Lima tahun tinggal di Nipah panjang (Tanjung Jabung Timur, Jambi) menciptakan banyak kenangan yang tak terlupakan ^_^ Terutama tentang sekolah. Sekolah menjadi tempat yang menyenangkan dengan guru-guru yang menginspirasi dan teman-teman yang solid. Sayangnya, ketika udah pindah dari Nipah Panjang untuk melanjutkan SMA di kota Jambi, saya malah mendengar kabar miris dari teman-teman di Nipah.

"Ein, tau dak si A dak nyambung SMA karena mau nikah. di jodohin"

"eh, si  C dak lanjut sekolah katonyo mau nikah" "ha? dijodohin?" "Bukan. emang maunyo deweklah"

Ada juga kabar teman yang nggak lanjut sekolah karena faktor ekonomi. Pun ketika saya dan teman-teman melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, saya mendapat kabar yang serupa bahwa banyak teman-teman di Nipah tidak melanjutkan pendidikan dengan alasan yang sama.

Berangkat dari kabar tersebut saya mengajak teman-teman saya yang asli anak Nipah yang sedang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi untuk mengadakan sosialisasi di sekolah-sekolah di Nipah Panjang. Karena menurut kami, anak-anak itu hanya kurang informasi dan motivasi. Jika mereka dibantu dibukakan akses informasi dan diberikan motivasi saya yakin sedikit banyak pola pikir mereka tentang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi akan berubah ke arah yang lebih baik.

Jadilah tanggal 26 februari 2014 yang lalu, saya dan teman-teman mengadakan sosialisasi di SMA N 3 Nipah Panjang, Tanjabtim.

Alhamdulillah pihak sekolah menyambut kegiatan ini dengan baik dan berharap alumni SMA ini akan mengadakan acara ini setiap tahun. Alhamdulillah lagi, meski acara ini dipersiapkan dengan waktu yang singkat sehingga masih banyak kekurangan disana-sini namun berjalan lancar dan baik.

Ridwanto lagi ngasih sambutan sebagai perwakilan alumni SMA 3 Tanjabtim.


Aku sendiri menjadi pembicara di acara sosialisasi ini. Padahal kalau dipikir-pikir aku ini siapa ._.
bukan Alumni SMA ini, bukan pula asli orang Nipah, tidak berlatar belakang pekerjaan di bidang pendidikan. Dengan bekal seadanya dari buku-buku yang pernah aku baca, dari pengalaman sewaktu lulus SMA dan mau melanjutkan ke perguruan tinggi, dari pengalaman lulus tes cpns tanpa uang pelicin, dengan modal public speaking seadanya, Alhamdulillah aku bisa.



Kurang lebih satu setengah jam berbicara di depan mereka, melakukan interaksi tanya jawab, memberikan selingan candaan, aku berharap sedikit banyak apa yang aku sampaikan masuk ke dalam pikiran dan hati mereka.

Dalam sosialisasi itu aku menyampaikan tentang betapa pentingnya arti pendidikan yang tidak hanya sebatas nilai di atas kertas, namun pengaplikasian ilmunya yang berguna untuk masa depan mereka kelak. Pekerjaan yang layak, pandangan yang baik di tengah-tengah masyarakat, dan tentu saja akan menjadi kebanggaan dari orang tua yang sudah susah payah mencari rizki demi pendidikan mereka.

Selain itu, melalui sosialisasi ini mereka tahu bahwa untuk kuliah ada cara agar tidak menyusahkan orangtua. Ada banyak sekolah tinggi ikatan dinas yang disediakan pemerintah untukanak-anak yang mempunya kemampuan dan kompetensi yang baik. Selain tidak dipungut biaya perguruan tinggi ikatan dinas ini juga biasanya menjamin setiap lulusannya akan mendapatkan pekerjaan yang layak baik sebagai pegawai kontrak ataupun pegawai negri. Dengan syarat mereka harus giat belajar dan berlatih, karena biasanya sekolah kedinasan ini memberikan begitu banyak syarat dan kriteria dalam memilih peserta didik yang terbaik. Hal yang wajar mengingat jaminan yang akan diberikan :)

Dalam sesi tanya jawab, meski malu-malu mereka sudah mulai menampakkan antusiasnya. Di akhir sosialisasi mereka mengisi angket yang sudah panitia siapkan. Angket sederhana tentang biodata mereka dan alasan kenapa mereka ingin/tidak melanjutkan pendidikan.
Hasil angket tersebut 90% dari mereka akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena selain mengejar cita-cita juga ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus dan membahagiakan kedua orangtua. 5% masih bimbang ingin melanjutkan atau tidak. 5% sisanya mengaku tidak akan melanjutkan pendidikan karena faktor ekonomi orangtua :(

Well, apapun itu segala keputusan ada di tangan mereka. Mereka sendiri yang berhak menentukan nasib masa depannya. Kami, panitia sosialisasi ini hanya berupaya memberi informasi dan motivasi. Setidaknya ada tindakan yang kami lakukan daripada sekedar hanya gumamam keprihatinan.

Aku mau ngucapin terimakasih pakek banget sama temen-temen yang sudah support ide ini. Kalian emang sahabat luar biasa, dari jaman SD-SMP-SMA-Kuliah selalu kompak membantu satu sama lain meski kadang kita disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Untuk wak Len yang menampung aku selama di Nipah, untuk Miss Rahma (Guru SMA 3) yang udah banyak support dan kasih masukan, untuk pihak SMA 3, untuk semua temen-temen alumni SMA 3 ataupun bukan yang datang hari itu, makasih yaaaaaa. Malaikat tidak akan luput mencatat semua kebaikan kalian :) 

aku (yang jilbab ungu) bersama teman-teman alumni, relawan dan perwakilan anak kelas XII.

26 februari 2014, pengalaman yang berharga untuk seorang Enny Luthfiani. Meskipun yang aku lakukan ini nggak nyambung sama pekerjaan sebagai Polsuspas, tapi aku ngerasa bahagia. Meski harus menempuh perjalanan empat jam dan pinggang udah pegel tapi semua terbayar tuntas ketika bertemu teman-teman dan anak-anak SMA di Nipah panjang. Aku terlanjur jatuh cinta pada dunia pendidikan meski kenyataan pekerjaan ada di dunia hukum.